Benua Atlantis yang Hilang itu ternyata Indonesia

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

atlantis-indonesia-map-3.jpg MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu
mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan
Atlantis?
Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi
berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa,
pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian
permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang
hilang atau Atlantis.
atlantis-indonesia-map.jpgPenelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato‘s Lost Civilization (2005). santos-atlantis.jpgSantos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah Nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saaitu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantaibenua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, ”Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat  mengatasinya. ***
Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law
(IISL), Paris-Pranc
is
Benua Atlantis &
Peradaban Awal Umat Manusia
Ada di Indonesia ?

Pengantar

JAKARTA, Republika, Sabtu, 18 Juni 2005
– Para peneliti AS menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia. Hingga kini cerita tentang benua yang hilang ‘Atlantis’ masih terselimuti kabut misteri. Sebagian orang menganggap Atlantis cuma dongeng belaka, meski tak kurang 5.000 buku soal Atlantis telah ditulis oleh para pakar.
Bagi para arkeolog atau oceanografer moderen, Atlantis tetap merupakan obyek menarik terutama soal teka-teki dimana sebetulnya lokasi sang benua. Banyak ilmuwan menyebut benua Atlantis terletak di Samudera Atlantik.
Sebagian arkeolog Amerika Serikat (AS) bahkan meyakini benua Atlantis dulunya adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land, suatu wilayah yang kini ditempati Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sekitar 11.600 tahun silam, benua itu tenggelam diterjang banjir besar seiring berakhirnya zaman es.

”Para peneliti AS ini menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia,” kata Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Umar Anggara Jenny, Jumat (17/6), di sela-sela rencana gelaran ‘International Symposium on The Dispersal of Austronesian and the Ethnogeneses of the People in Indonesia Archipelago, 28-30 Juni 2005.
Kata Umar, dalam dua dekade terakhir memang diperoleh banyak temuan penting soal penyebaran dan asal usul manusia. Salah satu temuan penting ini adalah hipotesa adanya sebuah pulau besar sekali di Laut Cina Selatan yang tenggelam setelah zaman es.
Hipotesa itu, kata Umar, berdasarkan pada kajian ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang arkeologimolekuler. Tema ini, lanjutnya, bahkan akan menjadi salah satu hal yang diangkat dalam simposium internasional di Solo, 28-30 Juni.
Menurut Umar, salah satu pulau penting yang tersisa dari benua Atlantis — jika memang benar — adalah Pulau Natuna, Riau. Berdasarkan kajian biomolekuler, penduduk asli Natuna diketahui memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua.
Bangsa Austronesia diyakini memiliki tingkat kebudayaan tinggi, seperti bayangan tentang bangsa Atlantis yang disebut-sebut dalam mitos Plato. Ketika zaman es berakhir, yang ditandai tenggelamnya ‘benua Atlantis’, bangsa Austronesia menyebar ke berbagai penjuru.
Mereka lalu menciptakan keragaman budaya dan bahasa pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo cepat yakni pada 3.500 sampai 5.000 tahun lampau. Kini rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.
Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Harry Truman Simanjuntak, mengakui memang ada pendapat dari sebagian pakar yang menyatakan bahwa benua Atlantis terletak di Indonesia. Namun hal itu masih debatable.
Yang jelas, terang Harry, memang benar ada sebuah daratan besar yang dahulu kala bernama Sunda Land. Luas daratan itu kira-kira dua kali negara India. ”Benar, daratan itu hilang. Dan kini tinggal Sumatra, Jawa atau Kalimantan,” terang Harry. Menurut dia, sah-sah saja para ilmuwan mengatakan bahwa wilayah yang tenggelam itu adalah benua Atlantis yang hilang, meski itu masih menjadi perdebatan.
Dominasi Austronesia Menurut Umar Anggara Jenny, Austronesia sebagai rumpun bahasa merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah manusia. Rumpun ini memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Bahasa tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.
”Pertanyaannya dari mana asal-usul mereka? Mengapa sebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam 3500-5000 tahun yang lalu. Bagaimana cara adaptasinya sehingga memiliki keragaman budaya yang tinggi,” tutur Umar.
Salah satu teori, menurut Harry Truman, mengatakan penutur bahasa Austronesia berasal dari Sunda Land yang tenggelam di akhir zaman es. Populasi yang sudah maju, proto-Austronesia, menyebar hingga ke Asia daratan hingga ke Mesopotamia, mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan peradaban. ”Tapi ini masih diperdebatan
the true history of atlantis



Note: The cataclysms of fire and water of worldwide extent of which we speak in this essay are strictly scientific. They are widely attested in the geological record, being generally accepted by modern Geology. So are the massive extinctions of all sorts of species, and particularly of the large mammals which took place at the end of the Pleistocene Ice Age, some 11,600 years ago. Some 70% of the former species of great mammals which existed in the former era became extinct then, including, in all probability, two species of humans, the Neandertals and the Cro-Magnons, which became extinct more or less at this epoch.
Only the mechanism for the end of the Pleistocene Ice Age — which is a certain fact, but is so far unexplained by Science — is new and our own. We propose that this dramatic event was caused by a huge explosion of the Krakatoa volcano (or perhaps another one), which opened the Strait of Sunda, separating the islands of Java and Sumatra, in Indonesia.
[FOOTNOTE: This text was written some ten years ago, and is only now being revised and updated (Jan. 2002). Many of its finds and predictions have recently been empirically confirmed by Science since, then. One such is the dramatic confirmation of the existence of a now sunken giant continent to the south of Southeast Asia and China, precisely as predicted by ourselves. This confirmation was obtained by the spy satellites of NASA an NOAA, and was only recently declassified, as we comment in this site. Moreover, as we now discuss, its shape and features are precisely the ones predicted by ourselves on entirely different grounds (bathymetric soundings).
Another important fact was the discovery that the date of the cataclysm which caused the end of the Pleistocene Ice Age — very probably a Heinrich Event, as is fast becoming clear — was not only sudden and brutal, but occurred at the date stipulated by Plato, that of 11,600 years ago. So, it seems the old philosopher was right after all, despite the fact that scientists still adamantly refuse to believe in the reality of the Flood cataclysm. The nature of the cataclysm which caused the end of the Pleistocene Ice Age — the Heinrich Events just mentioned — also seem to be the result of the events preconized by ourselves some 20 years ago, that is, the result of giant maritime invasions caused by giant tsunamis, themselves caused by explosive supervolcanic eruptions, as discussed in this text.
Scientists have not yet realized the real cause of Heinrich Events, but I am sure they soon will, when they realize the utter impossibility of the mechanism now held to have been responsible for them: the breaking open of giant lakes dammed by the glaciers themselves. As some geologists of note have remarked, this damming is impossible for several good reasons, one of them the lack of mechanical resistance on their part. The reduction of glacier albedo by soot deposition has also been proposed as a possible cause, just as we predicted it would be. In other words, though no prophets, our predictions turned out to be quite accurate. In fact, they are obvious on hindsight, since they are so logical. And they are, though non-canonical, all strictly scientific, as I am a professional scientist myself, and quite used to doing science, conventional or not. In time, my theory will create a new paradigm for both Science and Religion that seems to be on the coming for this new millennium of ours. It is a bit poignant, however, to be some sort of Cassandra, fated to be disbelieved by one and all, despite the correctness of my prophecies. Domine, non sum dignus.]
This giant explosion is widely attested in all sorts of myths and traditions such as those concerning Atlantis and Paradise, indeed located in this region of the world. It is universally remembered as the explosion of the Mountain of Paradise (= Mt. Krakatoa, Atlas, Sinai, Zion, Alborj, Qaf, Golgotha, Meru, etc.) and of the deluge it caused, of which they all speak obsessively as the Universal Flood and the Universal Conflagration.
tsunami-krakatoaThe explosion of Mt. Krakatoa caused a giant tsunami, which ravaged the lowlands of Atlantis and Lemuria. It also triggered the end of the last Ice Age by covering the continental glaciers with a layer of soot (fly ash) which precipitated their melting by increasing the absorption of sunshine. The giant tsunami it caused also resulted in a maritime invasion of the continents surrounding the Pacific region and, above all, of the Antarctic region. The result was that the glaciers were floated by these invading waters and carried back to the ocean, when these waters returned to it. This process has recently been confirmed by geological and oceanographic research, and is called Heinrich Events. These are associated with the cataclysm end of the Pleistocene Ice age, and are sudden and brutal.
imageskutubselatanThe meltwaters of these glaciers — covered by soot or carried off as glaciers and banquises — flowed into the oceans, raising sea-level by about 100-150 meters. This huge rise in sea level created tremendous strains and stresses in the crust of the earth due to the extra weight on the seafloor and the isostatic rebound of the continents, alleviated of the colossal weight of the mile-thick glaciers which formerly covered them. The crust then cracked open in the weak spots, engendering further volcanic eruptions, and further earthquakes and tsunamis which fedback (positively) the process, furthering it to completion. The result was the dramatic end of the Pleistocene Ice Age and the so-called Quaternary Extinctions which we mentioned above.
introduction
All nations, of all times, believed in the existence of a Primordial Paradise where Man originated and developed the fist civilization ever. This story, real and true, is told in the Bible and in Hindu Holy Books such a the Rig Veda, the Puranas and many others. That this Paradise lay “towards the Orient” no one doubts, excepting some die-hard scientists who stolidly hold that the different civilizations developed independently from each other even in such unlikely, late places such as Europe, the Americas or the middle of the Atlantic Ocean. This, despite the very considerable contrary evidence that has developed from essentially all fields of the human sciences, particularly the anthropological ones. It is mainly on those that we base our arguments in favor of the reality of a pristine source of human civilization traditionally called Atlantis or Eden, etc..
[FOOTNOTE: We emphasize, once again, that our theory, though superficially reembling those of the Theosophists, the Velikovskians, Pole-Shiftists and son, has nothing to do with them, as they are all strictly scientific and founded on actual fact, rather than on religion or Tradition alone. Theosophists derive their wisdom from Mme. Blavatsky, a Russian lady who, in the 1860's moved to India, where she founded the theosophical Society, which had a considerable following among the intellectuals of the time. Blavatsky was an extremely intelligient person, and soon amassed an immense mass of knowledge of Hindu and other esoteric tradition, which she published in books such as The Secret Doctrine and the Veil of Isis, which became extremely popular, even today. But her writings seem an undigested version of the esoteric doctrines of Buddhism, Hinduism, and other religions and Occult doctrines,mingled to some pseudo-science which she obtained from the geological textbooks of the time, which would allprove wrong in the course of time.
Pole Shift is sheer unscientific bumcombe that holds no water. It is impossible on both physicaland geological grounds, as we explain elewhere in detail. These ideas were originally ppularized by Charles Hapgood, and survive in writers such as John White and Graham Hancock. Rather than scientists, these authors are journalists, whose specialty is precisely rendering palatable to the public what are usually government lies and propaganda. White has — as indeed most such proponents of the theory, Hapgood included — publicly recanted from his former views on PoleShift, which henow recognizes as an unscienific concept. We hope Graham Hancock will soon do the same, particularly because he now dropped his proposalof an Antarctic Atlantis, in favour of our own hypothesis of a Far Eastern one.
Velikovsky is another unusual character. A Russian Jew and an emigré to the US, his books became the delight of all inquisitive persons who, in the 1950's,were discontent with the obscurities of Academic Science. Among these, I should be counted, as his books opened my eyes to the inconsistencies of theories such as Darwin's Uniformitarian Geology and his theory ofEvolution, based on precisely this false premise. The problem of Velikovsky was taking the catastrophic events he proposed as the literal truth. Moreover, as an orthodox Jew, Velikovsky also believed the dates and events of the Bible — ridiculously small by geological standards — to be actual facts which should be implicitly believed by all. Of course, most of his proposals proved to be false, excpt insofar as Catastrophism seems indeed to be one important feature not only of Evolution, but also of geology, in contrast to what Drawin and Lyell so emphatically argued. But his books — like the ones of Blavatsky and even Graham Hancock are a good read even today, as long as they are considered what they indeed are: pleasant Sci Fi, based on ill-digested pseudo-Science.
It was in the Orient, and beyond, that agriculture (of rice and grains) and animal domestication were invented. These two crucial inventions allowed Man's fixation to the soil, and the resulting prosperity led to civilization and the founding of the first cities. It is exactly this fact that is related in the Bible, that attributes the foundation of the first city — called Henok or Chenok, ("the Abode of the Pure", in Dravida) — to Cain (Gen. 4:17). This end at the completion of its allotted time is what is meant by Henok's lifespan of "365 years".
This name ("Pure Land") of the very first of all cities is the same in Hindu traditions (Shveta-dvipa, Sukhavati, Atala, etc.). Even in the Amerindian traditions, Yvymaraney "the Land of the Pure", is the legendary birthplace of the Tupi-Guarani Indians of Brazil, just as Aztlan is the land of origin of the ancient Aztecs of Mexico, and Tollán is the one of the Mayas of Yucatan. Man — or, more exactly, the anthropoid simians that were our ancestors — in fact arose in Africa some 3 million years ago. But these anthropoids soon spread all over Eurasia and beyond, reaching the Far Orient and Australia, inclusive, by about 1 million years ago or even more.
indonesia, the site of eden
It was in Indonesia and the neighboring lands that Man, after emigrating from the semi-desertic savannas of Africa, first found the ideal climatic conditions for development, and it was there that he invented agriculture and civilization. All this took place during the Pleistocene, the last of the geological eras, which ended a scant 11,600 years ago. Though long by human standards, this is but a brief moment in geological terms.
The Pleistocene — a name which is Greek for "most recent" — is also called Anthropozoic Era or Quaternary Era or, yet, the Ice Age. During the Pleistocene and, more exactly, during the glacial episodes that happened at intervals of about 20 thousand years, sea level was about 100-150 meters (330-500 feet) below the present value. With this, a large coastal strip — the so-called Continental Platform (with a width of about 200 km = 120 miles) — became exposed, forming land bridges that interconnected many islands and regions.
The most dramatic of such exposures took place in the region of Indonesia, precisely the spot where humanity first flourished. The vast expansion of the South China Sea then formed an immense continent, indeed "larger than Asia Minor and Libya put together". This is, as we shall see below, precisely what Plato affirms in his discourse on Atlantis, the Critias.
With the end of the Pleistocene Ice Age, the immense glaciers that covered the whole of the northern half of North America and Eurasia melted away. Their waters drained to the sea, whose level rose by the estimated amount of about 100-150 meters quoted above. With this rise, Atlantis sunk away and disappeared for good, along with most of its population, which we estimate, based on Plato's data, at about 20 million people, huge for the epoch in question.
eden was the same as lemurian atlantis
More exactly, this sunken continent was Lemurian Atlantis, the larger of the two Atlantises mentioned by Plato. Lemuria was the vast prairie which the Greeks called Elysian Fields and which the Egyptians named "the Field of Reeds" (Sekhet Aaru) or, yet, "the Ancestral Land" (To-wer), the overseas Paradise where they formerly lived, in Zep Tepi ("Primordial Time"). The sunken continent became the Land of the Dead, the dreadful, forbidden region where no mariner ever ventured to go, for it was "the Land of No Return".
Interestingly enough the name "Ancestral Land" (or Serendip) is precisely the Dravidian name of Taprobane (Sumatra), the island where the Hindus placed their pristine Paradise, likewise sunken in a cataclysm. The gloomy, pestilential place that remained above the water was named Sheol ("Hell") by the Jews, and, in the spared spots, "Island of the Blest" (Makarion nesos) or Hades by the Greeks, Amenti or Punt by the Egyptians, Dilmun by the Mesopotamians, Hawaiki by the Polynesians, Svarga by the Hindus, and so on.
The Celts — whose legends are perhaps the best recollection of the sunken golden realm — called the place Avallon, Emain Abbalach or, yet, Ynis Wydr ("Island of Glass"). They also associated the eerie place with the Holy Grail and the resurrection of their dead heroes, as we detail in other, forthcoming articles of ours. And we already mentioned above the Yvymaraney of the Tupian Indians of Brazil, or the Aztlan or Aztatlan of the Aztecs of Mexico, or the Tollán of the Mayas of Yucatan, the submerged land from which these Indians were obliged to flee, when it sunk underseas, disappearing forever.
the seminal exodus
The greatest of all Lemurian colonies was Atlantis, founded in India, already during the heydays of Lemuria, and which, in time, reached the apex of human grandeur. Atlantis and Lemuria had prospered for a full zodiacal era (2,160 years), when the great cataclysm destroyed their common world, at the end of the Pleistocene, some 11,600 years ago.
The scant survivors of the cataclysm that sunk Lemuria away were forced to flee their destroyed Paradise, moving first to India, the site of Atlantis, which had been spared in its northern, loftier portion. But the global catastrophe had also caused the end of the Pleistocene Ice Age, and the melting of the Himalayan glaciers caused huge floods of the rivers of Asia, rendering the region unfit for human habitation. These floods ravaged this remainder of Atlantis, already greatly destroyed by the original cataclysm, the giant conflagration of the Indonesian volcanoes and the huge tsunamis they caused, as well as by the plague that ravaged their country in their wake.
Again, this doomed people was obliged to flee, emigrating, along the ensuing millennia, to remote places such as Egypt, Mesopotamia, Palestine, North Africa, Europe, North Asia, the Near Orient and even Oceania and the Americas. Some came on foot, in huge hordes like those of the Israelite exodus. Others came by ship, like Noah in his Ark or Aeneas with his fleet, to found the great civilizations of the ancient world.
The great civilizations that we know of, in the Indus Valley, in Egypt, in Mesopotamia, Asia Minor, Greece, Rome, Mexico and even the Americas were all Atlantean colonies founded by the survivors of the cataclysm that destroyed the twin Paradises of Atlantis and Lemuria. These colonists, of course, attempted to recreate their Eden in their new homeland.
The newcomers named each topographical feature after the archetypes of the pristine abode just as immigrants will do the same nowadays. Such is the reason why we keep finding vestiges of Atlantis everywhere, from Brazil and North America to Spain, Crete, and even Africa and North Europe. All these ancient civilizations spoke of Civilizing Heroes such as Manu, Noah, Aeneas, the Oannés, Hotu Matua, Quetzalcoatl, Kukulkan, Bochica and, of course, Atlas and Hercules, the omnipresent Twins that founded civilizations everywhere.
the reality of the civilizing heroes
Interestingly enough, the only place so far unclaimed among the literally hundreds of sitings of Atlantis is Indonesia. Of course, no solid evidence of the existence of Atlantis and, even more so, of Lemuria, has ever been found. The reason for this absence is easy to explain: the experts have all been searching Atlantis in the wrong sides of the world.
The legends of all peoples tell of Civilizing Heroes, Angels, Gods, or even Demons and Monsters who were their civilizers and who taught them religion, law, agriculture, metallurgy and the alphabet. These are the Fallen Angels, the same all too human heroes who fell desperately in love with the beautiful native girls, the Daughters of Man (Gen. 6). These fallen gods were not Astronauts, nor Sprites, but saintly men who came as missionaries from Atlantis. How else could they mate with human females and breed children?
The mysterious "Sons of God" (ben Elohim) of Gen. 6 are precisely the same ones identified by Plato with the Atlanteans. Their sin with the Daughters of Men — and, more probably, the rejection and enslavement of their hybrid offspring — led to the Flood. This is indeed the mysterious Original Sin that resulted in the destruction of Paradise (Atlantis) and the Fall of Man. This sin is the one ritually "washed" by the Baptism, itself an allegory of the Flood, as St. Jerome and other Church Patriarchs explicitly acknowledge.
Plato quotes precisely this cause for the destruction of Atlantis by God (Zeus) in his (unfinished) dialogue on Atlantis, the Critias. And the same story, in allegorized form, is also told by Homer concerning the Phaeacian "Sons of God". It also figures in the Celtic myths concerning Mererid, the sinful daughter of King Gradlon, whose scabrous conduct led to the sinking of the land of Ys. So, in the Americas (Bochica, etc.) and elsewhere.
If we read the Bible attentively, we note that it also speaks of two creations, exactly as Plato also tells of two different Atlantises (cf. Gen. 1 and 2). Moreover, the Bible also tells of two destructions of the world by the Deluge. These two different narratives are quaintly embroidered on each other in Gen. 6, and comprise the Elohist and the Jahvist accounts of the Flood, which relate two visibly different events.
the bible is right after all
We see, then, that the tradition (or traditions) narrated by Plato exactly coincides with the Biblical lore. Moreover, as we said above, the two traditions also exactly agree with the prehistoric events observed in the geological and the archaeological records. And, when we trace the worldwide legends to their source, we always end up in India and Indonesia, the two Atlantises of legend, no matter where we start from.
In truth, continents don't sink. It is the sea that rises, flooding entire continents, as it did in Lemurian Atlantis and, to a great extent, in the Indus Valley, the site of the second Atlantis. Relativists will say that both events — sea level rise and continental sinking — are one and the same thing, at least from the point of view of the observers. But geologists will hotly debate the issue, and claim, as they have long done, that actual sunken continents are a geological impossibility. It is all a matter of perspective, of relativistic illusion. But the best ancient sources — say, for instance that magnificent Hindu saga, the Mahabharata — speak of sea level rising rather than of continents sinking.
the elusive sunken continent revealed
However, anyone who inspects a chart of the oceanic bottoms in the region of Indonesia such as the Ice Age Map of Indonesia shown in Fig. 1 below, will readily concede that the South China Sea encircled by Indonesia indeed formed a continent during the last glaciation, which ended some 11,600 years ago. This chart clearly shows the sunken continent of Lemurian Atlantis in Indonesia, as well as the extensive sunken strip of Indian Atlantis at the Indus Delta.
The map leaves no room for doubt about the reality of what we are affirming concerning Lemurian and Indian Atlantis, one almost wholly sunken, and the other sunken to a very considerable extension. We remark that this map — in contrast to most others presenting proposed sites for Atlantis and/or Lemuria — is purely scientific, rather than an invention of ours or of others. It is based on the detailed geophysical reconstruction of the seafloors in the region in question, and portrays the areas of depth under 100 meters, which were obviously exposed during the Ice Age, when sea level dropped by that amount and even more.
In fact, several strictly scientific, similar maps exist, and can be seen elsewhere, inclusive in the Internet. One of these maps, was published in the National Geographic Magazine (vol. 174, No. 4, Oct. 1988, pg. 446-7) and is reproduced, for comparison, in Fig. 2 below. It shows the world as it was some 18,000 years ago, at the peak of the last glaciation of the Pleistocene Ice Age. As can be seen, this map corresponds quite closely with ours, shown in Fig. 1.
In particular, please note the huge chunk of land, of continental dimensions, to the south of Southeast Asia, and which became sunken when sea level rose, at the end of the Pleistocene. Another sizable piece of land in the Indus Delta, the site of the second Atlantis, also disappeared likewise, at that occasion. No other regions of the world display a similar event, including the Americas (not shown). The conclusion is that Atlantis, if Plato was in fact speaking truthfully, could only have been located in that region of the world.
As both maps above show, a huge extension — of continental size — prolonged Southeast Asia all the way down to Australia. This continental-sized land was indeed "larger than Asia [Minor] and Libya [North Africa] put together”, exactly as Plato affirms. It is seen to have been about two or three times larger than continental-sized India. It was also far larger than Australia, shown exaggerated due to the peculiarities of the projection utilized.
The Indonesian Islands and the Malay Peninsula that we nowadays observe are the unsunken relicts of Lemurian Atlantis, the lofty volcanic mountains that became the volcanic islands of this region, the true site of Paradise in all ancient traditions. The sunken portion of continental extension now forms the muddy, shallow bottoms of the South China Sea. It is encircled by Indonesia and forms the boundary of the Indian and the Pacific Oceans.
Then, as now, Indonesia formed the divide of the New and the Ancient Worlds; what the ancients called Ultima Thule (“Ultimate Divide”). Thule also corresponded to what our elders named the Pillars of Hercules, which, according to Plato, were placed “just in front of Atlantis” (hyper ten Heraklei Nyssai).
The Pillars of Hercules were also the impassable frontier between the Old and the New Worlds, also called Orient and Occident. These two are sundered by the volcanic island arc of Indonesia, truly the boundary of the Tectonic Plates that form the Ancient and the New Worlds. This barrier to navigation, in the region of Atlantis is also insistently mentioned in Plato and other ancient sources on Atlantis.
the great rift and the khasma mega of hesiod
The great rift that came to separate the islands of Java and Sumatra, caused by the subsidence of the Krakatoa volcano turned into a giant submarine caldera, which now forms the Sunda Strait. This great rift was very well known of the ancients. Hesiod called it Khasma Mega (“Great Rift”), a designative he learnt from the Hindus. This people called it (in Sanskrit) by names such as Abhvan (“Great Abyss”), Kalamukha (“Black Hole”), Aurva (“Fiery Pit”) Vadava-mukha (“Fiery Submarine Mare”), and so on. This Great Abyss is also the same one that the Egyptians called Nun, and which the Mesopotamians named Apzu (“Abyss”).
Hesiod and several other ancient authorities place this Khaos (“Divide”) or Khasma Mega (“Giant Abyss”) at the world’s divide, at the very entrance to Hell (Tartarus). Hesiod also places Atlas and his Pillar (Mt. Atlas) at this gloomy spot where the ancient navigators such as Ulysses and the Argonauts met their doom. As we said above, this terrifying Black Hole — the archetype of all such that haunt Man’s imagination — is indeed the Krakatoa’s fiery caldera, ready to revive at doom, at least in Hindu traditions on the Vadava-mukha.
what happened during the pleistocene?
Let us recapitulate what happened during the Pleistocene Ice Age, for its true significance seems to have escaped the notice of all Atlantologists thus far.
This is how Ice Ages start. Converted into clouds by the sun, sea water is carried into the continents by the wind, where it pours down as either rain, hail or snow. If conditions are right, as they were then, this downfalling water is retained in glaciers that end up covering the temperate regions with a shroud of ice that is one or two miles thick. Sea level consequently drops by 100-150 meters or even more, exposing the shallow bottoms of the sea.
Such was the case of the South China Sea, whose depth seldom exceeds 60 meters or so, as we show in the Map of Fig. 1. When the Ice Age ends, the process is reverted. The glaciers melt away, and their meltwater quickly drains into the sea. In consequence, the bottoms previously exposed as dry land become submerged once again.
As we see, the world works as a kind of flip-flop or swing, forever oscillating between the extremes of cold and heat. Interestingly enough, it is Life itself that equilibrates the balance, introducing a negative feedback that counteracts the tendency for the world to freeze or to sizzle. For instance, if carbon dioxide (CO2) increases in the atmosphere, the temperature tends to go up with the so-called Hothouse Effect. This is precisely what we observe in sizzling Venus, whose atmosphere is almost pure CO2. In gelid Mars, whose atmosphere (and Life) was almost all lost in a tremendous cataclysm – probably caused by the fall of a meteorite of planetoidal size — the opposite swing took place.
Wherever Life exists, as on Earth, increased CO2 contents of the atmosphere also results in increased photosynthesis. Plants grow more luxuriously, fixing the excess carbon dioxide in themselves, and alleviating the situation. The opposite process happens if the CO2 content of the atmosphere is reduced for some reason. Photosynthesis is consequently reduced and plant matter – mainly the plankton in the seas, rather than the tropical forests — decreases, liberating CO2. This increases the atmospheric content, tending to increase earth’s temperature back to its normal value.
However, this compensation only works within rigid limits, and any excessive perturbation can trigger an Ice Age or a Hot Age. Like with flip-flops and balances, the transition is enhanced by positive feedback, and quickly leads to the extreme situations that are, again, stable and permanent until triggered back on again. For instance if the seas warm up, the solubility of CO2 is decreased, and its atmospheric content increases, tending to further increase earth’s temperature, and vice-versa.
Moreover, an ice cover effectively reflects sunlight back towards outer space, reducing the amount of solar heat absorbed by the earth. Its temperature consequently drops, and the glaciers further increase, until they cover all the temperate regions of earth. In the absence of Life, we have the two extremes instanced by our two neighboring planets, Venus and Mars. As we said above, Venus is as hot as hell, whereas Mars is completely frozen up, as if to vividly exemplify to us all the two extremes of lifeless conditions.
the cause of the ice ages
The causes of the Ice Ages and of the periodic advance and retreat of the continental glaciers is not well known. But, to believe the myths, the end of the Pleistocene Ice Age was due to the cataclysmic explosion of Mt. Atlas, the one which wiped the twin Atlantises out of the map.
Mount Atlas — “the Pillar of Heaven” that decorated Lemurian Atlantis — was an immense volcanic peak in the region that now corresponds to the island arc of Indonesia. To be more precise, this volcano was the terrible Krakatoa, even today still alive and very active, despite its monumental explosion in Atlantean times. After its colossal explosion, the Krakatoa volcano sunk away underseas, becoming the giant caldera that now forms Sunda’s Strait between Java and Sumatra.
This giant caldera — fully 150 km across — is the “Fiery Submarine Mare” (Vadava-mukha) that we commented above. The giant explosion of the Holy Mountain is attested not only by the worldwide myths that recount the end of Paradise (Atlantis). Similar cataclysms in this remote region of the world are also testified by the tektite belt and the volcanic ash layer that covers most of the South Indian Ocean, Australia, Indonesia and Southeast Asia.1
The ashes and dust liberated by the gigantic explosion were carried away by the winds, and covered the glaciers of North Asia and North America with a dark veil of carbonized matter. The result was an increased absorption of sunlight and a quick melting away of the glaciers that covered the continents beyond the Tropical Regions.
thermal runaway and the quaternary extinctions
The process of glacier melting was far from uniform, as many geologists of the Darwinian school tend to think. The meltwater of the glaciers quickly flowed into the seas, creating huge stresses between the overloaded sea bottom and the alleviated continents. Earth’s crust cracked and rifted at many places, originating volcanoes, earthquakes and tsunamis of unprecedented proportions. And the violent process continued, impelled by its own momentum, until it was finally complete and the earth had quit the Ice Age. In this terrible event — the same one that the myths call the Flood — some 70% of the species of great mammals became extinct.
This self-sustaining, degeneratively increasing process is what physicists call “positive feedback”, and is identical to the one that causes the transitions of electronic flip-flops in electronic computers and such. It also corresponds to another physical process called “thermal runaway”, which happens, for instance, on a global scale in the Hothouse Effect. Increased temperature of the earth tends to liberate the CO2 (carbonic gas) dissolved in sea water to the atmosphere, since its solubility decreases with temperature.
The extra atmospheric CO2 further tends to increase global warming, liberating further amounts of CO2, and so on until all of it is liberated to the atmosphere, and the earth becomes overheated. This is possibly what happened on sizzling Venus, perhaps billions of years ago. And it may well be the case that Venus also had Life, as Mars apparently did too, as we are starting to learn.
Geologists call the widespread mortality that took place at the end of the Pleistocene by the name of Quaternary Extinctions. But they are foiled at explaining their cause, and none of the literally dozens of scientific theories hereto proposed to explain the cause of Ice Ages have been consensualy accepted by the scientific community. Among the extinct species we had several magnificent animals: the mammoth, the mastodon, the saber-toothed tiger, the cave bear, the giant sloths, dozens of species of camelids, cervids, cavalids and, very probably, the Neandertal and the Cro-Magnon men, who became extinct at about this date for some unexplained reason that can only have been linked to this one.
No, the ancient myths in no way overstate the universal extent and violence of the Flood cataclysm. The worldwide mass extinctions of the end of the Quaternary (the Pleistocene Ice Age) attest, most unequivocally, that the brutality of the cataclysm was truly Velikovskian in extent, if not in nature.
And the instances of both Mars and Venus are Celestial witnesses of what may indeed happen to the Earth if we persist in abusing her the way we presently do. Are these two planets the Two Witnesses mentioned in the Book of Revelation (11:8), “their corpses exposed in the streets of the Great City (the skies?) for all to see and marvel”? I would not know, but I fear they could well be so. Aren’t these witnesses of permanent death on a planetary scale indeed perhaps the scariest thing in the entire sky?
the collapse of the holy mountain of osiris
borobudurMount Atlas is the same Holy Mountain of Paradise represented by the Great Pyramid. Osiris dead, reposing inside the Holy Mountain, represents the dead Atlantis or, rather, the dead of Atlantis, buried and entombed by the gigantic explosion of the Holy Mount Atlas. Mount Atlas is the same as the Mount Meru of the Hindus, the pyramid-shaped mountain that there served as the sky’s support.
mandborobudurIndeed, the Egyptian word for pyramid, M’R was most probably read MeRu as in the Hindu name of the mountain simulated by the monument. The ancient Egyptians did not spell out the vowels in their hieroglyphs, so the above reading probably corresponds to the actual one of Mt. Meru, the exploded Mountain of Paradise.
In Hindu traditions, Mt. Meru served as the Stambha, the Pillar of Heaven. Mt. Meru (or Kailasa = “Skull” = Calvary”) also served as the support of the Cosmic Tree where the Cosmic Man (Purusha) was crucified, like Christ on the Cross. Mt. Meru is also the Holy Mountain of Paradise, endlessly portrayed in India during its explosion, in beautiful mandalas such as the Shri Yantra. By the way, the Golden Lotus often shown with them portrays the “atomic mushroom” of the cosmic explosion, as we argue in detail in our work entitled “The Secret of the Golden Flower“.
In consequence of the giant explosion, Mt. Meru (or Atlas), voided of its magma, collapsed like a sort of punctured balloon. Its enormous peak sunk underseas, turning into a giant caldera. Our researches into the ancient world legends have shown that this volcano is indeed the Krakatoa, the same one that still castigates the region whenever it again erupts explosively, as it did in 1883 and other occasions.
the meaning of the primordial castration
The Krakatoa is now a submarine volcano located inside the gigantic caldera that now forms the Sunda Strait separating Sumatra from Java. In Hindu myths, its explosion and subsequent fate are allegorized as the Primordial Castration which turned the Cosmic Phallus (Linga) into the Cosmic Yoni (or Vulva). And Earth’s Yoni is the same as the Khasma Mega of Hesiod, mentioned further above.
We see how the apparently absurd traditions of the ancients indeed make far more sense than those of the crude attempts at explanation by the modern experts of all sorts. It is also precisely to this fact that refers the legend of Atlas, the Pillar of Heaven. Unable to bear the load of an earth overpopulated with gods, Atlas collapsed, and let the sky fall dawn over the earth, destroying it.
The name of Atlas indeed derives from the Greek radix tla meaning “to bear”, preceded by the negative affix a, meaning “not”. Hence, the name of Atlas literally means “the one unable to bear [the skies]“. Such is the reason why Atlas (and other Titans like himself) are often portrayed with weak, serpentine legs. The collapse of the skies is, of course, a clever allegory of the fall of volcanic dust and debris from the afar explosion of Mt. Atlas. In Hindu myths, one layer buries the former one, giving rise to a new heaven and a new earth, just as we read in Revelation.
atlantis and the rising of the phoenix
garudapancasilaThe above is, of course, exactly the message of St. John’s Revelation (21:1) concerning the New Jerusalem. The New Jerusalem is Atlantis, reborn from its cinders, as a sort of Phoenix, the bird that personifies Paradise in Greek myths. These myths were indeed copied from Egypt who, in turn, cribbed them from India. India and, more exactly, Indonesia, is the true land of the Phoenix, as is relatively easy to show, since it is from there that comes the name of the Benu bird of the Egyptians and that of the Phoenix of the Greeks.
This mystic bird was called Vena in the Rig Veda. So, if the Phoenix indeed symbolizes Atlantis-Paradise resurging from its own cinders, as we believe it does, there can be little doubt that the legend is originally Vedic, and originated in the Indies. The name means nothing that makes sense in either Egyptian or Greek. But in the holy tongues of India it means the idea of Eros (Love) and, more exactly, the Sun of Justice that symbolizes Atlantis rising from the waters of the primordial abyss. This myth forms the essence of the one of the Celestial Jerusalem, as well as, say, those of the Orphic Cosmogonies, those of the Egyptians, and those of most other ancient nations.
egypt and the origin of the legend of atlantis
cosmic_manPlato concedes that he learnt the legend of Atlantis from Solon who, in turn, got it from the Egyptians. But those, in their turn, learnt it from the Hindus of Punt (Indonesia). Punt was the Ancestral Land (To-wer), the Island of Fire whence the Egyptians originally came, in the dawn of times, expelled by the cataclysm that razed their land. From there also came the Aryans, the Hebrews and Phoenicians, as well as the other nations that founded the magnificent civilizations of olden times.
It is from the primordial Lemurian Atlantis that derive all our myths and religious traditions, the very ones that allowed the ascent of Man above the beasts of the field. From Atlantis derive all our science and our technology: agriculture, cattle herding, the alphabet, metallurgy, astronomy, music, religion, and so forth. These inventions are so clever and so advanced that they seem as natural as the air we breath and the gods we worship. But they are all incredibly advanced inventions that came to us from the dawn of times, from the twin Atlantises we utterly forgot.
It is in India and in Indonesia, that, even today, we find the secret of Atlantis and Lemuria hidden behind the thick veil of their myths and allegories. The crucial events are disguised inside the Hindu and Buddhic religious traditions, or told as charming sagas like those of the Ramayana and the Mahaharata. The error that led the ancients, along with the modern researchers, into believing that Atlantis lay in the Atlantic Ocean is easy to understand now that we know the true whereabouts of the sunken continent. When humanity moved from Indonesia into the regions of Europe and the Near East, the “Occidental Ocean” of the Hindus became the Oriental Ocean, for it then lay towards the east.
The (Hindu) myths that told of Atlantis sinking in the Occidental Ocean became interpreted as referring to the Atlantic Ocean, western in regards to Europe, their new residence. The Hindus called the sunken continent by the name of Atala (or Atalas) a name uncannily similar to that of Atlas and of Atlantis (by the appending of the suffix tis or tiv = “mountain”, “island”, in Dravida, and pronounced “tiw”). It is from this base that names such as that of the mysterious Keftiu of the Egyptians, the “Islands in the Middle of the Ocean (the “Great Green”)” ultimately came (Keftiu = Kap-tiv = “capital island” or “Skull Island” = “Calvary” in Dravida, the pristine language of Indonesia). But this is a long story which we tell elsewhere, presenting the detailed evidence for this uncanny allegation of ours.
the reversal of the oceans and the cardinal directions
It is to this “reversal” of the Cardinal Directions just mentioned that Plato and Herodotus make reference, along with other ancient authorities. Interestingly enough, even the Amerindians — who came in, at least in part, from Indonesia into South America via the Pacific Ocean impelled by the Atlantean Cataclysm — often confuse the direction of their primeval homeland, which they sometimes place in the east, sometimes in the west. But, strangely enough, they never place it towards the north, as they should, if they came in via the Bering Strait.
The ancient Greeks attempted to mend their myths calling, by the name of “Atlantic”, the whole ocean that encircles Eurasia and Africa. But the result was even worse than before and the confusion only grew. Herodotus used to laugh at this ridiculous attempt by the geographers of his time (Hist. 2:28). Aristotle, in his De Coelo, is also very specific on the fact that the name of “Atlantic Ocean” — that is, the “Ocean of the Atlanteans” — was the whole of the circular, earth-encompassing ocean.
So, we able to conclude that Atlantis can legitimately be localized either in the ocean we presently call by that name, or, even more likely, in the ocean where the ancients placed their legends and their navigations, the Indian Ocean. This ocean they named Erythraean, Atlantic, and so on, names which are indeed related with that of Atlantis, “the land of the Reds”, the Primordial Phoenicia or Erythraea, whose names mean “the red one”.
It should perhaps be emphasized that it is the name of the Atlantic Ocean (or “Ocean of the Atlanteans”) that derives from that of Atlantis, and not vice-versa. And that name far predates Plato, being mentioned, f. i., by Herodotus, who wrote his History fully a century before Plato wrote the Critias. Moreover, as Herodotus explains, the name of “Atlantic Ocean” originally applied to the Indian Ocean, rather than the body of water now so named. So, it is on that side of the world, and not on ours that we should expect to find Atlantis.
atlas, hercules, atlantis, and the itinerary of the heroes
Greek myths often embody the confusion of east and west that we just pointed out. The itineraries of Greek heroes such as Hercules, Jason, Ulysses and the Argonauts are all absurd when placed in the Mediterranean or even in the Atlantic Ocean. But they all make a lot of geographical and mythical sense if we place them in the Indian Ocean, as we should. And that is indeed what we do, in other more specialized works of ours on this fascinating subject.
Likewise, the Titan Atlas and his mountain, Mt. Atlas, were placed just about everywhere, from Hesperia (Spain), the Canaries and Morroco to the Bosporus and the Far Orient, at the confines of Hades (Hell). The result was a profusion of Atlantises and of Pillars of Atlas (or of Hercules) that makes no sense al all. Indeed, the two heroes who personified the World’s Pillars represented the two Atlantises we discussed further above. They are personified as Atlas and Hercules, the primeval Twins whom we encounter in all Cosmogonies.
In Plato’s dialogues concerning Atlantis (the Critias and the Timaeus), Hercules is called Gadeiros or Eumelos, names that correspond to something like “Cowboy” or, rather “Fencer of Cattle”. This name is a literal translation of that of Setubandha, the Sanskrit appellation of Indonesia. This name is due to the fact that Indonesia indeed “fences out” the seas, dividing the Pacific from the Indian Ocean.
the ultima thule, the twins, and the war of doomsday
Indonesia was, as we said above, the Ultima Thule (or “Ultimate Boundary“) of the ancients, the last frontier which should not be crossed by the navigators. There lay the Pillars of Hercules and of Atlas, the two primordial Twins. In another guise, the two correspond to the twins of Gemini (Castor and Pollux), directly derived from the Ashvin Twins of the Hindus. In Egypt they corresponded to Seth and Osiris, and were commemorated by the two obelisks posted at the entrance of Egyptian temples.
Hercules is, of course, a Phoenician deity (Baal Melkart), in turn derived from Bala or Bala-Rama (“the Strong Rama”), the twin brother of Krishna. Bala means “Strong” or “Strength” in Sanskrit, being called the same (Bias = “Strength”) in Greek and other tongues. Krishna is the World’s Pillar, clearly the personification of Atlantis.
More exactly, the Twins personify the two races of blondes (Aryo-Semites) and brunets or “reds” (Dravidas), fated to fight wherever they meet. Both shades are originally from Eden (Lemuria), the primordial Paradise where humanity originally arose. Osiris, the Egyptian god, also played the role of Cosmic Pillar (Djed), a role he shared with Seth, his twin and dual. But this mythical symbolism ultimately derives from that of Shiva as the Sthanu, the “Pillar of the World” and that of Shesha (or Vritra), the Cosmic Serpent who was the archetype of Seth-Typhon.
the battle of the sons of light and the sons of darkness
The Twins — like the Devas and Asuras of the Hindus and the Sons of Light and the Sons of Darkness of the Essenians — are always the personifications of the two races that dispute world hegemony since the dawn of times. It was their war, according to Plato — who calls them “Greeks” and Atlanteans — that led to the destruction of Atlantis.
There is no reason to doubt that the great philosopher was indeed transmitting ancient traditions faithfully. For, we are starting to learn all over again that global wars can indeed lead to the world’s end. In fact, it is the same endless war that menaces us now as it did at the dawn of times. This frightening reality is told in the Ramayana, in the Mahabharata and in the Iliad, not to mention the other myths and traditions.
But the war of Atlantis is also the War of Armageddon narrated in the Book of Revelation. This war is in reality a repetition or replica of the worldwide, primordial battle between Gods and Devils. These mighty beings were the same as the so-called Titans (or Giants) in Greece. Their war was, as Plato and his commentators explain in detail, the same as the one of Atlantis.
Armageddon means (in Hebrew) the same as Shambhalla (in Sanskrit), “the Plains of Gathering”. There the armies of the world will gather, in the end of times, for “the war that is to end all wars”, for it will close the Kali Yuga. The perspective indeed seems frighteningly real, doesn’t it indeed? Fables or Reality? Religion or Profanity? Science or Superstitious Nonsense? We are inclined to believe that our ancestors spoke in earnest, and that the war of Armaggedon and the end of the world are fast becoming all too real possibilities.
are mars and venus a celestial example?
We do not want to seem alarmists, as our message is indeed one of hope and salvation, and not of “Bible thumping”. The recent discovery of vestiges of extinct life in Mars brings a memorable lesson that is worth detailing. Earth has been, in the past, the victim of countless catastrophes that nearly wiped out Life altogether. These cataclysms were due to different causes such as cometary and asteroidal falls or volcanic cataclysms bringing on or off the Ice Ages. Not impossibly, wars such as the War of Atlantis and the Battle of the Gods can have indeed happened in a far, utterly forgotten past that lives on in our myths and holy traditions from everywhere.
Perhaps our wars just continue these and others that possibly took place on Mars and Venus, destroying Life there, if not in other Solar Systems as well. It may even be the case that Big Bangs and Creations are indeed cyclic processes that recur periodically, just as the traditions of the Hindus on Cyclical Eras affirm in detail. The extinction of the dinosaurs, and the origin of the Moon — pulled out of the Earth by a planetoidal impact — are instances of such sobering cataclysms. Thousands of giant craters — as large as those on the Moon, though almost effaced by erosion — are still observable on the earth, as scientists are starting to discover. Hundreds of times in the past we have had massive extinctions of Life on earth.
Many times in the past our world nearly became as “empty and dark and devoid of form” as at Creation, when God reshaped the earth for the last time. The Uniformitarianism of Darwin and Lyell is no more than a naive belief in the Panglossian doctrine that “all things only happen for the better, in the best of all possible worlds”.
Fossils and extinctions are here to prove, just as do Geology and other sciences, that Catastrophism is a feature of Nature as much, and possibly even more, than Uniformitarian phenomena. Thousands of Apollo and Amor objects swarm across earth’s orbit, ready to strike us at a moment’s notice with a force of a million Megatons and over. The idea that God favors humans “above the beasts of the field” is just our own naive, self-centered notion of what God should look like. More likely, He regards all Life as sacred, as His own handiwork, if He exists at all. That is what Nature indisputably demonstrates in practice all the time.
Mars, with its dead residues of Life, with its oceans empty and dry, with its terrible dust storms sweeping across the endless void and devastation, is here to prove to all that God — or, as some will, Nature or Mother Earth — sometimes loses his/her temper and extinguishes Life altogether. This almost happened at the Flood, as the myths tell us. The victimizing of Atlantis — perhaps because they sinned, perhaps because they warred — almost took the rest of us along. Venus is another instance, in reverse, that planets can indeed die and become as sterile as the Moon. And perhaps, earth itself was just “reset back to zero” some four billion years ago, when the Moon was pulled out of it by a giant meteoritic impact of planetoidal size.
atlantis and the illusion of darwinian uniformitarianism
As we just said, Darwin’s Theory of Uniformitarian Evolution is just an illusion of die-hard scientists. What the world presents us daily is an endless series of ever larger cataclysms, ranging from atom smashing to the Big Bang. We recently watched a comet hitting Jupiter and opening a gash on that planet as big as the whole earth. Mars shows all signs of having been hit by a planetoidal sized body, which opened a huge crater on one side and pushed up Olympus Mons on the opposite one. Perhaps it was this cataclysm that extinguished Life on the Red Planet. Venus too presents vestiges of similar catastrophes. Perhaps we are only stranded here on earth, fated to become extinct when our allotted time expires who knows when?
Life is an illusion, as all things, as the Hindus teach us. According to them, even the gods eventually die, and are replaced by better, more evolved godly forms. An illusion is also the suprematist theory that affirms that Civilizations first arose in an Occidental Atlantis that never was, out of Europoid stock. But Civilization evolved at a time when the whole of Europe was almost fully covered by a mile thick glacier that rendered survival very meager and scant.
Plato’s Atlantis is, in contrast, described as a luxurious tropical Paradise, bedecked with metals, horses, elephants, coconut, pineapples, perfumes, aromatic woods and other features that were an exclusivity of India and Indonesia in the ancient world. Was the great philosopher dreaming, or was he indeed basing himself on Holy Books now lost in the bonfires of the Holy Inquisition ?
The Atlantic Atlantis is an illusion too, just as are the Cretan, the African, the American, the North European and the Black Sea ones. The true Atlantis, the archetype of all other Atlantises is Indonesia, or rather, the extensive sunken continent rimmed by this island arc. It is there that we had Plato’s “innavigable seas”, the same one mentioned by navigators. such as Pytheas, Himilco, Hanno and others. It was this primordial Atlantis that served as a model for the second Atlantis — the one of the Indus Valley — as well as for the myriad other similar Paradises that we encounter in all ancient religious traditions and mythologies.
the krakatoa volcano and the “innavigable seas” of atlantis
Another central, unique feature of Atlantis were its seas, rendered “innavigable” as the result of the cataclysm, as reported by Plato and other ancient authorities. As we mentioned further above, the seas of Atlantis were innavigable because they were covered thick with giant banks of floating, fiery pumice-stone. This pumice was ejected by the giant explosion of volcanic Mt. Atlas, the one which caused the foundering of the Lost Continent..
A similar phenomenon indeed happened — in a far lesser scale, but one big enough to be one of the world’s largest catastrophes — at the explosion of the Krakatoa volcano that we mentioned further above. The formation of pumice — a sort of stony “froth” made of siliceous glass — is characteristic of the Indonesian volcanoes, and is indeed the cause of their explosive eruptions of incomparable force. The phenomenon is quite similar to the “popping” of popcorn. The water-soaked siliceous magma of the submarine volcano (the primeval Krakatoa) built up tremendous pressures under the weight of the crust and the overlying sea water. Eventually, the topping crust which formed the volcanic peak gave, and the eruption occurred, explosively.
Thus released, the overheated water dissolved in the hot magma turned instantly into vapor, literally bursting like popcorn, except that in a worldwide scale. The sea was impelled, in a huge tsunami that was the event mythified as “the Flood from below”. Simultaneously, the ashes and debris were thrown up into the stratosphere, as “soot”. This fly ash eventually fell back to the earth and the sea, choking all life in the region, and causing the enormous quantities of rain, “the Flood from above”. Further away, it settled over the Ice Age glaciers, causing their melting and triggering the end of the Pleistocene, precisely as related above.
Interestingly enough, the Hindus associate this sort of stuff — this vitreous “seafroth” — with Krishna and Balarama, the archetypes of Hercules and Atlas. Balarama is the alias of the Serpent Shesha, whose name means (in Sanskrit) “residue” and, more exactly, the kind of foam such as ambergris or pumice stone thrown over the beaches by the seas. The whole story is a clever allegory of the explosion of Mt. Atlas, the World’s Pillar, ejecting the huge amounts of pumice stone and fly ash that covered the soil and the seas of Atlantis, and choking out all its paradisial forms of life.
The Titans — and Atlas in particular — were likened to Serpents (or Dragons), and to “weak-legged”, anguipedal, Civilizing Heroes such as Erychthonios, Cadmus, Hercules, Quetzalcoatl, Kukulkan, etc.. All such indeed derive from the Nagas (“Serpent-people”, “Dragons”) of India and Indonesia, as we argue elsewhere.
the illusory, chimerical atlantises
As we said above, the Cretan “Atlantis” of certain authorities is an illusion, as are all others outside the two Indies. Nevertheless, the explosion of the Thera volcano closely parallels the one of the Krakatoa of 1883, as some have noted. But it is far too small and far too wrongly sited in relation to the Pillars of Hercules for to be the right time and the right place.
Moreover, Crete lacked the size and the importance that Plato attributes to Atlantis, being puny in comparison to, say, the contemporary civilizations of Egypt, Babylon and Mycenian Greece. And the Theran cataclysm never sunk Crete underseas, or even hampered its existence in any notable way. In fact, the name of Crete (Kriti) means “swept”, rather than “sunken one”, as does the name of Atlantis in the holy tongues of India. So, Crete was recognizedly “swept” by the Theran cataclysm, but not indeed “sunken” by it, as Atlantis was.
The prehistoric explosion of the Krakatoa volcano that sundered open the Strait of Sunda was, by comparison a million times stronger. If the Theran explosion could sweep away the considerable extent of Minoan Crete, we are led to conclude that the one of the Indonesian volcano could well have wiped out an entire continental-sized civilization, and have triggered the chain of events that culminated in the end of the Pleistocene Ice Age.
Equally illusory are the Atlantises of the Bosporus (Moreau de Jonnés), of Spain (R. Hennig), of Libya (Borchardt), of Benin, in Africa (Leo Frobenius) and the even less likely one of the North Sea (Olaus Rudbeck), the Americas (several authors) and Antactica (idem). Even more impossible are the Atlantises located in sunken islands of continents of the Atlantic Ocean and, particularly, the Sargasso Sea, for they are not even geophysical possibilities.
the mid-atlantic ridge and donnelly’s atlantis
There are no sunken continents at the bottom of the Atlantic Ocean, as an extensive study of this region has unequivocally shown. What this detailed research disclosed is the existence of the Mid-Atlantic Ridge, a vast submarine cordillera that divides the Atlantic Ocean at the middle. This feature corresponds to the rift from whence the Tectonic Plates issue, causing the continents to drift away from the spot, at the rate of a few centimeter per year.
Hence, despite the brilliant plea of Ignatius Donnelly, this ridge corresponds not to a sunken continent, but to land that is slowly rising out of the sea bottom. Such rifts and ridges in fact exist in all oceans. They rise above sea level in certain spots forming island arcs, as in Indonesia and at the Indus Valley. Where they do, they cause the kind of terrible volcanoes and earthquakes that we have been discussing above. It is no coincidence that the two Atlantises we mentioned are located precisely at such spots where the Mid-Oceanic Ridges rise above the surface of the sea.
When we inspect the map of Fig. 1, we also note that a sizable chunk of India disappeared at the end of the Ice Age at the Indus Delta. This region is now known as the Rann of Kutch (“Marshes of Death”) and is in fact still sinking underseas, even today. This region is deemed a sort of Hell, and has been clearly flooded by some sort of terrible cataclysm that also took place at the end of the Pleistocene, just as did the one of Lemurian Atlantis.
lemurian atlantis and the four rivers of paradise
At this occasion, that of the demise of Atlantis, the Himalayan glaciers melted in the greater part, pouring its waters down the Indus Valley, in floods that were hundreds of times larger than the ones of today, even when the monsoon storms castigate the region. Such is clearly the record left by the tempest that swept away the second Atlantis (Hesperus), throwing it into the sea during the second of the Biblical Floods.
The same thing also happened at the other side of the Himalayas, whence issue the rivers that irrigate South Asia, China and Southeast Asia, such as the Huang-ho, the Yangtzé, the Mekong, the Irrawaddy, the Brahmaputra, the Ganges. These are indeed the Four Rivers of Eden (Lemurian Atlantis), as we argue in detail elsewhere. There can be very little doubt that the Lemurian Atlantis — as well as its successor, the Indian Atlantis — are sacred traditions based on real facts which were in no way exaggerated by our ancestors.
the civilizing heroes and heroines are atlantean escapees
The cataclysms in question caused the mass migrations of nations which later were to form civilizations of the past such as those of the Egyptians, the Greeks, the Cretans and the Mesopotamians. These also included the Jews, the Phoenicians, and the Aryans, driven away from their ancestral lands in Indonesia and Southeast Asia. At first they settled in India, but were driven out by the locals, moving to the places just mentioned.
Such mass migrations are told in the Bible and in similar Holy Books of all nations, in legends such as those of Moses and the Israelites, Aeneas and the Romans, Hercules and his Greek “cattle” (armies), of Cain’s expulsion from Eden, of Quetzalcoatl’s arrival in Mexico, of that of Viracocha and the Incas in Peru, of the Fomorians and the Tuatha de Danaan arriving in Britain, and so on.
These legends disguise real facts under the veil of allegories, and personify or deify the nations in question under the figures of heroes such as Noah, Manu, Hercules, Kukulkan, Abraham, Quetzalcoatl, and a myriad others, or in heroines like Venus, Demeter, Dana, Danu, Vesta, Hathor, Isis, Hecate and so on. Lemuria was indeed the Great Black Mother of Gods and Men. She is the same goddess that we know by names such as Kali, Parvati, Demeter, Hera, Isis, Ishtar, Venus, Cybele and even the Virgin Mary.
The paradoxical virginity of the Great Mother refers to the fact that she bore the Lemurian civilization on her own, in an autochthonous manner, without the help of an “inseminator” civilization. In contrast, all other civilizations evolved by being seeded from outside by the Civilizing Heroes, the Angels, the Gods, the Devils, etc.. These were the Lemurian Sons of God that, though , illuminated the world with the Light of our Great Mother.
The second Atlantis, India, is our Great Father. The Father is the inseminating god known as Shiva in India, Jahveh in Israel, Zeus in Greece, Viracocha in Peru, Quetzalcoatl in Mexico, Bochica in Colombia, and so on. He is the god that is castrated and dies but who resurrects from among the dead, whole and virile as ever. The image is not without analogy with an immortal volcano such as the Krakatoa that explodes and vanishes from sight, but keeps shining underneath the ocean, until the time comes for it to rise and shine again, perhaps at God’s command.
the many aspects of god
As we just said, myths work at several levels, and a parallel such as the Atlantean one is just a facet of God’s myriad aspects. In other words, volcanoes are manifestations of God’s power, the weapon he often chooses to castigate the nations and to force Evolution to follow its course. The Hindus call this force by the name of vajra, a Sanskrit word meaning both “hard as diamond”, as well as “thunderbolt”. The vajra is the thunderbolt weapon used by almighty gods such as Baal (Hercules’ archetype), Zeus, Indra, Haddad, and a myriad others. In fact, God is neither the vajra nor the volcano, but the force behind it, its impeller and wielder.
For the vajra is indeed the flail of the gods, the Celestial weapon He uses in order to quicken Evolution and to stir Nature into action, in the endless parade of life forms that characterizes Life. Perhaps all this has a purpose in the divine conscience, though I don’t really know for sure. But there is no doubt whatsoever in my mind that Catastrophism is God’s way, if He indeed has any. Moreover, it is also Nature’s way, let no one doubt it. The ancients well knew that, and so do I, having learnt from them. For instance, they often portrayed the vajra as a flail or a lash, or even a hammer or a mace wielded by the god in order to stir Nature into action.
Gods like Christ are not the only ones to die and to rise again from the dead. By the way, Christ too is the wielder of the “iron rod”, the hardest of metals being a metaphor for “diamond” and, hence, for the vajra. Christ was preceded by many aliases, and the conception of “dying-resurrecting” gods akin to the Sun of Justice dates from oldest antiquity. Among the many archetypes of Christ we can mention, offhand, Osiris, Attis, Tammuz, Adonis, Shiva, Kronos, Saturn, Dionysos, Serapis, Mithra and, of course, Krishna, in his infinite series of avatars, and Hercules, the great hero, in his fiery apotheosis that figured the Atlantean Conflagration.
1 Tektites are glass beads and concretions resulting from giant meteoritic (or cometary) falls or, perhaps, from gigantic volcanic explosions as well. These collisions scatter tektites far and wide, as in the above case. The ones in question are called Indochinites, in an allusion to the region where they abound the most. The Indochinites were dated at 700 kyears (one kiloyear = one thousand years). The explosion of Lake Toba took place 75 kyears ago. The even larger one of Lake Taupo took place at some 100 kyears ago or so.
These giant explosions — which all occurred in the region of Indonesia, volcanically the most active in the whole world — are easily large enough to trigger an Ice Age. However, whether one is indeed caused depends on other conditions, probably dictated by insolation and other variables, astronomical or not. As we just said, the region of Indonesia has literally hundreds of active or dormant volcanoes, and has been very little researched so far, due to its remoteness.
Further research of the Indonesian region will, now that its connection with the birthplace of Mankind is being pointed out, certainly confirm the reality of what we are claiming. Our research is based on very detailed local traditions and is the fruit of many years of study of the myth of Atlantis-Eden from a scientific though unbiased, point of view. We push no religious, scientific, philosophic or mercenary point, and our interest lies solely in establishing Truth. As the Romans used to say, Amicus Plato, magis amica Veritas.
Be the first to like this post.

179 Responses to Benua Atlantis yang Hilang itu ternyata Indonesia

  1. Surat Tanggapan Asad Amoroel dari Yogya
    Memang mendengar cerita plato tentang atlantis, cerita-cerita tentang kota yang hilang, atau malah benua yang hilang, hilangnya peradaban mataram hindu, hancurnya pompei, beberapa peradaban di kepulauan yunani, dsb. Adalah cerita-cerita yang selalu menggugah jiwa petualangan kita.
    Namun membaca: Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional…. Boleh jadi bisa bermakna sebaliknya. Bisa saja Plato tengah berkisah tentang ironi? Tentang surga yang rapuh? Tentang kenikmatan yang berimpit dengan tragedi-tragedinya?
    Apakah itu tak membuat kita mempunyai kualitas yang sama dengan kisah-kisah dalam Sodom dan gomoroh, kaum ‘aad, kaum tsamud dan bangsa-bangsa yang telah dimusnahkan? Penghuni surga yang tak tahu diri dan mimpi-mimpinya dihancurkan oleh tragedi?
    Berbicara tentang ironi, bangsa ini adalah bangsa yang paling penuh dengan ironi:
    Kekayaan alam yang melimpah – kemiskinan yang merajalela.
    Indonesia adalah surga koruptor-tidak banyak koruptor yang mengisi penjara-penjara di Indonesia
    Indonesia adalah Negara agraris, tanahnya subur makmur, ditanami apapun tumbuh-kelaparan masih ditemukan, impor bahan-bahan pokok: beras,gula, kedelai, petani-petani tidak mendapatkan kesejahteraan karena prioritas dan paradigm pembangunan ekonomi yang salah, dsb.
    Dengan sumber minyak yang relative melimpah,pertamina adalah perusahaan GUREM, dibandingkan dengan petronas Malaysia yang RAKSASA dengan sumber minyak yang sangat jauh dibandingkan Indonesia.
    Menurut hemat saya inilah saatnya untuk bersikap kritis terhadap budaya, segi-segi kesejarahan kita dan kita harus menciptakan nilai-nilai baru, filosofi-filosofi baru, yang tidak terkungkung oleh nilai-nilai yang telah lama kita percayai dan yakini tanpa telaah tajam dan kritis.
    • terima kasih Tuhan, akhirnya Engkau telah membuka meterai akhir jamanMu, apa yg tertulis dari awal permulaan dunia sampai akhirnya, INDONESIAlah negara yg Engkau maksud sesuai dengan nubuatan,telah Engkau sembunyikan selama berabad-abad rahasianya, mencelikkan mata negara2 yg lain dan menyadarkan bani kedar jg nebayot kembali ke jalan sebenarnya, INDONESIA lah taman EDEN/ATLANTIS yg hilang itu.thx God
  2. tapi knapa harus seperti ini?
    bukankah kita sang ahli waris -
    jawabannya karena kita tidak pernah mensyukuri apa yang Tuhan slalu berikan
    ini smua takdir.
    tidak ada yang bisa menyalahkannya
    tidak bisa berbalik ke blakang
    hanya menjadi misteri sampai saatnya kita boleh TAHU oleh yang “MAHAKUASA”
    hanya orang yang berpikir positif
    akan menyadari bagaimana cara dalam menanggapinya
    tapi apa betul ada peradaban yunani kuno di dasar laut.
    itu masih jadi misteri bagi saya.
    trims..
  3. Atlantis adalah sebuah benua yang amat maju,dimana orang-orang disana 98% memiliki sifat zodiak Taurus,yang mana mencintai keindahan,ketenangan,dan kebersamaan,dan lagu-lagu yang tenang,orang-orang dapat berbicara dengan binatang dengan perasaan dan telepati mereka,mereka tidak pernah membeda-bedakan,jika mereka ingin pergi ketempat yang mereka inginkan,namun amat jauh,mereka hanya memejamkan mata dan memfokuskan diri ke tempat itu,kesehatan mereka terletak pada warna,lagu,perasaan,dan perenungan, Mereka sadar pada diri dan hidupnya,karena peradaban yang amat sangat tinggi,maka mereka ingin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan alam,karena merasa dirinya dapat seperti tuhan,karena segelintir orang,maka akibatnya amat sangat besar,karena orang-orang tersebut telah melakukan sesuatu yang telah dibatasi oleh Allah swt,yaitu mengendalikan 4 elemen alam,air,api,tanah,dan angin,karena alam tahu akan hal itu,alampun memusnahkan benua surga yang musnah itu,tanah bergetar,gelombang besar menerjang,langit penuh asap merah pekat,dari jauh lahar panas menjalar,orang-orang menjerit kesakitan,namun jiwa yang tenang seakan telah lepas daripada tubuhnya.
    Raja-raja pada jaman itu mengukir rasa hormat dalam batu emas dan memberikannya kepada dewa laut,umur mereka hidup sampai 200 tahun,tanpa ada rasa dengki dan rasa amarah,rasa iri dan murka,mereka selalu mengasihi,karena itu pula ia saling menghargai,sesama manusia,hewan,tumbuhan,benda,dan ke 4 elemen,Diantara mereka pastilah ada diantara kita,namun secara sadar kita tidak tahu,bukti bahwa atlantis adalah bagian dari kita adalah kita selalu ditimpa bencana karena berlaku tidak adil pada mahluk hidup,dan alam,bagian atlantis adalah yang juga mempengaruhi kita,apabila kita saling menghargai,mencintai,mengasihi,semua mahluk dan alam maka akan damai.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos tidak dapat dianggap enteng. Bagi yang benar-benar berminat menelusuri penelitian beliau, harus siap dengan pikiran terbuka dan wawasan yang luas mengenai segala jenis kepercayaan ataupun sejarah yang ada di dunia ataupun ‘pernah’ ada. Banyak hal yang orang luar negeri tahu sejak lama, tapi kita baru tahu tentang negeri kita sendiri.
  5. Sudah saatnya semua etnis di indonesia menerimanya bahwa sejarah yang dipertentangkan dalam naskah wangsakerta benar adanya.
    Bahkan penelusuran yang saya buat sampai kepada ancient civilization, yang tercantum di epik mahabrata dan tercatat pula dalam Lost civilization oleh beberapa sejarawan AS.
    Sunda adalah bagian dari sejarah tua. Genetik tidak bisa dipisahkan, Dan jawa merupakan anak dalam sebuah genetik. Jadi apa yang diperebutkan dalam hal kesukuan saat ini sebenarnya hal yang semu belaka.
  6. Anggalarang (Mas Faisal)terima kasih atas infonya. Kami akan lebih berbahagia sekiranya Anda dapat berbagai cerita tentang penelusuran Anda terhadap “Ancient Civilization of Sunda” di Nusantara kuno. Ini mungkin bis melengkapi paparan Prof.Dr. Arisiyo Santos de Nunes dari Brazil itu.
  7. Atlantis yuPz???
    g tw 2,,,
    Indonesia???
    maybe yes maybe no……….
    au ach elep,,,,
    (^.-)
  8. Prof.Dr. Mulyadhi Kartanegara, peneliti dan profesor pada UIN Syarif Hidayatullah, Islamic College for Advanced Studies (ICAS) -Jakata, dan CIPSI (Center for Islamic Philosophy, Science dan Information, saat ini sedang mengedit dan menjalankan proyek terjemahan karya klasik inteletual Islam: RASAIL IKHWAN al-SHAFA, menemukan bahwa para ulama penyusun Rasail Ikhwanus Shafa (Abad ke 11 M) sudah mengungkapkan dalam bab tentang asal-susl umat manusia, bahwa manusia pertama (ADAM dan HAWA)dilahirkan atau diciptakan Tuhan di suatu tempat di wilayah garis Khatulistiwa (equator), yang lama siang dan malamnya sama, terdiri dari dua musim, iklimnya tidak terlalu ekstrim, tanahnya subur, lumpurnya banyak mengandung unsur-unsur yang memungkinkan terciptanya atau terbentuknya species makhluk-makhluk, banyak airnya, dll. Intinya gambaran ikwanus shafa mirip dengan kondisi Nusantara atau Benua Sunda (Indonesia bagian Barat-Tengah) di Nusantara.
    • memang benar apa yang anda katakan secara riset ilmiah, bahwa ADAM n HAWA manusia yg diciptakan Tuhan pertama kali sesungguhnya adalah ditaman EDEN/ATLANTIS yaitu INDONESIA berada di titik perbatasan khatulistiwa (antara sumatara n jawa) pada jaman itu ATLANTIS/TAMAN EDEN pernah ada kerajaan (kingdom) yang menguasai bumi ini, baik secara teknologi, budaya, alam,bahasa sangat maju. maka tergenapilah firman Tuhan “yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; Tuhan mencari yang sudah lalu” pengkhotbah 3:15. silakan anda selidiki kebenaran baik fakta secara ilmiah maupun rohani! trims
  9. Post #2
    Kristina Wulandari wroteon November 5, 2008 at 9:39pm
    “Ada banyak versi tentang Atlantis, Edgar Cayce bilang
    bahwa Lemuria itu nama benuanya, dan Atlantis itu nama
    negaranya (diperkirakan eksis 24.000 – 10.000 SM.)
    Negara Atlantis itu terbagi dalam beberapa daerah
    atau pulau atau kalau sekarang istilahnya mungkin
    provinsi atau negara bagian. Daerah kekuasaan
    Atlantis terbentang dari sebelah barat Amerika
    sekarang sampai ke Indonesia. Atlantis menurut
    para ahli terkena bencana alam besar paling
    sedikit 3 kali sehingga menenggelamkan negara itu.
    Jadi, kemungkinan besar Atlantis itu tenggelam
    tidak sekaligus, tetapi perlahan-lahan, dan
    terakhir yang meluluh lantakkan negara itu terjadi
    sekitar tahun 10.000 SM. Pada masa itu es di kutub
    mencair dan menenggelamkan negara itu.
    Terjadi banjir besar yang dahsyat, dan penduduk
    Atlantis pun mengungsi ke dataran-dataran yang
    lebih tinggi yang tidak tenggelam oleh bencana
    tersebut. Itulah sebabnya di beberapa kebudayaan
    mulai dari timur sampai barat, terdapat mitos-mitos
    yang sejenis dengan kisah perahu Nabi Nuh.
    Kemungkinan besar karena memang mereka
    berasal dari satu kebudayaan dan tempat yang
    sama. Mereka mengungsi ke daerah yang
    sekarang kita kenal dengan Amerika, India,
    Eropa, Australia, Cina, dan Timur Tengah.
    Mereka membawa ilmu pengetahuan- teknologi dan
    kebudayaan Atlantis ke daerah yang baru.”
    Di kalangan para Spiritualis, termasuk Madame
    Blavitszki — pendiri Teosofi — yang mengklaim
    bahwa ajarannya berasal dari seorang “bijak”
    berasal dari benua Lemuria di India, Atlantis ini
    lebih dikenal dengan nama benuanya, yaitu
    Lemuria. Di dalam kebudayaan Lemuria,
    spiritualitasnya didasari oleh sifat feminin,
    atau mereka lebih memuja para dewi sebagai
    simbol energi feminin, ketimbang memuja
    para dewa sebagai simbol energi maskulin.
    Hal ini cocok dengan spiritulitas di Indonesia
    yang pada dasarnya memuja dewi atau energi
    feminin, seperti Dwi Sri dan Nyi Roro Kidul
    (di Jawa) atau Bunda Kanduang (di Sumatera
    Barat, Bunda Kanduang dianggap sebagai
    simbol dari nilai-nilai moral dan Ketuhanan).
    Bahkan di Aceh pada masa lalu yang dikenal
    sebagai Serambi Mekkah pernah dipimpin 4 kali
    oleh Sultana (raja perempuan) sebelum masuk
    pengaruh kebudayaan dari Arab Saudi yang
    sangat maskulin. Sebelum itu di kerajaan
    Kalingga, di daerah Jawa Barat sekarang,
    pernah dipimpin oleh Ratu Sima yang terkenal
    sangat bijak dan adil. Di dalam kebudayaan
    lain, kita sangat jarang mendengar bahwa
    penguasa tertinggi (baik spiritual atau
    politik adalah perempuan), kecuali
    di daerah yang sekarang disebut sebagai
    Negara Kesatuan Republik Indonesia.
    Setelah masa Atlantis (Lemuria) ada 5 ras
    yang berkuasa, yaitu: kulit kuning,
    merah, coklat, hitam, dan pucat. Pada
    masa itu kebudayaan yang menonjol
    adalah kulit merah, jadi kemungkinan
    besar kebudayaan Indian/Aztec/ Maya
    juga berasal dari Atlantis.
    Tetapi, kemudian kebudayaan itu
    terkebelakang dan selanjutnya kebudayaan
    kulit hitam/coklat di India yang mulai
    menguasai dunia. Inilah kemungkinan
    besar jaman kejayaan yang kemudian dikenal
    menjadi Epos Ramayana (7000 tahun lalu)
    dan Epos Mahabarata (5000 tahun lalu).
    Tetapi, kemudian kebudayaan ini pun hancur
    setelah terjadi perang Baratayuda yang
    amat dahsyat itu, kemungkinan perang itu
    menggunakan teknologi laser dan nuklir
    (sisa radiasi nuklir di daerah yang diduga
    sebagai padang Kurusetra sampai saat
    ini masih bisa dideteksi cukup kuat).
    Selanjutnya, kebudayaan itu mulai
    menyebar ke mesir, mesopotamia (timur
    tengah), cina, hingga ke masa sekarang.
    Kemungkinan besar setelah perang
    Baratayuda yang meluluhlantakkan
    peradaban di dunia waktu itu,
    ilmu pengetahuan dan teknologi (baik
    spiritual maupun material) tak lagi
    disebarkan secara luas, tetapi tersimpan
    hanya pada sebagian kecil kelompok
    esoteris yang ada di Mesir, India Selatan,
    Tibet, Cina, Indonesia (khususnya Jawa)
    dan Yahudi. Ilmu Rahasia ini sering
    disebut sebagai “Alkimia”, yaitu ilmu
    yang bisa mengubah tembaga menjadi
    emas (ini hanyalah simbol yang
    hendak mengungkapkan betapa
    berharganya ilmu ini, namun juga
    sangat berbahaya jika manusia
    tidak mengimbanginya dengan
    kebijakan spiritual)
    Kelompok-kelompok Esoteris ini mulai
    menyadari bahwa mengembangkan
    ilmu pengetahuan dan teknologi
    saja, tanpa mengembangkan kebajikan
    spiritual, akan sangat berbahaya bagi
    peradaban dunia. Itulah sebabnya
    kelompok-kelompok Esoteris ini
    memulai kerjanya dengan
    mengembangkan ilmu spiritual
    seperti tantra, yoga, dan meditasi
    (tentu saja dengan berbagai versi)
    untuk meningkatkan Kesadaran
    dan menumbuhkan Kasih dalam
    diri manusia. Ajaran-ajaran
    spiritual inilah yang kemudian
    menjadi dasar dari berbagai agama
    di dunia. Sedangkan ilmu pengetahuan
    dan teknologi disimpan dahulu dan
    hanya diajarkan kepada orang-orang
    yang dianggap telah mampu
    mengembangkan Kesadaran dan Kasih
    dalam dirinya.Tetapi, manusia memang
    mahluk paling ironik dari berbagai
    spesies yang ada di bumi. Berabad
    kemudian, ilmu spiritual ini justru
    berkembang menjadi agama formal
    yang bahkan menjadi kekuatan politik.
    Agama justru berkembang menjadi
    pusat konflik dan pertikaian di mana-
    mana. Sungguh ironik, ilmu yang tadinya
    dimaksudkan untuk mencegah konflik,
    justru menjadi pusat konflik selama
    berabad-abad. Tapi, itu bukan salah
    dari agama, tetapi para pengikut ajaran
    agama itulah yang tidak siap untuk
    memasuki inti agama: spiritualitas.
    Pada masa abad pertengahan di Eropa,
    masa Aufklarung dan Renaissance,
    kelompok-kelompok Esoteris ini mulai
    bergerak lagi. Kali ini mereka mulai
    menggunakan media yang satunya lagi
    – ilmu pengetahuan dan teknologi –
    untuk mengantisipasi perkembangan
    agama yang sudah cenderung menjadi
    alat politis dan sumber konflik antar
    bangsa dan peradaban. Ilmu pengetahuan
    dan teknologi yang selama ini disimpan
    mulai diajarkan secara lebih luas.
    Kita mengenal tokoh-tokoh seperti
    Leonardo Da Vinci, Dante Alegheri,
    Copernicus, Galio Galilae, Bruno,
    Leibniz, Honore de Balzac, Descartes,
    Charles Darwin bahkan sampai ke Albert Einstein
    T.S. Elliot, dan Carl Gustave Jung adalah
    tokoh-tokoh ilmu pengetahuan,
    teknologi, dan seni modern yang
    berhubungan — kalau tidak bisa dikatakan
    dididik — oleh kelompok-kelompok Esoteris
    ini. Tetapi, sejarah ironik kembali
    berkembang, kebudayaan dunia saat ini
    menjadi sangat materialistis. Ilmu
    pengetahuan dan teknologi yang
    seharusnya digunakan untuk
    “menyamankan” kehidupan sehari-hari
    manusia, sehingga manusia punya lebih
    banyak waktu untuk mengembangkan
    potensi spiritualitas di dalam dirinya,
    justru menjadi sumber pertikaian dan
    alat politik. Konflik terjadi di mana-mana.
    Ribuan senjata nuklir yang kekuatannya
    1000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan
    di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945,
    kini ada di bumi, dan dalam hitungan
    detik siap meluluhlantakkan spesies
    di bumi. Belum lagi eksploitasi secara
    membabi buta terhadap alam yang
    menyebabkan kerusakan lingkungan
    dan pemanasan global di mana-mana.
    Menurut para ahli, hutan di bumi saat ini
    dalam jangka seratus tahun telah berkurang
    secara drastis tinggal 15%. Ini punya dampak
    pada peningkatan efek rumah kaca yang
    menimbulkan pemanasan global, diperkirakan
    kalau manusia tidak secara bijak bertindak
    mengatasi kerusakan lingkungan ini, maka 30
    sampai 50 tahun lagi, sebagian besar kota-kota
    di dunia akan tenggelam, termasuk New York City, Tokyo, Rio De Jenero, dan Jakarta.
    Dan sejarah tenggelamnya negeri Atlantis
    akan terulang kembali.
    Jaman ini adalah jaman penentuan
    bagi kebudayaan “Lemuria” atau “Atlantis”
    yang ada di bumi. Pada saat ini dua
    akar konflik, yaitu “agama” dan “materialisme”
    telah bersekutu dan saling memanfaatkan
    satu sama lain serta menyebarkan konflik
    di muka bumi. Agama menjadi cenderung
    dogmatik, formalistik, fanatik, dan anti-human
    persis seperti perkembangan agama di Eropa
    dan timur tengah sebelum masa Aufklarung.
    Esensi agama, yaitu spiritualitas yang
    bertujuan untuk mengembangkan Kesadaran
    dan Kasih dalam diri manusia, malah dihujat
    sebagai ajaran sesat, bid’ah, syirik, dll.
    Agama justru bersekutu kembali dengan
    pusat-pusat kekuasaan politik, terbukti
    pada saat ini begitu banyak “partai-partai agama”
    yang berkuasa di berbagai negara, baik di negara
    berkembang maupun di negara maju. Di sisi lain
    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
    yang berlandaskan pada paham materialisme
    juga sudah terlanjur menguasai dunia.
    Persekutuan antara kaum agama dan materialisme,
    atau “agama-materialisti k” ini mulai menggejala
    di mana-mana, berwujud dalam bentuk-bentuk
    teror yang mengancam dunia.
    Sudah saatnya, para spiritualis di “Lemuria”
    mulai bersatu kembali. Segala pertikaian
    remeh temeh tentang materialisme- spiritualistik
    atau spiritualisme- materialistik harus diselesaikan
    sekarang. Tugas yang sangat penting tengah
    menanti, bukan tugas prophetik, tetapi tugas
    yang benar-benar menyangkut keberlangsungan
    eksisteksi seluruh spesies di “Lemuria”, di bumi
    yang amat indah ini. Tugas ini tidak bisa
    dikerjakan oleh satu dua orang Buddha atau Nabi
    atau Wali atau Resi atau Avatar seperti pada
    masa lalu. Tetapi, seluruh “manusia-biasa”
    juga harus terlibat di dalam tugas ini.
    Jika hipotesis Prof. Santos memang benar,
    bahwa Atlantis pada masa lalu itu berada
    di Indonesia, maka hal itu berarti kita yang
    tinggal di sini punya tugas (karma) yang
    penting. Ini bukan suatu kebetulan. Kita
    yang tinggal di Indonesia harus bangkit kembali,
    bangkit Kesadarannya, bangkit Kasihnya,
    bangkit Sains dan Teknologinya untuk mengubah
    jalannya sejarah Lemuria yang selama ini
    sudah salah arah. Kejayaan masa lalu
    bukan hanya untuk dikenang, atau dibanggakan,
    tetapi harus menjadi “energi-penggerak” kita
    untuk mengambil tanggung jawab dan tugas
    demi kejayaan Indonesia dan keberlanjutan
    peradaban Lemuria beserta seluruh spesies
    yang ada di bumi ini.
    “Masa depanmu
    jauh lebih indah dan jaya daripada
    masa lalumu, wahai putra-putri Indonesia!”
    Indonesia Bangkit! Lemuria Jaya!
    From Erwin[/B]
    http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=2062934&start=0&
  10. mungkin jg indonesia benua atlantis,
  11. Jitu Indra Timur
    lemuri atau lamuri atau lamri atau lambaro atau lamreung itu di Aceh bukan RI. ini membuktikan bahwa bicara RI harus mereferensikan dulu ke Aceh tapi mengapa pengaruh Aceh di RI bahkan Nusantra/Asia tenggara berusaha di hapus. bahkan kata Jawa sendiri bila kita tanya ke orang jawa mereka pasti tidak mengerti asal muasalnya, mengreferensikan ke Aceh lah semua itu bisa di jawab.
    • Dari yang pernah kubaca… sebenarnya bukan aceh asalnya… tapi minangkabau (sumatera barat), bahkan ada yg mengkaitkan dengan sejarah Alexander The Great (Alexander Yang Agung), bahwa masyarakat minangkabau adalah masih keturunan Alexander Yang Agung, dimana itu semua dalam petualangan Alexander untuk turut mebangun kembali peradaban yang hilang (menemukan Atlantis yang hilang)…wallahu a’lam…
  12. knapa bs b’angapan klo Indonesia tu adalah sebagian dr atlantis???
    dan sbnernya apa yang d’ktakan plato tu apa memeng sudah k’nyataan???
    • Kalau belum yakin, silahkan baca dan teliti ulang, hasil riset 30 tahun Prof.Dr.Arisyio Santos di http://www.atlan.org
      • syahid irfan
        ia…bener itu.. kalau memang pada saat itu gravitasinya=o berarti anda sedang melayang donk?
        terus apa hubungannya sama atlantis?
      • Mungkin itu ungkapan awam, ketika heran mengapa kompasnya tak bekerja di area tersebut. Mungkin yang tepat adalah kompasnya menjadi tak berfungsi karena polarisasi magnetik planet bumi di arena tersebut dikacaukan oleh medan magnetik lain yang cukup kuat, sehingga, kompas tak bekerja. Adapun grafitasinya masih ada, buktinya orang-orang dan benda-benda di area tersebut ngak melayang terbang atau melesat ke angkasa luar, seperti di tempat sejenis stargate “pintu-pintu langit” “wormhole (lubang cacing)” yang diasumsikan para astronomer, bahwa beberapa planet dan galaksi terhubung oleh jalan rahasia bebas gravitasi bumi. Wallahu alam bi shawab.
      • syahid irfan
        sori salah kirim… harusnya ke yang bawah… hehe
  13. mas ahmad samantho yth,
    saya punya informasi yang mungkin mas butuhkan tentang suatu tempat yang pernah kami riset bulan feb. Dimana tempat itu adalah gravitasi o, kompas dan alat penunjuk arah lainnya tidak bekerja. Mas bisa hub saya. Saya ingin kontak langsung.
    • Bung,
      Kalau kompas tidak bekerja, berarti medan magnet di sana besar. Tapi apa hubungannya dengan gravitasi = 0 ya? Kalau gravitasi = 0 berarti waktu itu anda melayang dan tumbuh-tumbuhan di sana daunnya tumbuhnya ke atas semua ya. Rambut saya juga bisa jadi jabrik ya kalau ke sana :)
  14. Untuk Bung Jitu,
    secara politis dan budaya apa yang kita sebut Aceh sekarang ini masih sangat muda umurnya. Aceh seperti yang kita kenal sekarang ini baru lahir dan berkembang di zaman Iskandar Muda. Sebelum raja ini melakukan ekspansi dan acehnisasi, di wilayah yang kita sebut Provinsi Aceh ini ada banyak kerajaan seperti Pidi(r) dan Pasai di Pantai Timur dan Daya di Pantai Barat. Aceh kala itu hanya sebatas Aceh Besar dengan ibukotanya Banda(r) Aceh.
    Jadi bahasa yang sekarang kita sebut bahasa Aceh disebut bahasa apa sebelum zaman Iskandar Muda? Jelas bukan bahasa Aceh. Bahasa resmi kerajaan sendiri pada waktu itu adalah bahasa Melayu. Kala itu menyebut orang Calang, Pidie atau Bireuen sebagai orang Aceh sama saja dengan menyebut orang Batak, Karo, Mandailing sebagai orang Medan atau orang Sunda sebagai orang Bandung. Ya pola itu memang terulang lagi di zaman modern ini. Orang Minahasa kita sebut orang Menado, bahkan ketika Gorontalo masih tergabung dalam Provinsi Sulut mereka pun disebut orang Menado. Begitu juga di Sumsel, semua orang di sana disebut orang Palembang atau orang Minang disebut orang Padang. Jelas salah kaprah.
    Menurut ilmu linguistik bahasa yang kita sebut bahasa Aceh sekarang sangat erat hubungannya dengan bahasa Campa. Kerajaan Campa adalah kerajaan besar dan tua yang berdiri sejak abad kedua dan runtuh pada tahun 1600an setelah kalah dengan Vietnam. Penduduknya banyak yang melarikan diri ke Kamboja, Thailand, Kelantan (Malaysia) dan Aceh.
    Jadi bicara Aceh kita harus bicara Campa. Karena kalau tidak kita tidak bisa memahami kenapa ada satu sukubudaya baru yang tiba-tiba muncul di Pulau Sumatera pada abad ke-16.
    Mengklaim bahwa Pidir atau Pasai adalah Aceh adalah sesuatu yang konyol, apalagi peristiwa yang terjadi jauh sebelumnya.
    Begitu juga mengkaitkan dengan serta merta budaya Atlantis dengan Indonesia adalah sesuatu yang terburu-buru. Bisa jadi Atlantis memang berlokasi di Indonesia. Tapi apakah kita suku-suku di Indonesia merupakan keturunan langsung bangsa Atlantis itu masih perlu dibuktikan.
    Kemungkinan nenekmoyang kita datang dari tempat lain ke tanah kosong yang telah ditinggalkan oleh bangsa Atlantis ini. Rentang waktu antara musnahnya peradaban Atlantis dengan catatan paling awal tentang nenekmoyang kita jaraknya terlalu jauh.
  15. subhanalloh…
    maha suci allaah stas segala kekuasaannya di muk bumi ini..
    kita juga memang patut menyukuri ini semua…
    kalau benar kita adalah keturunan kerahjaan atlantis…
    mohon informasi saja.. saya sangat tertarik tentang benua atlantis tersebut..
  16. Izin copas ya Om.. Ilmunya buat dishare
    terima kasih
  17. kita harus menyelidikinya!!!!!11
  18. Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera
    PUTRI
    /
    KAMIS, 28 MEI 2009 | 18:08 WIB
    JAKARTA, KOMPAS.com — Tim yang terdiri dari gabungan para pakar geologi Indonesia, AS, dan Perancis berhasil menemukan gunung api raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Gunung api tersebut berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter dan berada 330 km arah barat Kota Bengkulu.
    Para ahli geologi ini berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris.
    “Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia, tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua,” kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surachman kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/5).
    Gunung api bawah laut berada di Palung Sunda di barat daya Sumatera, 330 km dari Bengkulu, di kedalaman 5,9 km dengan puncak berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut. Meskipun gunung ini diketahui memiliki kaldera yang menandainya sebagai gunung api, para pakar mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api bawah laut ini.
    “Bagaimanapun gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus,” katanya. Survei yang menggunakan kapal seismik Geowave Champion canggih milik CGGVeritas itu adalah yang pertama di dunia karena menggunakanstreamer terpanjang, 15 km, dari yang pernah dilakukan oleh kapal survei seismik.
    Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50 km) yang meliputi Palung Sunda, prisma akresi, tinggian busur luar (outer arc high), dan cekungan busur muka (fore arc basin) perairan Sumatera.
    Sejak gempa dan tsunami akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera yang menarik minat banyak peneliti asing.
    Tim ahli dari Indonesia, AS, dan Perancis kemudian bekerja sama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam (deep seismic image).
    WAH
    Sumber : Antara
  19. klu mnrtq kta hrus brsyukr ttpi smua bncna itu hrus kta maklumi krna itu hukum alam dan sdh khndak tuhan yg mha esa
  20. Memang benar kita harus yakin dan percaya pada Indonesia, Indonesia adalah” The making of super power “
  21. Indonesia adalah “THE MAKING OF SUPER POWER”
  22. Saya rasa sangat mustahil indoensia dianggap atlantis, itu ada beberapa alasan tidak bisa memastikan itu adalah Indonesia.
    alasan :
    - Utk menyerang Yunani tidak perlu jauh2 jarak apalagi lokasi tidak terlalu jauh. Jika jauh mestinya menyerang negara2 terdekat misalnya Inggris, jerman, Spanish..
    - Ingat Benua Lemuria yang di negara Atlantis. spt dibilang Edgar Nabi Tidur”. (tetapi benua? malah benua kecilpun? malah ada dua benua ini yaitu atlantis di samudra atlantik dan lemuria di samudra pasifik/sekitarIndonesia = membingungkan)
    - Blm ada bangunan taman eden di bawah laut di wilayah Nusantara.
    - Jika Indonesia atlantis, seharusnya Papua padat penduduk malah orang2 mirip aborigin. Manusia pubra itu sgt berbeda dgn manusia sempurna yg diturunkan Allah, kemungkinan manusia pubra itu mengalami evolusi gen sendiri dalam peradaban berikut baik terhadap lingkungan,iklim, sebagainya.
    - Ingat Atlantis blm bisa disebutkan turunnya Adam & Hawa karena Adam & Hawa turun di wilayah yg blm bisa saya sebutkan. (karena rahasiaNya)
    - Ingat sejarah nabi Nuh, bahwa ada rumah dulu tmpt tinggal Nabi Adam&Hawa disapu air bah. Itu berarti sudah di barat Suriah/utara Mesir. Kenapa? karena perahu nabi Nuh ditemukan di daratan tinggi sekitar Suriah (kyk udah ditemukan kapal nabi Nuh)
    - Atlantis itu keturunan nabi Adam &Hawa yg berlangsung turun menurun..
    - Atlantis tenggelam kemungkinan berada di timur Yunani yg byk pulau2 kecil yg terpisah2.. gunung pernah meletus di pulau thera yg di timur Yunani. Ingat dikalahkan athena menurut kabarnya.. kemungkinan berada di utara MESIR. Karena piramid didirikan di mesir itu juga berasal dari Atlantik, Eropa maju modern dalam sejarah spt italia, romania, yunani itu biasanya mirip sejarah bangunan Atlantik.
    - Ratu kidul??? gk mungkin karena atlantik sudah lama ada ribuan tahun sebelum ratu kidul meninggal dunia.
    - bagaimana kalau atlantik tenggelam 500 km dari barat maroko di afrika? itu di dekat eropa. coba gunakan teleskop map.google.com pake 100km utk mengukur jarak 500 km dari barat maroko itu ada berpetak2 itu dangkal tenggelam pulau.. tapi sebagian besar daratan pantai tenggelam karena dikiris oleh air laut pasang akibat meleleh es kutub2.
    - lihat warna biru berbeda dari sekitar perairan yg di antara amerika dan eropa/afrika. ada bertabrakan air laut itu di bawah.. berbentuk pulau yg panjang vertikal. malah daratan tenggelam berpetak2 di dekat barat selatan portugal itu ada celah pintu masuk ke perairan mediritarian (di sektar yunani). Bisa dijadikan jajahan memasuki ke perairan mediritarian utk menyerang yunani. tapi anehnya terlalu jauh, mestinya bisa nyerang roma dulu..
    -ingat, Nabi Adam tdk perlu jauh2 dari mekah/jeddah utk membangun rumah Ibadah Kabah dari menempatkan batu2.itu ada penjelasan sejarah para nabi. bisa saja Nabi Adam berjalan seminggu lebih kembali ke Atlantis dari mekah lalu balik utk tugasNya… pokoknya gk mungkin jauh2 Indonesia dan barat maroko yang Nabi Adam menempuh perjalanan yg sangat jauhhhh… karena tugas membangun rumah Ibadah di Mekah.
    - sekali lagi ingat, Atlantis itu diibaratkan taman eden yg indah itu harus musim yang menyenangkan itu tidak terlalu PANAS, tidak terlalu DINGIN.. itu tentu berkembali di timur YUNANI. pada masa 75ribu tahun lalu benua2 diselimuti es2 sblm meleleh menjadikan bbrp daratan2 tenggelam.
    -perlu diingatkan sekali lg, bahwa daratan atlantis tidak memerlukan jumlah orang terlalu banyak.. katanya 30ribu orang atlantis.. it kemungkinan gk byk orang2 menuju atlantis karena lokasi bersebrangan laut. tapi atlantis itu sebagian ebsar bercampur ethnis,ras.. kekayaan yg melimpah2.. apakah kekayaan melimpah di timur yunani?
    nah akhirnya kemungkinan semuanya pencarian pulau atlantik.. kemungkinan besar adalah di sekitar timur Yunani.. lihat timur dikit selatan athena ada pulau berbentuk C terbalik itu bekas gunung berapi.
    semoga membantu
  23. mohon ijin ngelink ke sini gan…
  24. menurut saya sangat pantas indonesia adalah atlantis, sisa-sisa peradaban tinggi dapat dilihat dari budaya dan adat yang menjunjung tinggi martabat manusia
  25. mohon ijin untuk copas yah untuk ke milis, terima kasih
  26. Ada yg tahu asal kata “JAWA”?
    Salah seorang teman ada yg bilang kalo kata “JAWA” itu kemungkinan berhubungan dengan kata “Jah Weh” atau “Yah Weh” atau “Jehovah”.
    Klo ada yg tahu mohon uraian beserta sumbernya. Trim’s.
    • Kata Jawa berasal dari bahasa sansekerta Javadwipa artinya pulau padi. Jadi dari dulu Jawa terkenal sebagai penghasil padi. Jadi tidak ada hubungannya dengan Jah Weh/Yah Weh/Jehovah
    • Tentang Peradaban Jawa (Peradaban Atlantis) dikaitkan dengan kiprah Bani Israel, ada fakta yang menarik apabila anda berkunjung ke situs resmi Israel misalnya di Kantor Perdana Menteri Israel dan Kantor Kedubes Israel di seluruh dunia terpampang nama Ibukota Israel : JAVA TEL AVIV / JAWA TEL AVIV, dan MAHKOTA RABBI YAHUDI yang menjadi imam Sinagog pake gambar RUMAH JOGLO JAWA. Dengan demikian apakah Bani Israel merasa menjadi keturunan Jawa ? Yang disebut Jawa adalah seluruh Etnik Nusantara yang dulunya penghuni Benua Atlantis sebelum dikirim banjir besar oleh Allah SWT, setelah banjir besar benua ini pecah menjadi 17.000 pulau yang sekarang disebut Indonesia, hanya beberapa etnik yang masih tersisa, selebihnya menjadi cikal bakal bangsa2 dunia antara lain bangsa India, Cina ( termasuk Jepang ), Eropa, Israel, Arab, dan Indian ( silahkan baca hasil penelitian Prof. Santos selama 30 tahun tentang Benua Atlantis terbitan Gramedia ).
      Dalam bahasa Jawi Kuno, arti jawa adalah moral atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan : “ora jowo” berarti “tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun”, sebutan jawa ini sejak dulunya dipakai untuk menyebut keseluruhan wilayah nusantara, penyebutan etnik2 sebagaimana berlaku saat ini adalah hasil taktik politik de vide et impera para penjajah. Sejak zaman Benua Atlantis, Jawa memang menjadi pusat peradaban karena dari bukti2 fosil manusia purba di seluruh dunia sebanyak 6 jenis fosil, 4 diantaranya ditemukan di Jawa.
      Menurut “mitologi jawa” yang telah menjadi cerita turun temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN DEWI SARASWATI dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan “ILMU KEJAWEN”. Sejatinya “Ilmu Kejawen” adalah “Ilmu Akhlaq” yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam Alqur’an “Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam wujud Alqur’an dengan “BAHASA ASLI (ARAB)”, dengan pernyataannya “tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.
      Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama2 belajar “Ilmu Kejawen” kepada Guru Janabadra dan mengembangkan “Ilmu Kejawen” ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing2, di India mereka namakan “Ajaran Hindu”, di Cina mereka namakan “Ajaran Budha”. Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha dan Alqur’an, ternyata tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM, sedang DEWI SARASWATI adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa2 selain ARAB. Bukti lain bahwa Ajaran Budha berasal dari Jawa adalah adanya prasasti yang ditemukan di Candi2 Budha di Thailand maupun Kamboja yang menyatakan bahwa candi2 tsb dibangun dengan mendatangkan arsitek dan tukang2 dari Jawa, karena memang waktu itu orang Jawa dikenal sebagai bangsa tukang yang telah berhasil membangun “CANDI BOROBUDUR” sebagai salah satu keajaiban dunia.
      Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, bahwa sebenarnya “CANDI BOROBUDUR” adalah bangunan yang dibangun oleh “TENTARA NABI SULAIMAN” termasuk didalamnya dari kalangan bangsa Jin dan Setan yang disebut dalam Alqur’an sebagai “ARSY RATU SABA”, sejatinya PRINCE OF SABA atau “RATU BALQIS” adalah “RATU BOKO” yang sangat terkenal dikalangan masyarakat Jawa, sementara patung2 di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Budha, sejatinya adalah patung model bidadara dalam sorga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model dan berambut keriting. Dalam literatur Bani Israel dan Barat, bangsa Yahudi dikenal sebagai bangsa tukang dan berambut keriting, tetapi faktanya justru Suku Jawa yang menjadi bangsa tukang dan berambut keriting ( perhatikan patung Nabi Sulaiman di Candi Borobudur ).
      Hasil riset tsb juga menyimpulkan bahwa “SUKU JAWA” disebut juga sebagai “BANI LUKMAN” karena menurut karakternya suku tsb sesuai dengan ajaran2 LUKMANUL HAKIM sebagaimana tertera dalam Alqur’an. Perlu diketahui bahwa satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur’an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo serta meninggalkan negeri bernama SLEMAN di Jawa Tengah. Nabi Sulaiman mewarisi kerajaan dari Nabi Daud yang dikatakan didalam Alqur’an dijadikan Khalifah di Bumi ( menjadi Penguasa Dunia dengan Benua Atlantis sebagai Pusat Peradabannya), Nabi Daud juga dikatakan raja yang mampu menaklukkan besi (membuat senjata dan gamelan dengan tangan, beliau juga bersuara merdu) dan juga menaklukkan gunung hingga dikenal sebagai Raja Gunung. Di Nusantara ini yang dikenal sebagai Raja Gunung adalah “SYAILENDRA” , menurut Dr. Daoed Yoesoef nama Syailendra berasal dari kata saila dan indra, saila = gunung dan indra = raja.
      Jadi sebenarnya Bani Israel yang sekarang menjajah Palestina bukan keturunan Israel asli yang hanya terdiri 12 suku, tapi mereka menamakan diri suku ke 13 yaitu Suku Khazar (yg asalnya dari Asia Tengah) hasil perkawinan campur Bani Israel yang mengalami diaspora dengan penduduk lokal, posisi suku Khazar ini mayoritas di seluruh dunia. Sedang Yahudi asli Telah menghilang yg dikenal sebagai suku-suku yg hilang “The Lost Tribes” yang mana mereka pergi ke timur dan banyak yg menuju ke “THE PROMISED LAND” yaitu Indonesia
  27. memang benar,, pokonya benar deh
  28. Kalo membaca uraiannya prof. Arysio Santos, memang bisa jadi bahwa Indonesia dulunya adalah Atlantis karena semua profil yang disebutkan Plato bisa ditemukan di Indonesia. Selama ini para ahli tentang Atlantis dan Lemuria sudah berusaha mencari dan mengaitkan beberapa wilayah sebagai Atlantis, namun selalu ditemukan kelemahan dan ketidakcocokan. Kalau mengingat bahwa sekitar 10 ribu tahun yang lalu temperatur bumi kemungkinan lebih rendah 5-10 derajat Celsius, maka bisa dimaklumi bahwa peradaban bisa tumbuh pesat di wilayah di mana semua syarat untuk peradaban tumbuh dimungkinkan. Dan semua syarat itu ada di Indonesia, tanah yang sangat subur karena begitu banyak gunung vulkanis, air yang melimpah, flora dan fauna yang beragam dan udara yang nyaman. Bukti2 manuskrip kuno dan bukti2 geologis modern tentang adanya suatu daratan yang tenggelam di sekitar Sumatera dan Jawa bisa jadi mengindikasikan bahwa di situ pernah ada suatu peradaban yang sangat maju. Dan semua itu musnah perlahan-lahan dengan seringnya terjadi bencana yang salah satunya banjir besar yang kemungkinan terjadi karena meletusnya beberapa gunung berapi di Indonesia secara serentak sehingga melelehkan cadangan es di belahan bumi utara yang kemudian menenggelamkan sebagian besar Indonesia. Dan karena situasi di Indonesia sudah tidak memungkinkan lagi untuk dihuni, bangsa yang ada di benua itu kemudian menyebar dengan bertahap ke segala penjuru dunia dan membentuk peradaban2 baru di sana seperti Mesir, China, Maya, dan India yang ternyata mempunyai kemiripan kisah tentang asal usul mereka dan didokumentasikan di kitab2 suci mereka. Saya setuju dengan teori bahwa kemudian Indonesia menjadi semacam tanah yang terlantar, praktis kosong ataupun kalau masih ada penduduknya, kemungkinan hanya orang2 yang tidak punya kemampuan untuk mengungsi dari kasta yang terbawah, biasanya kaum buruh, sehingga kemudian beribu tahun kemudian orang2 dari daratan Asia kembali menghuni pulau2 di Indonesia. Dan yang paling menarik adalah bahwa sebenarnya asal usul bangsa Yahudi adalah dari Indonesia yang mengelana sampai ke Timur Tengah berasimilasi dengan penduduk setempat menjadikan mereka mempunyai bentuk fisik seperti sekarang ini.
  29. Woooow….analisanya melenceng terlalu jauh…kita sudah diakhir jaman, jangan terlambat karena memikirkan teori plato dan kroninya termasuk darwin…nanti keburu kiamat terus ga punya bekal…nah loooo….Sesungguhnya palto,phytagoras,darwin serta rentetan kroninya atau yg belajar berdasarkan teori mereka adalah monyet disebabkan kedunguan mereka karena menganggap diri mereka berhasil membuat atau menciptakan sesuatu…mereka adalah manusia paling bodoh yang ada dipermukaan bumi.
    pertama manusia yang mengaku dirinya Muslim..harus yakin bahwa Nabi adam A.S bentuknya sama dengan manusia yang ada sekarang. hanya besar fisiknya yang berbeda..karena manusia terdahulu umurnya lebih panjang. tapi untuk apa ini semua? semua adalah untuk merenungkan betapa dasyatnya pencipataan Allah SWT. sehingga seseorang akan terus menyadari siapa dirinya…apakah masih menganggap dirinya jenius,pandai, dll. Wahai saudaraku apabila kamu ingin mengetahui ini semua…kenalilah dirimu…pasti kamu akan dapat menguraikan semuanya dengan mudah dan sederhana..baik melalui teori yg disebut ilmiah, dll.bahkan anda bisa menguraikan kenapa terjadi gempa, banjir, topan, dll. kuncinya anda kenali siapa diri kita ini masing2. dan Insya Allah akan mengatakan : “Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya, Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Semoga Allah memberikan petunjuk-Nya kepada kita…amin
  30. [Menepis Buku Santos dan Indonesia Truly Atlantis : Sejarah Perjalanan Bangsa2 yang Rakus dan Ambisius dalam buku Santos dan mengapa Bangsa-bangsa Ingin Menelan Habis Menelusuri Kekayaan Misteri Atlantis >>yang tepatnya berada di Indonesia Bagian Timur.
    Menepis Peulisan Seorang Profesor Santos Kalo Mau Tau meneruskan Penelitian Santos yang jadi pertanyaan itu di Indonesia Mana??memang Sudah Ribuan Tahun Silam Bangsa Indonesia Maluku Sudah menceritakan seperti kisah diatas Tepat apa yang pernah terjadi di Maluku tentang " NUNUSAKU "dibawah ini kisah singkat.Dan mengapa Bangsa2 Papua dan Maluku NTT atau NTB dan Timor - timur serta Halmahera dan Ternate sangatlah berbeda Rumpun2 nya terhadap Indonesia yang aslinya mempunyai dua rumpun bangsa melanesia barat dan rumpun melayu seperti Malaysia, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,Jawa.disini bisa kita tau bahwa Atlantis seperti yang terkisah pada bukunya adalah di Indonesia yang mana?????.Menyingkap bukti2 tentang Misteri Atlantis saya bisa menceritakan sedikit dasarnya disini.
    Dengan Nunu Saku di maksudkan Pohon Beringin ( Buyan Tres ) . Tetapi Nunu Saku sesuai penjelasan tradisionil lebih menyerupai pohon popythea seperti jenis yang di gambarkan oleh A.R Wallace ( Malay Archipelago 1869.p.64)." Nunu Saku " terbentuk dari tiga kumpulan akar yang berpijak pada tepi sebuah danau; pohon bertumbuh menutupi danau.
    Dari tempat dimana akar akar-akar memusat menjadi satu, keluarlah air yang mengisi danau ( Waele Butui - Air dari alat kelamin laki-laki). Air dalam danau disebut : Nunu Wae Sane = satu satu air suci yang kudus yang hidup dan yang abadi. Dari danai ini air menghilang kedalam bumi dan melalui terowong didalam tanah muncul kembali sebagai mata air pada bagian hulu ketiga batang air, dan melalui ketiga batang air Tala - Eti - Sopalewa di antarnya air turun kemuara.Pada awalya Kapua Upu ila Kahuresi menciptakan alam semesta ( ASA ) menampilkan Bapak Matahari = Upu Tahola; ibu Bumi : Upu yama ese dan pengawalnya bumi : upu ila kae = Bulan.
    Selama pertumbuhan mereka dari masa kanak-kanak hingga dewasa, terjadilah bahwa sang bapa matahari menaruh hati pada ibu bumi dan sebaliknya; maka ketika sinar pertama dari bapa matahari menyentuh ibu bumi, Hamilah ibu bumi sembilan zaman lamanya sesudah genap waktunya lahirlah : " Alif Uru " = Manusia Awal.! " TEMPAT KELAHIRAN TERSEBUT ADALAH NUNU SAKU " Alif Uru minum dari air dan makan dari daun dan buah yang bertumbuh pada pohon yang suci kudus itu. Kita bisa lihat maka dari itu laut di timur indonesia di sebut ARAFURU atau ALIFURU.
    Berikutnya bertambah banyaklah manusia awal ( wanita pertama keluar dari pohon pisang dan bambu). kemudian mereka diawali oleh empat kepala; tiga diantaranya melambangkan masing-masing : Nafsu, Jiwa, rasa dan ratio di dalam manusia yang saling bertentangan yang satu terhadap yang lain dan sebaliknya.
    Ai Ukene (Lisabata)
    1. Latu teru ijele hena ponie = Betul di negeri dulu ada tiga raja
    2. Si Ambamuwe nunu jela lehui = Semua keluar di baringin besar
    3. Ni sama ini waele senu waele = ini air besar semua sama saja
    4. Si amanu pakea ni pakeana = Kasih hanyut ini pakaian- pakaian
    5. Ama kai latu uhu inai = Nanti saja harus naik jadi raja
    6. Sine Nua latu nuhu selane = Dua raja ini punya kuasa sama
    7. Nuhu selane nete naru penusi = Kuasanya sama tetapi hatinya tidak betu
    l8. Si manahu mambuasa = Lain kasih jatuh lain
    9 Lembea one Welea = Adu kekuatan di dalam airKarena faktanya ketiga latu tidak mampu hidup bersama secararukun dan harmonis, maka dengan demikian mereka telah melanggar hukum : " Persekutuan Awal " yang telah ditegakkan oleh moyang moyang mereka sebagai : hukum " Sirih Pinang " ( Sirih, kapur, pinang, tembakau, dan cengkeh ).
    Hukum yang telah diatur dalam persekutuan ini ialah : " Kita semua stu dari satu tubuh dengan Kapua Upu Ila Kahuressi sebagai kepala dan totalitas" Maka kepala yang keempat yang melambangkan " Kuasa Roh " dalam manusia memerintahkan ketiga kepala untuk pergi dari lokasi Nunu Saku dan menjelajah bumi, Masing-masing mereka dengan kelompok yang berada di bawah pimpinan mereka.
    Dijanjikan kepada mereka bahwa Kapitan Besar akan mengatar mereka kembali untuk memperbaharui persekutuan awal; Menegakkan kembali hukum " Sirih Pinang " dan menyatukan mereka kembali ketiga Latu kembali ke gunung Fah ( di Ulate Inai ) untuk memperbaharui persekutuan awal karena Uru telah melupakannya, Maka sejak itu mereka di berikan nama " Hara Fah Uru " atau " Harafuru " yang arinya : URU DARI GUNUNG FAH. ( seperti zaman sekarang jelas masih dalam Peta laut harafuru atau di sebut arafuru atau laut alifuru ).
    1. AI UKENE ( Nomali = Huelehu) = (Pesan) Ama - Ina untuk uru didalam ini ( Bomali- Nuwelehu)
    2.Manu Tula potike sapalene = Roh dari langit diraih oleh upu yang datang bertemu dengan kau dialam ini
    3. Rutu keku Nunusaku retui = Uru kalau dinunusaku baiknya pakai rutu-rutu
    4. Kaha ketu waele teru, waele = Pergilah sampai keatas sampai keair besar - Tiga air besar
    5. Sapawela surikamba-lesi = Sapawela yang menyapu bersih pada pandangan pertama seperti uli mengamati dan membela
    6. Waele eti moni tihu mitene = Air besar eti bagaikan imam besar yang menegakkan hukum
    7.Waele tala tahi sane samane = Air besar tala yang menghasilkan satu tubuh yang kekal dan paling berharga
    8. Runa essi patia teru, one walea joo! = Anak uru kuasa terbagi tiga langgar air yoo!
    9. Runa essi latua teru = Anak uru kuasa dari Allah tua benar tiga.
    Kemudian persekutuan ditegakkan kembali " Sesudah mana kembali mereka turun lewat batang - batang air kini sebagai manusia dari gunung Fah untuk melaksanakan Hukum : Heka - Leka sampai Kapitan Besar Riri Ama ( Bapa Hakim ) mengantar mereka kembali ke Nunu Saku untuk selama-lamanya.
    1. Turu lau haha ika kau e yami = itu orang jauh didaratan tinggi seperti kita juga
    2. Hale nusa opono lease e yami = kita semua disebelahnya pulau ambon dan lease
    3. Uling enye liasa manima = Satu kali potong tali putus ( dan ) gasepa terguling lepas
    4. Nasi totol lema urie = Bermain hanyut menyesakkan nafas
    5. Biang huta kamu kamu mouputi = Biang kamu kamu (menutup) permukaan dan tubuh. Menjadikan kita putih( agar tidak terlihat oleh orang lain)
    6. Riri ama tutu hena sepa o = riri ama tegakan negeri asli o!7. Riri ama Kwae hena sepa o = riri ama cari negeri asli o
    Demikian Nunu Saku adalah tempat dari pada awal kemana URU di dalam alam semesta akan di hentar kembali setelah dia memenuhi hukum " Leka " dan dipesankan bahwa hanya URU yang telah dilahirkan Baru " LEKA " - URU yang telah menyatu dengan alam semesta dapat menemui dan melihat NUNUSAKU
    Nunu Saku = Unu Nusa Asa Ku = Bagian pulau dimana ku menjadi satu dengan Asa yang tunggal.
    Menyingkap Atlantis diatas benar bahwa peradapan benua atlantis yang hilang akibat adanya Bencana2 dalam Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Para dewa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.
    Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat.
    yang terjadi di Bumi akibat benturan lempeng Asia dan Australia.
    Misteri Atlantis diatas merupakan bagian dari NUNUSAKU dan kita sering kali mendengar sejarah tentang Air Bah yang terjadi Jutaan Tahun yang silam semasa NABI NUH serta keturunannya hingga kini.Salah satu contoh Perahu Kayu yang terbuat dari kayu yang tahan akan air asin hanyalah kayu jati saja.dan kayu jati tersebut salah satu Pohon yang hanya ada di Indonesia.Banyaknya Emas hanya ada di Papua.sampai akhirnya saya tahu bahwa Orang Yang Ambisius itu adalah Masa GAJAH MADA yg ingin mempersatukan NUSANTARA.dan mengapa Bangsa2 didunia Rakus akan Misteri Atlantis yg kaya merupakan Bagian dari sejarah Nunusaku yang bukanlah Mitos menurut Warga Keturunan Melanesia di Indonesia Timur.Akhirnya anak2 Nabi Nuh yang berpencar2 hingga banyaknya manusia dan keturunan abraham seperti banyaknya debu pasir dan tanah. Say Thanks to " Santos "
    Mengenakan Misteri dan berkelanjutan laut yang belum dipetakan, menggoda Kepulauan Rempah di awal 16 abad imajinasi Eropa ke titik obsesi. Terletak di perairan bagian timur Malay Archipelago, pulau-pulau legendaris ini (Maluku, yang juga dikenal) adalah seharusnya sekali menggantikan Taman Eden untuk menjadi. Sebagai satu-satunya tempat di dunia dimana "Tritunggal Kudus" dari ramuan cengkeh tumbuh, adalah pala, dan fuli-minus-cule pulau-pulau ini mata air cepat intrik internasional dan kekayaan pribadi, yang naik dan turun dari bangsa-bangsa di seluruh dunia penyebab. Ini adalah sejarah pulau-pulau ini, mistik mereka, dan dampaknya terhadap ekonomi global yang semakin menarik Scents karunia Eden.Lama didambakan untuk aroma dan rasa, tetapi yang paling penting bagi kualitas pelindung mereka, rempah pertama kali dibuat hanya tersedia di Eropa oleh para pedagang Arab.
    Rising nilai setiap kali mereka berpindah tangan, adalah jamu yang dijual dengan harga yang berlebihan, dan segera pulau titik tumpu kepentingan Barat dan kontrol. Pada tahun 1511 Portugis untuk meninggalkan pulau, Maluku solusi untuk memperluas kerajaan mereka, bertentangan dengan persyaratan serupa di Spanyol untuk bergabung. Inggris dan Belanda segera bergabung dalam berburu, setiap negara untuk mengendalikan perdagangan rempah-rempah bersaing dengan Perusahaan India Timur sendiri. Kemudian, setelah Revolusi Amerika, para pedagang Massachusetts pergi ke medan perang, dan perdagangan rempah-rempah yang dihasilkan Milyuner pertama dari Republik muda.Aroma Eden regales kami dengan kisah-kisah mengesankan yang korup petualang Eropa dan pulau misterius penguasa, dan dengan ledakan pertempuran terjadi antara penduduk pulau, penjelajah, dan bajak laut, dengan mematikan perjalanan laut dan beberapa tokoh yang paling berwarna-warni dalam sejarah.... Read More
    1920 SM: Alkitab mengatakan kepada Yusuf, mantelnya dari banyak warna yang dijual kepada kafilah rempah-rempah oleh saudaranya.
    1700 SM: Sebuah penggalian arkeologis di Mesopotamia (sekarang Suriah) digali dari dapur rumah tangga biasa cengkeh dari periode.
    992 SM: Ratu Syeba mengunjungi Raja Salomo dengan "rempah-rempah bantalan unta" sebagai hadiah utamanya.
    400 SM: Hippocrates, ayah dari Kedokteran "mengumpulkan daftar panjang korektif untuk menggunakan herbal dan rempah-rempah. Hippalus 17 Masehi, seorang kapten laut Yunani, menemukan metode menggunakan angin monsun di layar, kesimpulan bahwa perdagangan laut langsung dibuka antara timur Mediterania dan India.
    65 ritual pemakaman di Roma untuk istri Nero, Poppaea, memerlukan satu tahun panjang kayu manis. ...
    410 Visigoth Alaric tuntutan £ 3.000 lada sebagai tebusan dari Roma. Dua tahun kemudian ia mulai ekstrak lada £ 300 sebagai upeti tahunan.
    595 Muhamad, pendiri Islam, menikah dengan seorang janda kaya rempah, para pengikutnya semangat misionaris dikombinasikan dengan perdagangan rempah-rempah di Timur, membuat pembangunan monopoli rempah-rempah pertama, sedangkan penyebaran Islam.
    900 Venesia telah bangkit sebagai kekuatan komersial, terutama dalam rempah-rempah, ketika ia mulai ... Read Morememimpin Eropa dalam Abad Kegelapan.
    Perang Salib dimulai sejak tahun 1095, memperingatkan oportunis untuk potensi perdagangan Timur, dan kebutuhan untuk membebaskan Tanah Suci dari kaum Muslim.
    1165 Sebuah surat yang diduga dipalsukan terkenal ditulis oleh Yohanes Prester didistribusikan secara luas di Eropa, titillating pembaca dengan kemungkinan Kerajaan Kristen di Timur.
    1298 Marco Polo kembali ke Venesia dari perjalanan panjang ke Asia cerita rempah-rempah yang dapat ditemukan. Jadi Eropa telah terbangun kemungkinan langsung perdagangan Timur.
    1400 The Journey of Sir John Mandeville ini diterbitkan oleh seorang kesatria Inggris menggambarkan pengalaman nyata dan fantastis di Timur. Penemuan mesin cetak pada pertengahan abad, cerita ini khalayak yang luas.
    Pelabuhan Malaka tahun 1402 didasarkan pada semenanjung Malaysia oleh Pangeran Paramesvara, seorang pengungsi dari Sumatera. Bekerja di katedral dari Sevilla dimulai.
    Portugis tahun 1418 Pangeran Henry the Navigator mendirikan akademi untuk mempromosikan navigasi Spice Timur Quest.
    1477 Chaucer Canterbury Tales dicetak lukisan Botticelli Primavera.
    1492 Leonardo da Vinci menggambar mesin terbang. Lorenzo de Medici, "The Magnificent", meninggal. Granada Moor Spanyol adalah Kristen. The inkuisisi memberikan 3 bulan kepada orang Yahudi untuk menerima agama Kristen atau meninggalkan Spanyol. Ferdinand dan Isabella untuk membiayai perjalanan Columbus ke Dunia Baru.
    1493 Dengan goresan pena yang Pope Alexander VI Borgia membagi dunia belum ditemukan antara Spanyol dan Portugal di bawah Perjanjian Tordesillas.
    1498 menyelesaikan Pieta oleh Michelangelo di St Petrus di Roma. Vasco da Gama putaran Tanjung Keputusasaan (kemudian Tanjung Harapan) untuk membuka rute laut ke India.
    1504-1506 Venesia mengirim duta ke Sultan Turki, pembangunan kanal melalui Tanah Genting Suez.
    1507 Luther ditahbiskan. Amerika dinamai Amerigo Vespucci, dan New World akhirnya digambarkan sebagai berbeda dari Asia.
    18 tahun, tahun 1509 Henry VIII naik tahta Inggris dan menikahi janda saudaranya, Catherine dari Aragon. Magellan dan Serrao pada misi pengintaian ke Malaya, India nyaris melarikan diri dengan kehidupan mereka. Michelangelo digantungkan di bawah langit-langit lukisan lukisan dinding Kapel Sistina.
    Pelukis Botticelli 1510-1512 meninggal. The U. S. East Coast ke Charleston terdeteksi. Leonardo da Vinci mendesain kincir air horisontal (prinsip turbin air). Portugis menaklukkan Malaka di Albuquerque, dan 3 kapal berlayar di bawah Kepulauan Rempah. Serrao memulai hidup baru di pulau Ternate> Maluku (Maluku).
    Keuangan pada tahun 1519 oleh Charles V, Kekaisaran Romawi Suci 18 tahun, set Magellan berlayar ke arah barat dari Spanyol untuk mencari Kepulauan Rempah. Cortes membawa kuda Arab dari Spanyol ke Amerika Utara. Leonardo da Vinci meninggal.
    Magellan terbunuh di Filipina pada tahun 1521, sementara Pulau Serrao diracuni oleh schemers. Cortes kontrol Meksiko. Luther adalah cross-diperiksa sebelum diet Worms.
    1522-1524, satu-satunya kapal ekspedisi Magellan kembali ke Spanyol dengan rempah-rempah yang cukup untuk membayar seluruh ekspedisi. Vasco da Gama meninggal. Giovanni da Verrazano menemukan New York Bay dan Sungai Hudson
    1531 Henry VIII diakui sebagai kepala Gereja Inggris. The "Great Comet" (kemudian komet Halley) terbangun takhayul di Eropa.
    Fransiskus Xaverius pada tahun 1546 berlayar dari Malaka ke Kepulauan Rempah. Martin Luther meninggal.
    Xavier meninggal pada 1552 di lepas pantai Cina. Titian melukis potret diri.
    1556 Charles V turun tahta, menugaskan putranya Philip II dari Spanyol. Ignatius Loyola mati. Shakespeare lahir di
    1564. John Calvin dan Michelangelo mati. Spanyol menduduki Filipina di Manila dan mulai membangun.
    1575-1580 koloni Portugis untuk menyerahkan Ternate. England's Sir Martin Frobisher ditemukan di Labrador selama mencari bagian barat laut ke Kepulauan Rempah. Francis Drake kembali ke Inggris sebagai pahlawan setelah melewati dunia. ...
    1584 Sir Walter Raleigh menemukan Virginia dan klaim.
    1591-1592 James Lancaster berangkat dari Plymouth di Inggris pertama pelayaran ke Hindia Timur dan berlayar di sekitar Semenanjung Malaysia.
    1595 Orang Belanda memulai usaha mereka di kolonisasi Hindia Timur. Shakespeare menulis A Midsummer Night's Dream.
    1597 Willem Barents, penjelajah Belanda, meninggal pada kembali dari Nova Zembla, telah mencoba mencari bagian timur laut ke Kepulauan Rempah.
    Shakespeare menulis Hamlet pada tahun 1600. India Timur Inggris Perusahaan ini didirikan.... Read More
    1602 Para Perusahaan India Timur Belanda didirikan, telah berkembang dari perusahaan sebelumnya.
    1603 Setelah kematian Ratu Elizabeth, James dari Skotlandia meningkatkan tahta Inggris. Raleigh ditangkap dan dipenjarakan di Menara London. Koloni pertama Inggris didasarkan pada Run pulau kecil di Kepulauan Banda> Maluku. ... Teh akan dikirim dari Cina ke Eropa pertama kali oleh VOC Belanda. Banda pulau dalam penyergapan Belanda 'Vile pengkhianatan'.
    1611-1612 The King James Bible diterbitkan. Henry Hudson, Teluk Hudson yang menemukan tahun sebelumnya, meninggal. John Donne elegi menyusun "An Anatomy of the World." Tembakau ditanam di Virginia. Manhattan yang menggunakan Belanda sebagai pusat perdagangan bulu. Baptisan lukisan El Greco Kristus.
    1614 Raleigh menulis sejarah dunia, sementara ... Read Moredipenjarakan. Pocahontas, putri India, menikah dengan John Rolfe Inggris.
    1616 Shakespeare dan Miguel de Cervantes mati. Raleigh dibebaskan dari Menara London Guyana ekspedisi untuk mencari El Dorado. Galileo adalah karya ilmiah juga dilarang Gereja Katolik. Kepulauan Banda Ai Run dan membawa Inggris sebagai penguasa, sehingga memicu kemarahan Belanda.
    Raleigh 1618 kembali ke Inggris setelah bencana ekspedisi dan dipenggal. Tuhan membuat Kanselir Francis Bacon. Hard-liner Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi gubernur-jenderal Hindia Belanda dan lembaga-lembaga yang teror di pulau.
    Pembantaian di Ambon 1623-1626 terjadi. Yakobus 1 dari Inggris meninggal dan digantikan oleh putranya Charles 1. Koloni Belanda di New Amsterdam didasarkan pada Sungai Hudson.
    1649-1651 Charles 1 pergi ke blok, dan Inggris bernama Commonwealth. Cromwell menyerang Irlandia. Mabuk pertama teh di Inggris. Navigasi pertama Undang-Undang, Inggris ... Read Moremelawan Belanda. Belanda mengatur Tanjung Harapan.
    1658 Belanda mengusir Portugis dari Ceylon, sehingga merebut kendali atas perdagangan kayu manis. John Dryden eulogizes Cromwell dalam "Heroic bait."
    1661-1664 Charles II's penobatan menandai awal dari Pemulihan. Daniel Defoe lahir.
    1666 Kebakaran Besar London mengamuk dan dicatat oleh Samuel mencacat dlm buku harian Pepys, setelah Wabah Besar tahun-tahun sebelumnya, kemudian dicatat oleh Defoe.
    1667 perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Breda ditandatangani, memberi Manhattan ke Inggris dan Belanda Run pulau. Milton's "Paradise Lost" telah diterbitkan. Katedral di Mexico City, satu di seratus tahun bangunan telah selesai.
    1697 Peter Agung, yang Peter Mikhailov dan bertekad untuk Europeanize Rusia, 18 bulan mulai perjalanan melalui ... Read MorePrusia, Belanda, Inggris dan Wina, cara hidup Eropa belajar. Terakhir sisa-sisa peradaban Maya dihancurkan oleh Spanyol di Yucatan.
    1701-1706 Yale Collegiate School didirikan pada Saybrook College dan Yale terletak di New Haven, Connecticut, di Elihu Yale hasil perdagangan rempah-rempah. Kapten Kidd digantung untuk pembajakan. Benjamin Franklin lahir.
    Wabah besar pada 1721 menyapu habis timur melalui selatan Perancis.
    1732 George Washington lahir. Franklin Richard Miskin Almanach dikeluarkan oleh 26 tahun penulis.
    Lisbon 1755-1760 gempa bumi besar membunuh 30.000 orang dan menghancurkan surat-surat asli bertukar Magellan dan Serrao dan surat-menyurat penting lainnya. Clive daun india pahlawan. Marie Antoinette lahir. George III naik tahta Inggris.
    1769-1770 Kapten James Cook berlayar untuk Tahiti dan menjelajahi Australia.
    Pierre Poivre associate pada ... Read Moretahun 1770, Provost, berhasil menyelundupkan bibit cengkeh dan pala dari Kepulauan Rempah ke Mauritius, dengan demikian mengakhiri monopoli perdagangan rempah-rempah Belanda. Pembantaian Boston dimulai, perkelahian antara warga sipil dan tentara Inggris. Beethoven lahir.
    Revolusi Amerika 1775-1783 adalah tahun berkisar Jane Austen lahir. James Watt menyempurnakan mesin uap. Oleh Perjanjian Paris, Britania akhirnya mengakui kemerdekaan Amerika Serikat. Mozart menyusun Misa di C minor.
    1789 massa badai Paris Bastille, awal periode berdarah Revolusi Perancis. Fletcher Christian dan pemberontak lainnya HMS Bounty di Pulau Pitcairn untuk menyelesaikan Pasifik Timur, sementara Kapten William Bligh dan 18loyalists berlayar 3.600 mil dari tonga ke Timor di Hindia Belanda.
    Teror dimulai pada tahun 1793, dan Raja dan Ratu dari Perancis ... Read Moretelah dibawa ke guillotine. Louvre adalah Galeri Seni Nasional, dan pembangunan Capitol di Washington, DC, dimulai. Eli Whitney menciptakan gin kapas.
    1796 Para Perang Napoleon adalah bersiap-siap di Eropa. The Spice Island baru-baru ini kembali ke Inggris. Kapten Jonathan Carnes Salem, Massachusetts, diam-diam ia sekunar Rajah berlayar ke Sumatra untuk mendapatkan kertas massal. John Adams mengalahkan Thomas Jefferson dalam pemilihan presiden Amerika.
    Presiden Thomas Jefferson 1803 Louisiana consummates Pembelian dengan kesulitan keuangan, Napoleon, mempromosikan ekspedisi Lewis dan Clark melalui Pacific Northwest. Emerson dan Berlioz dilahirkan. Robert Fulton drive perahu dengan tenaga uap.
    1807 Thomas Jefferson menandatangani Undang-Undang Embargo tirani (diarahkan terhadap Britania Raya dan ... Read MorePerancis), melumpuhkan perdagangan laut Amerika. Penjelajah Alexander von Humboldt menerbitkan jilid pertama dari 30 tahun di Amerika Spanyol.
    1812-1819 dengan peningkatan ketegangan, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Britania Raya. Lord Byron menulis "Anak Harold's Pilgrimage", yang membuatnya terkenal secara harfiah dalam semalam. Menyusun Beethoven Symphonies 7 dan 8. Inggris ditemukan Singapura.
    Sebagai Boston terus meningkat pada tahun 1831, akhirnya menyusul ke Salem sebagai pelabuhan utama New England, Virginia Nat Turner Slave memimpin sebuah pemberontakan.
    Charles Darwin memulai perjalanannya sebagai seorang naturalis di kapal HMS Beagle ke selatan. Bellini menyusun opera La Sonnambula dan Norma, dan Chopin tiba di Paris. Potomac fregat AS berlayar ke pantai Sumatera untuk membalas serangan terhadap kapal dagang Salem Persahabatan.
    Ratu Victoria dinobatkan pada tahun 1838. Chopin penghubung dengan ... Read MoreGeorge Sand dimulai. Angkatan Laut Britania statistik menunjukkan bahwa memiliki 90 kapal aktif, Rusia 50, Perancis 49, dan 15 kapal AS.
    1839 Perang Opium Pertama antara Britania dan Cina pecah. Poe menulis "The Fall of the House of Usher". Perwira Abner Doubleday lapangan bisbol pertama desain dan mengawasi pertandingan baseball pertama yang pernah bermain di Cooperstown, New York.
    1842 Perang Candu antara Britania dan Cina yang berakhir dengan Perjanjian Nan-raja, dan Hong Kong akan ditransfer ke Britania Raya. Charles Dickens Menerbitkan catatan AS. Wagner terdiri Rienzi opera pertamanya.
    Donald McKay 1850-1855 Clipper's Flying Cloud rekor. Satu tahun setelah Hawthorne's The Scarlet Letter, Melville's Moby Dick diterbitkan, diikuti 3 tahun kemudian oleh Thoreau's
    Walden pada 1854. Walt Whitman's Leaves of Grass menciptakan sensasi. Livingston menemukan Victoria Falls di Sungai Zambezi. Cunard besi pertama kapal melintasi Samudra ... Read MoreAtlantik dalam 9 hari dan setengah.
    1861 Perang Saudara yang pecah. TS Mort of Sydney, Australia, membangun mesin pertama-dingin unit penyimpanan dingin, sehingga diserahkan kepada peran bahan rempah-rempah aromatik bukan pengawet. Louis Pasteur meletakkan teori kuman fermentasi.
    1871-1873 Belanda menyatakan perang terhadap Aceh. Serangan pembajakan pribumi dan akhirnya Amerika menghentikan perdagangan lada langsung dengan Sumatra, menandai yang terakhir dari perjalanan 967 merica.
    1877 Ratu Victoria adalah Ratu diproklamasikan india. Thomas Edison's phonograph adalah, satu tahun setelah Alexander Graham Bell menemukan telepon. Henry James menulis The Amerika.
    1880 Joel Chandler Harris Paman Remus menulis. Thomas Edison adalah bola lampu. Kaleng sayuran dan daging di toko-toko muncul.
    Pemberontakan Boxer 1900 yang meletus di Cina, pitting cina terhadap US Marines. Lukisan Picasso Le Moulin de la Galette. Zeppelin adalah sidang pertama penerbangan. Maichotmail Conrad menerbitkan novelnya Lord Jim.
    Spice Amerika 1907 Asosiasi Perdagangan didirikan.
    1937 Albert Szent-Györgyi dianugerahi Hadiah Nobel untuk penemuan vitamin C dalam penelitiannya dengan paprika.
    1939-1945 Perang Dunia II sangat berkurang rempah-rempah di dunia pasokan.
    Badai Janet pada tahun 1955 menghancurkan 75% dari pohon pala di Grenada. Pada saat ini, kehilangan ini mewakili 40% dari pasokan dunia.
    Sebuah survei 1959 menunjukkan bahwa ramuan Amerika dalam bentuk apapun telah menjadi tercepat supermarket menjual item. ...
    CATATAN: Meskipun banyak dari entri sebelumnya dalam kronologi yang asli, banyak orang lain telah disesuaikan dari tahun 1966 American Association Perdagangan Rempah pamflet Sejarah rempah-rempah dan Dr Bernard grün's Jadwal Sejarah, edisi revisi (Simon & Schuster, 1991).
    Demikian Sekilas sejarah Singkat Mengapa Bangsa-Bangsa Didunia Ingin Menguasai Kekayaan Alam yang Luar biasa di yang Letaknya di Indonesia Bagian Timur.Termasuk Kerajaan Majapahit Pada masa Pimpinan Pati Gajah Mada.Misteri Atlantis Indonesia Bagian Timur lewat Perjalanan Darat Menyusuri Pulau2 Sumatra/Kalimantan/Jawa/Sulawesi.....dan Laut Atlantik serta Samudra Hindia dikarenakan Indonesia Timur merupakan Pintu Gerbang Emas Bagi Kelangsungan Hidup Manusia Di Dunia Sekilas Layaknya " Taman Eden "
  31. Tenang ……. kan ramalannya kiamat tahun 2012 ……………… Semua rahasia Allah, mari kita jalani dengan khusuq perintah dari Allah agar kelak menerima imbalan berupa “Surga” !!!
  32. Semoga Bumi tetap pada porosnya yang sekarang. jd tidak ada pergeseran benua. bila sdh waktunya tiba. poros-poros bumi bisa merubah semua keadaan. Gunung2 pindah ke Mesir atau kemana, Indonesia dijadikan seperti Eropa, Tunggu gilirannya saja. :) Manut dah… Gitu aja kok repot.
  33. Kalau bener Atlantis itu Indonesia kita harus bangga dan bersyukur donk!! Penelitian yang sangat menarik.
  34. saya yakin indonesia adalah atlantis karena banyak orng pintar di indonesia hanya saja tidak diekspose dan dikembangkan ide2nya…. sebenarnya indonesia adalah calon negara super power dunia
  35. emmm….
    kalo memang indonesia adalah benua yang hilang itu…
    kok sekarang masih terputus2…..
    ya ada kalanya benar dan adakalanya mengandung salah pula…
  36. seharusnya manusia d bumi harus percaya akan adanya Allah SWT.
    dan ramalan ramalan yg telah terlontar dari mulut- mulut manusia tentang akan datangnya kiamat itu jgn d percaya karena hanya Allah SWT yang mengetahuinya tentang adanya hari kiamat.
    Tapi kita juga harus percaya bahwa kiamat itu pasti datang, entah kapan itu terjadi tapi kita harus menjalani perintah yg telah Allah berikan kepada umat manusia.
    Pastinya di bumi ini akan terjadi kiamat- kiamat kecil.
    seperti yang pernah kita lihat di muka bumi ini.
  37. kalau atlantis itu ada di indonesia,kumpulin dulu bukti2nya.ok!
    • Kalau mau bukti ttg Atnatis Indonesia, silahkan teliti snediri dengan seksama dari buku prof.Dr. Arisyio Santos des Nunes, yang insya-Allah akan segera diterbitkan oleh Gramedia Pustaka, dati beberapa artikel ilmiah yang terkait dengan itu. Jangan dulu terburu mengatakan tidak ada bukti sebelum menelitinya (minimal secara kepustakaan) ttg Atlantis di Nusantara. Buat saya terlalu banyak bukti yg meyakinkan, yg sudah saya teliti dan saya bagikan dalam blog ini.
    • Kalau mau bukti ttg Atnatis Indonesia, silahkan teliti snediri dengan seksama dari buku prof.Dr. Arisyio Santos des Nunes, yang insya-Allah akan segera diterbitkan oleh Gramedia Pustaka, dati beberapa artikel ilmiah yang terkait dengan itu. Jangan dulu terburu mengatakan tidak ada bukti sebelum menelitinya (minimal secara kepustakaan) ttg Atlantis di Nusantara. Buat saya terlalu banyak bukti yg meyakinkan, yg sudah saya teliti dan saya bagikan dalam blog ini.
      • wajar2 ajj dan sah2 ajj indonesia adalah atlantis….
        pernah dngerkan kalo sebenernya yang dicari sama christopher colombus ntu sebenernya hindia atau indonesia…..bukannya amerika…. !!!!
        dan menurut hemat saya…pencarian christopher colombus terhadap hindia itu mengacu pada data letak atlantis ( indonesia )…sebuah negeri yang kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman nya….dsb
        jadi menurut saya,christopher colombus itu sebenernya mencari atlantis ( hindia / indonesia )
        jadi saya yang termasuk seseorang yang percaya bahwa atlantis itu adalah indonesia……..
  38. Salut dengan isi Blognya……
  39. hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwww
  40. mmmmmmmm……lau mm indonesia benua atlnts apa yg akn trjadi??????????????????????????????????????????????
  41. masak sih??????????
  42. Nice info.. Tapi apakah benar?
  43. Ulasan yg hebat… ayo tambahin lg donk ulasannya…
    bukunya Prof Santos udh terbit belum di gramedia?? itu versi bahasa indonesia kan??
  44. wong edan cari2 ya ginini, kenapa begitu percayanya dengan ucapan plato padahal jelas2 dia juga dengar dari orang lain sedang masa dia dengan apa yg di ceritakan telah begitu jauhnya. sekarang saja ketika teknologi penyimpanan dat begitu canggih masih memungkinkan adanya kesalahan data, apalagi masa dimana plato hidup, kesalahan akan jauh lebih besar. jika pun ucapan plato itu ingin lebih diselidiki, lebih baik tidak pada atlantis dalam arti sesungguhnya tetapi pencarian atlantis pada pola pikir seorang filsuf, atlantis secara fisik itu ga pernah ada, tetapi pada keindahan pemikiran atlantis itu ada, atlantis itu adalah suatu bentuk indah pemikiran bukan sebuah benua atau peradaban dalam bentuk fisik….terserah kalian klo ingin lebih gila, terusin aja cari2 barang yang ga jelas
    • Kemungkinan posisi fisik Atlantis itu ada di Indonesia bisa saja itu benar adanya, tetapi bangsa Indonesia saat ini belum tentu benar merupakan penduduk asli wilayah ini…. (Salam: Mondroith)
  45. apakah anda yakin kalau indonesia adalah benua atlantis yang hilang?
    seandainya benua atlantis yang hilang muncul kembali,apakah kemungkinan ada kehidupan seperti dulu lagi yang seperti indonesia????????
  46. buktinya apa kalau memang indonesia adalah benua atlantis?
  47. seandainya atlantis muncul,semua orang yang hidup di indonesia akan tinggal dimana?
    dan apa dampaknya bagi kita?
  48. Allahu Akbar……..
  49. numpang ngelink ya Om..
  50. d bikin film ny att.biar seruuuuu.!!!!!
    klw bku lama baca ny.
    Tapi bnr gtu .????
  51. Prnah suatu kali saya berdebat dgn paklik saya tentang lebih tua mana jawa dgn mesir kuno,kbtulan paklik saya dl pnganut kejawen.Dari prdebatan td paklik saya bersikukh klo jawa itu lbh tua dari mesir kuno skalipun … jika benar bahwa atlantis yg hilang itu memang bnar2 ada di INDONESIA maka benar jg kata paklik saya bahwa peradaban jawa purbakala itu ada.
  52. Menurut Alqur’an, Kerajaan Atlantis adalah Indonesia yang dulunya adalah satu pulau menyatu dengan daratan Asia, disebut Kerajaan Saba dengan Ratu Balqis sebagai penguasanya, di pulau Jawa terkenal dengan sebutan Ratu Boko. Ratu Boko diperistri Nabi Sulaiman, maka jadilah Nabi Sulaiman penguasa Benua Atlantis, tapi sepeninggal Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis, rakyat Atlantis berpaling dari ajaran Allah, maka Allah mengirim kepada mereka banjir besar yang menyebabkan Benua Atlantis ini terpecah menjadi kurang lebih 17.000 pulau. Peninggalan bangunan Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis adalah Sandi Borobudur, Sandi Prambanan, Istana Ratu Boko. Khusus Sandi (Candi) Borobudur merupakan Sandi (Kode) yang terdapat dlm Alqur’an, reliefnya bercerita tentang kisah Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Ratu Balqis dan Burung Hud Hud sebagaimana tertera dalam Alqur’an. Untuk lebih jelasnya silahkan akses http://WWW.SSQ-DLA.COM, semoga menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang akan datang, bahwa nenek moyang kita adalah Penguasa Dunia sekaligus Nabi Allah yang membawa Agama Islam
  53. “sirna ilang kerthaning bumi”
    sebelum agama import masuk, kita adalah sekumpulan peradaban local yang mempunyai sisi humanisme…
  54. Arief juniawan,drh
    Yang jelas kalo Indonesia adalah atlantis,maka bangsa kita adh pusat peradapan dunia…masa itu…dan semoga sekarang jg bisa berangsur-angsur…jadi superior juga di mata dunia…..lihatlah bangsa Indonesia pertumbuhan ekonominya mulai membaik…..tp kenapa ya atlantis dulu di tenggelamkan Allah…?…apa atlatis durhaka….apa atlantis itu dulu musuhnya nabi nuh…?
  55. masa sich kok bisa tahu kalau indonesia negara kita itu adalah benua atlantis yang hilang kata siapa ??.tahu dari mana coba kalau indonesia itu benua atlantis .Kalau indonesia benua atlantis berarti benua atlantis benua yang paling kecil dong terus orang-orang yang tinggal di atlantis pergi kemana??.nah kalau orang-orang asli atlantis udah tahu dimana benua atlantis yang telah hilang dan telah di temukan lalu mereka pergi ke indonesia nanti kita pergi kemana dong?????????????????????????????????????????????????????????????????????????
    omong-omong siapa sich penemunya?????????????????????????????????????????????????????????
  56. kenapa atlantis bisa hilang?????????????????????? .lalu tidak bisa di temukan tapi akhirnya bisa ditemukan lagi .aku jadi penasaran deh hhhhhhhhhmmmmmmmmmm………
  57. sejak kapan atlantis ditemukan???? kasih tahu yah kalau ada yang tahu
  58. Hmmm, bahan diskusi menarik. tp jg jd pmikiran riskan smisal salah1 komen “seandainya atlantis muncul,semua orang yang hidup di indonesia akan tinggal dimana? dan apa dampaknya bagi kita?”. Seolah telan mentah harfiah….,
    Kita ttp akan berpijak di negri ini. Menggali & menjaga peradapan khas milik sendiri dgn aneka rupa budaya jati diri. Sisi lain sejak fenomena “the Lost City” ini bergulir sdh tlalu banyak klaim dr berbagai negara. masing2 ajukan klaim singgung lokasi. Ujung-nya sisi komersil… efek pendapatan negara kancah turisme. UUD kan!!!
    Coba cermati kasus belakangan, internasional tourism board…bikin polling the New 7 wonder..stok alam Indonesia gak bisa masuk. tmasuk Komodo. Toh itu skdr rekayasa panitia ala polling bnyak-2an sms di kancah idola cilik. Ironisnya pmikiran kita dipaksa kerdil. di bonsai sisi negatif tehnologi.
    klo mau JUJUR knapa dari sekian kali peralihan pemerintahan gak pernah ada upaya tarik kembali jibun stok peninggalan budaya di museum Leiden. “citra” kita yg hilang…yg beri kontribusi tidak sedikit bg negri itu.
    blum lagi ekploitasi nusantara sekarang ini. Pemikiran kita ternyata masih terjajah… akhirnya merasa cukup dan mawas diri jd bangsa yg konon pernah jaya.
    klo wacana ini jd kontroversi, itu akan menjadi lebih BAIK. Hancurnya Atlantis konon dlm sehari semalam.tsunami or es mleleh apapun bumbu penyertanya. Toh skedar bpulang pd azab dan contoh bg generasi berikut. Smisal sodom,Ad, tsamud, madyan, Gomorah. (yg d ungkap Al-quran). masih bnyak yg blm trungkap contoh Pompey. jg Aceh…Padang hingga Haiti. Bs jd sbg penguat runtut redaksional. tgantung kemana opini bermuara.
    Kecil dulu sdh bosen sy di ceko’i pilem “Man from Atlantis”…termasuk imajinasi sjumlah artist, ttg puing kota celup itu yg berminiatur romawi dan sparta..troya. konotasi sisip klaim yg lain.
    sy pribadi meyakini “Atlantis” adalah Indonesia. Nusantara masa kini yg terkikis laju ne0-kolonial. klo di biarkan… gak terproteksi.. tanpa tindakan konservasi, akan berakhir the LOST CITY. sy akan kukuh….
    sadar gak sadar….mainstraim kita dipaksa utk meyakini. kita bangsa yg sdh raib. sejak duluuuuuu kalaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…..,
  59. Pingback: Indonesia, Potret Buram Peradaban Bangsa Besar… « DEN JIUN journal
  60. Waw
    keren ternyata benua yang selama ini di cari cari oleh ilmuwan di dunia ternyata adalah nusantara berarti negara kita ini adalah negara yang secara geografis berbahaya dong rawan akan bencana alam
  61. mungkin bener ya…
    kan kata plato orang-orang antlantis itu pinter-pinter,trus orang indonesia juga pinter-pinter,buktinya banyak orang indonesia yang dapet gelar profesor, doktor dan di akui oleh dunia…tapi emang gak di akui oleh bangsa kita sendiri…
    jangan sampe TUHAN menghukum Indonesia kayak atlantis gara-gara kita gk bersyukur…
    tapi sebagai orang INDONESIA aku bangga…
    MERDEKA…
  62. wah… kalo bener ‘Indonesia is Atlantis’,,,
    siap2 aja kita diprebutin bngsa2 laen… krna kekayaan alam yg berlimpah ruah…
  63. siapa sich yang menemukan kalau benua ATLANTIS itu INDONESIA ??? dan apa buktinya kalau INDONESIA benar benua ATLANTIS ??????????
    I LOVE INDONESIA
  64. Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus.
    Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya,
    di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.
    Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM).
    Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.
    Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan
    peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
    tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
    Jika dibaca dari sepenggal kisah diatas maka kita akan berpikiran bahwa Atlantis merupakan sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah bangsa yang besar dan mempunyai kehidupan yang makmur.
    Tapi kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?
    Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada.
    Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga
    menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
    Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan
    Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
    Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang
    hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu
    dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
    Awal tahun ‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti
    telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?
    Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia.
    Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?
    Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda.
    Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
    Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
    Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan
    besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
    Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia.
    Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
    Santos menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
    Sedangkan menurut Plato Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
    Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
    Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
    Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
    Ini ada lagi yang lebih unik dari Santos dan kawan-kawan tentang usaha untuk menguak misteri Atlantis. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.
    Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
    Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati, memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung lainnya wanita.
    Rambut saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa “tubuh merupakan kuilnya jiwa”, oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita. Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki fungsi pengobatan.
    Berkomunikasi dengan Hewan
    Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba. Saya sering berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara “wuung” yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.
    Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat”. Unicorn akan menjawab: “Baiklah”. Kita lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.
    Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadaku: “Saat ketika kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.
    Lingkungan yang Indah Permai
    Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.
    Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.
    Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan, marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini merupakan hal yang paling mendasar.
    Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.
    Teknologi yang Tinggi
    Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
    Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin, mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar, juga dikerjakan melalui hati.
    Pengobatan yang Maju
    Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
    Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai untuk pasien.
    Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di pasien. Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua indera yang ada akan sehat kembali, “warna” menyembuhkan indera penglihatan, “aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indera penciuman, “musik yang merdu” menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, “air murni” menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu berkaitan dengan “medan magnet” dan “energi matahari” , sekaligus merupakan pengobatan secara fisik dan kejiwaan.
    Pendidikan Anak yang Ketat
    Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.
    Pusat pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang sangat besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis, biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun, tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan setiap orang.
    Di seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat. Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif. Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian. “Orang pintar” membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan begini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.
    Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.
    Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya, memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang mencampuri kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah pelindung kami.
    Kiamat yang Melanda Atlantis
    Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
    Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia. Di saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks. Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak matang.
    Teknologi Maju yang Lalim
    Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
    Empat unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari galaksi dan bumi kami ini, basis materiil yang paling stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka “mengalah” pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi bermaksud “mengendalikan” 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur pokok dasar pada bintang tersebut.
    Menjelang Hari Kiamat
    Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.
    Banyak orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke Mesir, ada juga menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke daratan baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang “aneh”, mereka kembali dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di luar Atlantis.
    Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal ditutup oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa abad.
    Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah menenggelamkan daratan.
    Sumber Kehancuran
    Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.
    Bangsa Atlantis mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk mengembangkan seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:
    “Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan hidup berfoya-foya dan serba mewah.”
    Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:
    “Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”
    Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang “mengabaikan kesalahan”, hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya diam-diam “menyetujui kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.
    Kita sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin pelajaran, merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal kehidupan hanya berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia materi yang nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis memenuhi nafsu materiil, seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan, tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan, mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah kita sedang berbuat kesalahan yang sama?
  65. Och sungguh sayang indonesia jika benar adalah benua atau kota yang hilang, klo dulu peradabannya begitu maju kenapa sekarang peradabannya…
  66. jika benar indonesia adalah atlantis, kita harus termotivasi untuk berpikiran seperti rakyat atlantis pada saat itu.
    Kita harus menjadi mercusuar dunia…
    cukup sudah kita diperbudak bangsa asing.
    Tanah kita yang kaya akan energi, tidak kita kembangkan karena diberi isu yang tidak benar oleh bangsa asing. kita ditakut – takuti dengan berita yang tidak benar.
    Tanah kita memiliki kandungan uranium yang berlimpah, harusnya jika kita sadar itu, kita manfaatkan kekayaan tersebut dengan sebaik – baiknya. tetapi kenapa justru bangsa asing yang ingin merebut kekayaan tersebut?Kenapa papua yang kaya akan uranium tidak kita manfaatkan sumber daya alamnya dengan sebaik – baiknya. Cukup TimTim yang kita lepas.
    Dengan penggunaan uranium sebagai nuklir kita bisa mengurangi penggunaan minyak bumi sebagai sumber energi.
    Jadi, jangan takut dengan isu yang menakut – nakuti kita tentang bahayanya penggunaan nuklir!
    mari kembangkan peluang energi yang ada di bumi kita!jangan dimanfaatkan bangsa asing!
  67. arief juniawan,drh
    wilayah indonesia…..memang berpeluang besar….peninggalan benua atlantis yg hilang….terbukti dari ciri geografis,ciri penduduk,dan ciri peradaban….
  68. mang lapindo tdk bs dihntikan………………
  69. saya seorang yang ngak terlalu ngerti nih.. tapi saya paham akan semua pendapat diatas..
    kenapa kita ributkan pendapat yg lain,,, mending kita mulai cari tahu kebenarannya dengan mempelajari dan mendalami bukti sejarah dan prasejarah yang banyak di negara kita ini..
    sebagai contoh : orang indonesia ( melayu ) menyukai batu permata ( batu cincin ).. itu saja menurut saya adalah salah satu bukti yg nyata tentang peradapan atlantis.. banyaknya situs 2 menhir yang tidak di ketahui pasti usianya..dan kurangnya kita mendalami alqur’an,sunnah2 rasul,buku2 karangan ilmiah dan lainnya dari pemikir2 islam sesudah rasul..
    kembali ke pokok. . di kampung saya bukittinggi ada daerah yang di namai kampung menhir karena di sana ada sekitar 800an lebih menhir dari yg besar sampai yg kecil..semuanya menghadap ke satu arah…dengan tepat.
    terus, di sumbar banyak danau yang ada dimana danau tersebut ada karena letusan gunung seperti danau maninjaudan singkarak,danau di atas dan di bawah, danau toba di sumut..
    alasan lainnya, kehidupan masyarakat minang matrilinial dimana barang kali hanya sebagian kecil ada di dunia ini..
    bukti lainnya, adanya bukit yang mengandung uranium dan plutonium yang tidak diketahui oleh orang banyak..
    barang kali kalau di research dan di gali akan ada bukti semacam tambang dan genetor nuklir kuno di sana.. sayang belum ada peneklitian.. ( adanya cerita dari orang tua yang di turunkan secara turun temurun )
    mudah2an benar.. tapi ini hanyalah sebuah analisa kasar dari seorang yang awam..
  70. hi bro n sis..klo pertanyaannya ada kata “apakah mungkin”, emangnya ada yg gak mungkin di dunia ini?? bnyk sejarah org2 besar, klo diliat dr sgala sisi awalnya jg pd gak mungkin jd org besar…
    kita liat saja nanti sejarah bisa aja terulang..
    dulu copernicus dgn teori Heliocentis bertolak blkng dgn Geocentis yg sgt dpcy slm berabad2 oleh masyarakat dunia saat itu dpt tentangan dr org2 yg mengaku sbg ahli astronomi di jamannya, bahkan dicap dewan gereja sbg ilmuwan sesat membahayakan negara shg beliau dihukum mati.tapi teori tsb terbukti benar, baru diakui 200thn kemudia stlh ditemukannya teleskop oleh galileo
    setelah itu ada Colombus dgn tesisnya bhw bumi itu bulat, shg org jk berlayar terus ke timur maka akan balik lg dr barat, sama dia jg dikecam habis2an / dibilang gila oleh org2 yg mengaku ahli bumi saat itu
    jaman yunani kuno sblm plato jg ada socrates yg dihukum mati gara2 ilmu kedokterannya menentang penyembuhan dgn cara2 mistis/ perdukunan, mencoba mengembalikan segala sesuatu kpd akal logika ilmiah, malah dtentang hebat oleh para kolega n pemerintahnya.
    klo dliat sejarahnya smua Nabi2 org yahudi, Kristen n Islam jg dianggap sesat di jamannya
    aryo santos cm kunci pembuka dr kotak pandora Atlantis, yg bs mengubah alur sejarah peradaban manusia yg slama ini tlah dianggap kebenaran mutlak slama ratusan tahun,wajar jk ada pro kontra,
    toh scara akademis dia n tmn2 di lembaga risetnya jg bukan kumpulan org2 pandir yg gemarnya berdebat kusir tnp bukti ilmiah (spt kebanyak org melayu), jg waktu yg dihabiskan slm 30 thn bukan wktu yg sbentar utk sebuah riset
    tggu waktu aja nanti ada generasi yg lbh ok membuktikannya, dan mnrt kbr dr tmn member green peace mmg sdg ada rencana utk expedisi ini, jd mdh2n kita smua msh hidup shg bs jd saksi bersejarah ttg kebenaran Atlantis ini…
    Kabar Bencana kehancuran akibat letusan gunung & kehancuran benua Atlantis yg dimuat di Alqur’an
    QS. Luqman (31) : 32
    Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
    QS. al-Qari’ah (101) : 5
    dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
    QS. at-Takwir (81) : 3
    dan apabila gunung! Gunung dihancurkan.
    QS. al-Mursalat (77) : 10
    dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu.
    QS. al-Muzzammil (73) : 14
    Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan.
    QS. al-Haqqah (69) : 14
    dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
    Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nimat-nimat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. 16:112)
    Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (suatu mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. 17:16)
    Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? Dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun bagi kamu.
    QS. al-Isra’ (17) : 68
    Atau apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) Kami.
    QS. al-Isra’ (17) : 69
    Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
    QS. al-Isra’ (17) : 70
    Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir, maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu.
    QS. al-Mu’minun (23) : 41
    Kemudian Kami ciptakan sesudah mereka umat-umat yang lain.
    QS. al-Mu’minun (23) : 42
    Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. 12:111)
    Maha benar Allah dgn sgala firmanNya…
  71. pendapat plato bumi itu datar terbukti salah…trus pendapat plato tentang atlantis itu juga bisa bener bisa juga salah kan…?? ngapain dibesar-besarin kayak dak ada kerjaan aja…seperti kata santos ”..saya suka plato tapi saya lebih suka kebenaran..”
  72. a very nice blog.
    perlu waktu yang cukup banyak untuk membaca satu persatu.
    yang jadi pertanyaan saya selama ini adalah kenapa di pekanbaru, tanahnya berpasir putih. ada candi juga di riau.
    yang pernah saya baca juga, danau toba terbentuk setelah gunung yang menjadi pulau samosir meletus. puluhan ribu tahun yang lalu.
    kondisi serupa juga terjadi ketika gunung tambora di mataram, bima, meletus. eropa sampai tertutup kabut abu dan selama musim panas, mereka tidak bisa melihat matahari. sekian ribu tahun yang lalu. gunung di islandia yang baru meletus, itu baru ecek-ecek.
    google bisa memberikan referensi yang lebih dari cukup.
    hidup indonesia, negeri para koruptor !
  73. benar atau tidak bahwa Indonesia adalah benua Atlantis yang hilang, kita semua tidak tahu. sekarang saatnya bekerja dan membangun secara mental dan spiritual, agar Indonesia Tidak di tenggelamkan lagi seperti cerita atlantis tempo dulu.
  74. “semuanya benar kami telah mendapat berita melaluli Supranatural bahwa Para Dewa turun di Pussuk Buhit , gunung dibibir Danau Toba”
  75. Bila ada yg masih meragukan Tuan Santos , saya akan membawa Anda mengelilingi Danau Toba sambil “Berdoa ” semoga para Dewa berkenan Kita akan Mendapat Petunjuk !
  76. HAHAHA…. Mo Indonesia itu atlantis kek……. mo apa kek….. yang penting jangan lupa ma sholat dan perkuat sholat berjamaah … kalo sholat dah bener pasti.. Indonesia …bisa lebih dari atlantis… Allahuakbar……………..
  77. ini namanya ilmu gathuk…digothak gathuk ora entuk…hanya Allah yang maha tahu akan sejarah masa lalu dan kejadian yang akan datang…
  78. Assalamualaikum. .
    Wahai orang2 beriman,
    untuk apa kita berdebat untuk suatu hal yang tidak pasti?
    Lebih baik kita mendekatkan diri pada sang pencipta agar tidak terjerumus oleh ilmu dunia yang sejatinya banyak yang melenceng.
    Ingatlah Allah dengan segala kesempurnaan-Nya!
    Semoga Allah membuka pintu hati kita,amin.
    Wassalam..
    • Wahai yang mengaku Hamba Allah: Helen aila, justru Allah SWT memerintahkan kita (dalam banyak ayat Al-Qur’an) untuk melakukan penelitian dan pengkajian serta mengambil banyak pelajharan dari sejarah peradaban-peradanan umat manusia di massa lalu, supaya kita bisa memahami persoalan zaman kita masa kini dengan kaca mata kearifan yang benar (hikmah dan wahyu), sehingga dapat menata masa depan depan (akhirat) yang lebih baik lagi dengan semakin mengenali selengkap mungkin hakikat (Realitas) Tuhan YME.
  79. gile musibah macam apa yang bisa mengubur borobudur sampai tinggal puncaknya , yang di kira sama menir belanda cuma batu sandungan yang perlu di buang ketika lagi jalan sore -sore di pinggir hutan. makin di gali makin besar , menir belanda kaget nemuin candi borobudur. belum lagi yang di dekat kaki tambora katanya pompei dari timur atau barat dari timur yang rasnya ornag-orang bule semua yang katanya juga bernasib sama kayak borobudur terkubur habis.
  80. terima kasih,..
  81. #
    saya setuju atas kemungkinan bahwa atlantis ada di sekitar asia, termasuk indonessia.
    ini semakin memperkuat dugaan film knowing, dimana bencana besar di bumi diakibatkan oleh benda di luar bumi “Matahari” tapi bukan mata hari depstore lho…
    memang kalau dipikir2 ada benarnya bahwa siklus matahari mendekati bumi akan terjadi dalam ribuan tahun sekali, nah ketika mata hari mendekati bumi yang kemudian melelehkan segala cairan yang ada di muka bumi maka disitu terjadi luapan air yang menenggelmkan dataran2 rendah, termasuk asia.
    jadi ketika itu terjadi, masuk akal sekali bila, orang2 yang ada di dataran asia pada masa itu mencari dataran2 tinggi untuk menghindari bencana besar tersebut. kalau dipikir2 masuk akal juga ya itu dapat menjadi salah satu penyebab bahwa negara2 asia cenderung kurang maju dibanding negara2 barat. karena dataran ini baru didatangi oleh penghuni bumi saat bekas atlantis ini mulai kering dan memungkinkan untuk ditempati dan dikembangkan.
    jadi semakin kloplah kalau ada dugaan atlantis ada di sekitar asia, tapi kok belum menjadi negara paling maju seperti masa lalu atlantis ya… tapi signal itu udah ada sih dengan bangkitnya china mejadi negara terkemuka di bumi ini, tapi bisa juga lho bahwa negara2 atlantis yang konon kabarnya EMAS itu sesungguhnya diselimuti tanah atau lumpur yang mengeras yang akhirnya menjadi gunung2…
    atau bukit, coba kita perhatikkan mana ada tambang emas di dataran rendah… pikiren dewe selanjutnya….. namanya juga praduga …
    semoga bermanfaat duga menduganya..
  82. yang pasti…….. Tanah Air kita yang asli adanya diakhirat, don’t forgetlah…..!
  83. SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT
    “Yang tertulis akan selalu di kenang;
    Yang terucap akan terbang di bawa angin.”
  84. SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT
    “Yang tertulis akan terus dikenang; Yang terucap akan terbang dibawa angin.”
  85. Alhamdulillahi Rabb al-Alamin, Puji Tuhan, Amithaba…
    Hari ini ini Selasa 20 Juli 2010, artikel ini telah dibaca oleh lebih dari dua ribu delapan ratus orang ( 2811 ) dan mendapat 101 respon baik berupa komentar, kritik maupun dukungan empati dan simpati. Sementara pada detik yang sama kunjungan para pembaca blog Bayt al-Hikmah pada hari ini saja sampai detik ini mencapai 2810 orang. Entah pertanda apa ini? Subhannallah.
    Sebagai info tambahan.
    Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) Provisi Jawa Barat, Insya Allah akan mengadakan Konferensi Internasional tentang “Sejarah Alam, Filsafat dan Budaya-Peradaban Sunda Kuno, The Forgoten Kingdom and The Lost Continent” di Kota Bogor 26-28 Oktober 2010. Para peminat silahkan bersiap untuk hadir dalam konferensi Internasional tersebut yang akan menghadirkan Frank J. Hoff (Asisten Prof.Dr. Arisyio Santos de Nunes) dan Prof. Dr. Stephen Oppenheimer (Penulis Buku “Eden in The East”) serta beberapa pakar budaya, arkeolog, sejarahwan, dll.). Berita lebih lengkap insya-Allah menyusul di Blog ini.
    Takzim, Ahmad Y. Samantho.
  86. Rizal A. Rivai
    Ada beberapa hal yang harus di luruskan dari teorinya seorang peneliti yang bergelar Phd. tentang teori penemuan benua atlantis yang katanya adalan INDONESIA.
    Saya yakin bagi seorang geologi yang memilki naluri “krono-logis” akan dengan mudah menyangkalnya. Dan kesimpulannya jelas … Indonesia bukanlah Atlantis.
    Krono-logis adalah usaha manusia untuk melihat sebuah kejadian berdasarkan atas urutan waktu ( “chrono”). Nah jika diteliti berdasarkan urutan waktunya, maka akan sangat mudah untuk mematahkan teori spekulatif dari pendapat seorang pakar yang bergelar Phd.
    Adapun Antitesis dari teori yang disebutkan diatas, adalah sebagai berikut:
    Menurut Flint and Skinner, terbentuknya samudera atlantik pada jaman triassic, kira-kira 255-210 juta tahun yang lalu. Pada saat itu yang ada baru conifers, cycads, mamalia primitive dan dinosaurus (Manusia dan mamalia modern belum ada pada saat itu). Jadi seandainya kerajaan atlantis benar2 ada, kerajaan itu tidak tenggelam pada saat terbentuknya samudera atlantik. Ini adalah satu pukulan besar tentang ketidak selarasan antara diskripsi atlantis versi geologi dengan versi arkeologis (kalau memang ada). itu yang pertama.
    Yang kedua, Pak Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India , Sri Lanka , Sumatra , Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Teori ini sangat spekulatif karena pada jaman es antara 1,6 juta – 100 ribu tahun yang lalu, daerah yang saat ini di namakan indonesia sudah tidak menyatu. Pada saat air laut surut, sumatera, kalimantan dan jawa menyatu dengan asia, maluku, papua menyatu dengan australia sementara sulawesi dan nusatenggara sebagai pulau2 sendiri. Jadi ketetapan Pak Santos kurang akurat. Hal ini didukung oleh jenis2 fauna yang berbeda antara Papua dengan Jawa/ Sumatera/Kalimantan. Fauna-fauna di papua lebih mirip dengan autralia dan fauna di jawa/ sumatera/kalimantan lebih mirip dengan di Asia. Out of Africa (migrasi manusia purba)
    Ketiga, Teori Santor juga menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) ….. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa). Pernyataan ini merupakan sebuah kesalahan kronologis karena Super Volcano Toba yang terjadi 73.000 BC tahun yang lalu, merupakan letusan terhebat dalam 2 juta tahun terakhir. Teori santos di atas jadi kurang akurat karena menyebutkan letusan Krakatau yang paling dasyat. Atlantis Kingdom mungkin ada pada 23.400 B.C , jadi tidak mungkin letusan Toba menenggelamkan Atlantis, karena letusan Toba terjadi sebelumnya.
    Yang Ke Empat, Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat.
    jika kita telaah kembali argumentasi yang ke empat dari santos diatas, memang agak susah dimengerti kenapa letusan gunung berapi menyebabkan lapisan es mencair. Letusan super volcano Toba menyebabkan terjadinya penurunan suhu bumi 4-5 derajat, letusan gunung Tambora menyebabkan tahun tanpa musim panas di Eropa. Yang mungkin terjadi akibat letusan gunung berapi adalah debu akibat letusan gunung berapi terlempar ke atas/ udara, berada di tamosfer bumi cukup lama dan menghalangi sinar matahari sehingga terjadi penurunan suhu bumi. Tekanan sedimen dan air di dasar samudera menyebabkan gempa merupakan spekulasi yang kurang akurat, mengenai penyebab gempa bisa dilihat di http:// earthquake.usgs.gov/learning/ kids/eqscience.php atau di http://earthsci.org/education/ teacher/basicgeol/earthq/ earthq.html#OriginofEarthquakes .
    Yang Ke Lima, adapun teori santos Soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki.
    Secara logis, pernyataan di atas susah diterima nalar. Bagaimana lumpur dari laut bisa meresap ke dalam tanah di daratan? Yang mungkin terjadi adalah, lumpur di endapkan pada suatu cekungan, berulang- ulang pada suatu periode tertentu. karena perubahan muka air laut, pengangkatan dsb, maka daerah itu terekspose ke permukaan.
  87. Rizal A. Rivai
    Ke Enam, Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia . Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia , menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko. yang menjadi pertanyaan, data yang dibandingkan seperti apa ya? Kok langsung di kristalisasi ke kesimpulan yang sama? Sistem pertanian di Indonesia yang memakai teras sebenarnya mulai kapan? Borobudur kan dibangun belum terlalu lama, pada saat wangsa syailendra berkuasa di Jawa, dan tidak sejaman dengan Aztec dan Piramida Mesir.
    Dari data-data diatas, maka dengan mudah kita mematahkan tesis dari Seorang Phd yang sangat jelas terlihat adanya “ mismatch” dalam uji krono-logis. Saya yakin kita semuapun bisa memulai berpikir secara kronologis krono-logis.
    Memang banyak bangsa yang mengalami mental inferiority, karena ketertinggalannya trus “ ngundat- undat” dengan menyatakan looh aku “ dulu” hebat looh !
    yang menjadi pertanyaannya, apakah kita bisa dan mampu untuk membentuk sebuah peradaban yang menjadi poros dari seluruh bangsa. InsyaAllah ISLAM mampu untuk menjawabnya.
    P.S: Nobody can go back and start a new beginning. But anyone can start today and make a new ending.
    Wassalam.
  88. oo0o0 sebenar yh indonesia to benua atlantis………..??????
  89. mmh,, gw rasa si bukan.
    daerah tropis nya sama. coba all liat di antara atlantis utara dan selatan, bagian itu juga dilewati garis khatulistiwa juga sama kayak Indonesia.
    Bumi berputar 24 jam, jadi daerah tengah tersebut hanya 2 musim, sedangkan di utara dan selatan layaknya Amerika Utara dan Selatan.
    liat nih di peta,
    http://www.printableworldmap.org/printable-world-map-political-wiki.jpg
    faktanya, Aelutian island di Canada Utara dahulu menyatu dengan bagian timur Rusia.
    terdapat perairan dangkal.
    kesimpulan, Indonesia dan Atlantis tengah beriklim sama, cuma beda tempat. Indonesia tetap Indonesia yang kaya akan material dan bukan Atlantis yang hilang.
    dahulu Indonesia juga sudah ada, cuma namanya berbeda..
  90. apakah benua atlantis it benar” ad????
    Jikalau iya ap dong bukti nya?????
    Please show to me okay…..
  91. Luar biasa… indonesia kaya kok….
    SAYA BANGGA JADI ANAK INDONESIA
    I <3 INDONESIA
    I <3 INDONESIA
    I <3 INDONESIA
    MUUUUUUUUUUUAAAACHHHHHHHHHH….!!!
  92. baru aja uji coba Google Earth 5.0, eh malah ketemu sama Letak Kota Atlantis yang katanya hilang ribuan tahun yang lalu, pengen coba jalanin aja Google earth terus Search di Kordinat berikut : 31 15′15.53N 24 15′30.53W
  93. apapun nama dan letaknya…..rasanya jangan dibuat polemik….tapi disyukuri bahwa kita masih ada umur untuk menerima penemuan baru yang dapat diambil hikmahnya untuk masa yg akan datang
  94. pendapat kesukuan tentang superior aceh, jawa, batak, minang dan lain-lain satu hal yang lucu jika dikaitkan dengan perdebatan atlantis…gunakan nalar yang benar dalam melihat dan mengungkapkan argumen.
    berbicara peradaban tidak lepas dari “rekaman” sejarah…kapan sejarah itu terekam ?
    prasejarah atau sejarah ?
    periode sejarah dimulai saat orang merekam apapun yang terjadi..
    periode prasejarah artinya belum ada pemikiran bahkan siapa manusianya yang merekam kejadian ?
    jika peradaban dan kebudayaan atlantis itu sangat tinggi, secara nalar dan akal sehat dikatikan dengan sejarah bumi…berapa juta tahun bumi membentuk benua-benua seperti sekarang ? sejak berapa lama manusia dengan kebudayaan itu muncul dan terekam dalam sejarah ? periode manusia purba kah ? periode nabi-nabi ? atau kapan ?
    berpikirah secara benar..setiap agama dan keyakinan mengajarkan itu semua…
    jika jawa, batak, aceh dll mengklaim bagian superioritas dari atlantis yang hilang betapa bodohnya pemikiran seperti itu dan itu terlihat dari sejarah, bahwa indonesia mudah dipecah-belah oleh pengaruh luar…itu tidak mengindikasikan indonesia adalah atlantis yang hilang, dimana kebudayaan atlantis disebutkan mempunyai peradaban dan kebudayaan yang tinggi ( super power )
    bangsa super power tidak mudah dipecah-belah…
    dengan masing-masing suku merasa sejarahnya superior, maka mereka menunjukkan kekerdilan berpikir suku itu sendiri…
    silahkan berpikir dengan nalar yang benar..
    • tidak ada salahnya untuk belajar dan berilmu tentang sejarah
      karena Allah memerintahkan untuk mencari ilmu yang bermanfaat sebanyak” nya
      mungkin saya dpt menjawab beberapa pertanyaan anda
      dr yang telah disebutkan diatas bahwa kejadian ini pd prasejarah yg dpt dilihat dr tulisan
      ” candi borobudur kemungkinan buatan tentara Nabi Sulaiman a.s.”
      berarti ketika zaman nabi, prasejarah
      atlantis memiliki peradaban yang hebat, lalu peradaban yang hebat ini hancur dan pecah menjadi berpulau” oleh kuasa Allah SWT, karena benua atlantis yang dipimpin Ratu Bilqis / Ratu Boko yang lebih familiar di jawa yang dipersunting Nabi Sulaiman a.s. melenceng dr ajaran Allah SWT ketika Nabi Sulaiman meninggal
      ketika itu lah ada generasi yang hilang
      lalu mulai muncul lah suku” dengan berbagai perbedaannya dan kepercayaannya di berbagi pulau” pecahan atlantis
      entah dr mana datangnya mereka, hanya saja generasi atlantis kemungkinan sudah hilang
      wallahu a’lam
      Allah SWT Maha Mengetahui, manusia hanya belajar untuk mengetahui
  95. silahkan lihat dan komentari..
    http://www.facebook.com/album.php?aid=22773&id=1064847157
    apakah ini bagian dari sisa-sisa dari atlantis yang hilang itu ?

  96. silakan menyaksikan
  97. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4498073
    ayo diskusi disana mengenai Borobudur….
  98. SAYA PERCAYA ITU
    !!
    and…(visit)(bacaan-menarik.blogspot.com)
  99. sejarah tentang manusia dan atlantis emang wow dah..
    cuman yang ada di kepala saya:
    jika benar indonesia adalah atlantis, dan spekulasi bahwa orang jawa adalah anak turunan dari bangsa atlantis; apakah semua itu bisa membuat bangsa kita lebih maju??
    saya percaya bahwa nenek moyang kita punya sejarah yang luar biasa,
    tapi apakah generasi penerusnya BISA MEMBUAT SEJARAH YANG SAMA??
    thanks infonya pakdhe..hehe
  100. Assalamualiakum, salah hormat untuk admin blog ini dan para komentator lain…
    saya tidak mw bnyak komentar krn saya bkn ahli sejarah dan saya jg bkn seorang peneliti atau yg lainnya…
    saya hanya ingin memberitahukan kpd smuanya, kp rata2 dr anda semua menanyakan “Apakah bukti jika Atlantis itu benar Indonesia?” dan knp anda smua hrus saling berdebat sia2 sperti ni? hal ini SUDAH di ungkapkan dlm bukunya oleh prof.Dr. Arisyio Santos des Nunes dan beliau jg sudah melakukan penelitian selama 30 thn, dan ”Para peneliti AS ini menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia,” kata Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Umar Anggara Jenny, Jumat (17/6), di sela-sela rencana gelaran ‘International Symposium on The Dispersal of Austronesian and the Ethnogeneses of the People in Indonesia Archipelago, 28-30 Juni 2005.
    ANDA BOLEH PERCAYA BOLEH TIDAK itu HAK ANDA.
    >> COBA ANDA BALIK SUDUT PANDANG dan CARA BERFIKIR ANDA <<
    Hilangkan pertanyaan-pertanyaan seperti ini dalam fikiran anda :
    "APAKAH BENAR BAHWA ATLANTIS ITU INDONESIA? APA BUKTI BUKTINYA?"
    Dan silahkan anda ganti dengan pemikiran-pemikiran seperti ini :
    "BUKTIKANLAH KEPADA DUNIA BAHWA INDONESIA ITU ADALAH ATLANTIS SEPERTI YANG MEREKA KATAKAN" & "BUKTIKANLAH KEPADA DUNIA BAHWA INDONESIA BISA, MAMPU, DAN BERPOTENSI UNTUK MENJADI PUSAT PERADABAN DUNIA DALAM BENTUK BUDAYA, KEKAYAAN ALAM, ILMU/TEKNOLOGI, DAN LAINYA SPERTI ATLANTIS(INDONESIA) YANG MEREKA DEFINISIKAN"
    Kita boleh BERBEDA, tapi junjung tinggilah PERSATUAN.
    wassalamualaikum..
  101. bangganya jadi bangsa bekas peradaban manusia termodern dimuka bumi
    ternyata INDONESIA lah tempatnya tp yang terpenting jangan pernah lalai dalam beribadah kepada ALLAH SWT, apalah arti dunia ini jika kita mengetahui hakekat dari akhirat itu ”apakah kamu kira kamu diciptakan dengan main main”
  102. yang penting mendekatkan diri pada ALLAH Swt.,.,.,.,.,.
  103. kalaupun memang benar Atlantis itu di Indonesia bukannya di Bermuda…
    apa sih yang di banggakan…???
    perasaan hanya masalah tempat…
    orangnya udah berbeda bahkan bukan tidak mungkin sudah musnah semua…
    terus kita ini sama sekali ga ada hubungannya dengan mereka orang-orang atlantis
    kita cuma tinggal di tanah yang kebetulan beribu-ribu tahun pernah jadi tempat tinggal mereka… teori leluhur kita kan dari yunan…
    and kalaupun benar ada garis yang jelas tentang keturunan kita dengan mereka… waaah sama sekali ga bangga punya leluhur yang seperti itu…
    mungkin juga benua-benua itu berubah dan terus bergeser.. benua godwana yang memperlihatkan satu kesatuan daratan bisa pisah-pisah dan bergeser juga…
    yang penting mah informasi ini kita serap sebagai salah satu pengetahuan
    yang akhirnya mampu menjadikan kita lebih baik dalam segala hal…
    toh guna belajar sejarah bukan untuk tau sampai sedetail- detailnya melainkan belajar tentang hikmah yang terkandung didalamnya
  104. mna bukti klo indonesia i2 benua atlantis ?????????????????????
    sperti bnda brsjarah atau yg lain.nya ..
  105. waow…..
    g nyangka, slama ini cuma baca di dongeng…
    alamak…..ternyata di negara sendiri Indonesia
  106. tentara langit 99
    saya senang dengan sejarah, mengkaji nya adalah hal yang paling mulia, agar kita lebih mawas diri dalam bersikap, sama seperti bunyi ayat-ayat di dalam al-quran, hampir 30%nya menceritakan riwayat atau kisah para pendahulu kita, agar kita lebih bertaqwa.
    satu hal yang ingin saya camkan disini adalah cerita masa lalu biarlah berlalu, ambil hikmah dibalik semua itu, agar kita bisa menjalani hidup ini lebih baik, kuncinya cuma 3, yaitu; hablumminallah, hablumminal a’lam wa hablumminannas……., 3 itulah inti sari dari apa yang diceritakan baik di al-quran maupun sejarah, semoga bermanfaat….., selamat berjuang……., semogga Allah membuka rahasianya untuk kita semua, Amin
  107. hem…. seruh juga ni buwat namba ilmu pengetahuan…
  108. Dei chandra XI.IPS.2
    tambahin lagi ya..!! cerita yang lebih menarik…!!
  109. Terlepas dari benar tidaknya bahwa Indonesia adalah atlantis yang perlu kita waspadai adalah kemungkinan adanya ‘niatan lain’
    dari orang-orang yang punya kepentingan terhadap Indonesia ini. bisa saja mereka menjadikan isu tersebut untuk memasuki
    Indonesia dengan alasan penelitian tapi malah menjarah sumber daya alam strategis Indonesia, baik yang ada di laut maupun di
    darat.
  110. atlantis sudah musnah. kita jangan terbuai dg cerita masa lalu. indonesia adalah bangsa ini sekarang,
  111. maaf numpang nulis ya….
    beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2007 ,saya membaca koran harian yang terbit di Malaysia. Dan waktu itu saya membaca bahwa ada 2 orang perempuan yang di tangkap oleh pihak berwenang disana yang mana 2 orang perempuan ini mengaku bahwa mereka adalah putri raja dari emporium sunda…..
    Tadinya saya anggap itu hanya sebuah lelucon tapi setelah saya ikuti kasus itu ,saya jadi bingung sendiri…kenapa?karena mereka memiliki pasport dari kerajaanya itu lengkap dengan lambang kerajaannya. Dan lebih herannya lagi kenapa mereka baru tertangkap di Malaysia sedangkan sebelumnya mereka pernah melakukan perjalanan keliling Eropa ? Pihak berwenang Malaysia pun akhirnya dibuat bingung…2 perempuan itu mau diapakan?? mau di deportasi ke indonesia jelas tidak bisa. Kenapa? Karena pemerintah tidak akan mengakui mereka sebagai warga negara kita. Kerajaan sunda sudah jelas tidak ada lagi di bumi pertiwi ,lagipula kita juga tidak pernah mengeluarkan pasport untuk mereka…..
    Sayang sekali hanya sampai disitu saja ceritanya…karena koran tersebut sudah tidak mengulas masalah itu lagi.
    He he he biarin aja lah g ada hubungannya ma atlantis…yang penting aku nulis apa yang aku tau aj!!!
  112. btw nanggapin bahwa dulu Nabi Sulaiman pernah ada di Indonesia….
    saya pernah baca buku… buku ini menceritakan bahwa harta Nabi Sulaiman yang kononya hilang tak tau dimana rimbanya, ternyata ada di bawah laut di sepanjang Pantai Selatan tapi tepatnya dimana pun juga tidak dpat dipastikan.
    Dan masih menurut buku tersebut…Ratu Kidul adalah penunggu / penjaga dari harta Nabi Sulaiman.
    Benar atau tidak buku tersebut saya juga g tau… subhanallah aja deh.
    Ya kalau mau membuktikan silakan para ilmuwan ataupun arkeolog menyelam dan meneliti laut di sepanjang Pantai Selatan….
    Itu sich kalau pada berani …. kalu g berani ya g usah dilakuin….hehehe
    GOOD LUCK !!!!!
  113. Nofire Onfire Atlantis
    please join group ATLANTIS INDONESIA if want to get more about Atlantis
    http://www.facebook.com/group.php?gid=133676386682283
  114. nurkholis minangapentagong
    Di Minangkabau ada peribahasa yang menyatakan bahwa niniknya (leluhur) turun dari gunung merapi (mungkin ini gunung purba dan bisa jadi gunung toba) krn dari beberapa peristilahan seperti untuk kata EMAS di Minangkabau sering disebut AUR KUNING atau AURUM bahasa latin, ninik inilah kemudian yg menyebar ke delapan penjuru angin. Kemudian sifat-sifat demokrasi yang masih dipakai di negeri ini mencerminkan bahwa dulunya sudah ada pilar-pilar kokoh yang terkenal “Tungku Tigo Sajarangan” atau “Dolian Na Tolu” di Batak……bentuk segitiga inilah yang kini menjadi pondasi utama ilmu pengetahuan “Triangulasi yaitu Kosep, meodologi, dan teori”, tanda tiangle juga dipakai oleh illuminaty, apakah ini kesamaan belaka tentu butuh pemahaman yang lebih jitu, Dalam musikpun sifat triangulasi ini juga berkembang seperti adanya wilayah high melodi, midle harmoni, dan low bass ostinato. Jadi, kemungkinan alur di atas harus diteliti dengan pemahaman TANDA
  115. sungguh sangat susah untuk dipikirkan olehhh fikiran dan logis…bahkan susah untuk dicerna dalam fikiran…karna kita tidak bisa menebak allah dan apa yang akan dilakukannya serta smua rahasianya… subbhanawlah
  116. subbhanallah…memang luar biasa smua rahasia dalam kehidupan
  117. Saudara-saudara, perlu diketahui :
    Sundaland bukanlah etnik Sunda (Jawa Barat) tapi istilah yang diakui dunia untuk wilayah yang terbentang di Asia Tenggara ini.
    Sundaland bukan hanya Indonesia, karena Sundaland lebih luas dari wilayah Indonesia saat ini.
    Pemerintahan Administrative Republik Indonesia yang berdiri tahun 1945 berdiri diatas tanah kedaulatan Sunda Nusantara/Archipelago
    Dunia masih mengakui keberadaan Sunda Nusantara sebagai Kerajaan (Empire) Sundaland, karena berkaitan sebagai pusat Keuangan Dunia yang selama ini dipakai untuk memutar perekonomian Dunia.
    Kita semua adalah masyarakat Sundaland dari garis Sunda Malay, ada juga Sunda putih yaitu orang eropa, ada SUnda Hitam orang Afrika, dan juga Sunda kuning maupun Sunda Merah.
    Hak kita semua selaku masyarakat Sundaland dibawah Sunda Nusantara Empire, adalah merasakan kemakmuran selaku pusat asset dunia, hal ini baru bisa terwujud kalau tatanan dunia di atur ulang dan Sunda Nusantara dikembalikan kepada porsinya.
    Cek : utaniu@blogspot.com jangan lupa cek linknya tentang Sunda Nusantara, Niscaya Nusantara kita akan berjaya
  118. sebenarnya benua atlantis yang hilang itu pulau papua yang sangat kaya emas dan hasil tambang…..peninggalan arkeolognya tertutup hutan rimbanya….
  119. gw setuju, peradaban pertama awal manusia di bumi adalah di Indonesia. alasan gw cuma satu dan sangat sederhana, yaitu hanya negara di Indonesia yang mempunyai banyak ragam bahasa, suku, atau ras.
  120. banyak persrpsi mengatakan bahwa atlantis itu ada di jawa,batak,aceh,sunda, dll……….coba kita teliti dulu….kalau orang indonesia yang ada sekarang ini adalah pendatang semua…..
    kita berasal dari bangsa melayu tua yang berasal dari yunnan….
    kenapa kita yang ada sekarang ini merasa bahwa kita adalah keturunan sebuah bangsa yang maju?????aneh memang..
    berbicara tentang atlantis,dahulu memang ada cerita dalam kitab yahudi kuno….bahwa raja sulaiman pernah menerima pasukan yang pakaiannya berbalut emas….dan apapun yang di bawa pasukan tersebut semuanya adalah emas…dan seperti yang di ketahui,raja sulaiman tersebut hidup pada tahun 1000 sm…
    dan tempat tentara itu berasal adalah di daerah barus..yaitu tanah karo sekarang…kalau memang benar adanya…berarti jauh sebelum adanya kutai maupun tarumanegara,di indonesia sudah ada kerajaan yang sangat maju…yang mana barus saat itu sudah melakukan perdagangan dengan bangsa2 maju saat itu….dan itu terjadi 3010 tahun yang lalu….
    jika benar adanya berita tersebut,saya mohon untuk di teliti lagi…saya cuma menyampaikan apa yang selama ini saya peroleh….walaupun saya bukan orang barus tersebut…
  121. Kalo Atlantis itu emang pernah ada (is Indonesia, Santos’) trus lenyap krn serangkaian panjang bencana2 dashyat sebagai penyebabnya…SEREM!!!
    Sepertinya Allah murka atas “degradasi moral segelintir oknum dari bangsa Atlantis saat itu” (menurut cerita Inggrid Benette).
    Sepertinya kali ini Allah murka lg terhadap Indonesia (finally found Atlantis by Santos). hampir mirip dgn serangkaian bencana2nya walaupun dgn skala yg jauh lebih kecil, …mungkin baru peringatan, KARTU KUNING!
    Boleh jadi Indonesia adalah Atlantis, “gemah ripah loh jinawi banget” tp salah urus karena org2 yg kemudian berkuasa jd bermoral bobrok shg kekayaan alam gak dinikmati rakyatnya.
    Bayangin aja, udah ribuan trilyun rupiah hasil tambang di Papua dieksploitasi besar2an oleh pihak asing dan tololnya pemerintah cuma dapet bagian gak sampai 4%, belum lagi di pulau2 lain. MENGENASKAN!
    emas, timah, nikel, minyak, batubara, kayu, dll…dibabat habis, mending klo ada proses pengolahan sehingga menaikkan nilai barang…GAK ADA!
    Sepertinya memang ada kepentingan pihak asing utk memiskinkan Indonesia/ Atlantis ini.
    Faktanya, penggede2 negri ini makin gak tau malu, koruptif, dan bahkan tega menggadaikan kehormatan bangsa. Mgk hal hal ini mirip dgn kasus2 yg juga dilakukan oleh “segelintir oknum bangsa Atlantis” saat itu.
    Maka dari itu, kalo gak mau Allah ngeluarin KARTU MERAH dgn menjadikan Indonesia spt Atlantis jilid II, udah waktunya bangsa ini utk BERUBAH!!!
    Perbanyak ibadah dan doa tp jgn lupa utk segera ninggalin hal2 bejat yg nyengsarain org lain spt yg telah dan tengah terjadi saat ini.
  122. mau indonesia atlastis atau bukan itu bukan masalah yg pnting kita sebagai makhkluk alloh yg tersempurna harus selalu menjaga indonesia dgn baik ………………………..kita harus bisa manfaatkan pemberian alloh yang berlimpah ini untuk kepentingan bersama dan jangan egois…………..okey,,,,
    kalaupun benar kita itu punya warisan keturunan atlantis berarti kita harus banyak-banyak bersyukur,jgn malah menyalah gunakan warisan itu…………….. ……………… ………….
    BETUL TIDAK………..
  123. ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
    WAALLAAHU ‘A’LAM BISSOWAF
    Dalam ilmu KKEJAWEN kata kakek saya manusia pertama dibumi itu aran/namanya JOKO BODO yaitu NABI ADAM yang asalnya bodoh kemudian dipintarkan oleh ALLAH SWT yang menarik kesimpulan peradaban pertama ada didataran JAWA.
    jawa merupakan daerah yang memungkinkan terbentuknya peradaban baru karena faktor cuaca,iklim,kesuburan,juga ditemukannya berjuta makhluq hidup [flora fauna].
    yang jadi pertanyaan mengapa bahasa jawa kuno[SANSEKERTA]mirip dengan bahasa diINDIA,kisah pewayangan pun sama.
    orang jawa terkenal dengan sopan santun dan ramah tamah,sampai sampai BAHASA JAWA BANYAK JENISNYA ada yang halus tinggi[KRAMA INGGIL,KRAMA MADYA DLL.]sedang[KRAMA ANDAP]bahkan kasar[NGOKO]itu semua merupakan ajaran KEJAWEN,kalau seseorang tidak mengamalkan kebaikan maka orang jawa sering menyebutnya ORA JOWO.
    KALAU INGIN TAU ASAL USUL JAWA Anda tidak boleh melupakan dan coba mempelajari AKSARA JAWA[HURUF JAWA].
    AKSARA JAWA ditulis dari kanan,HURUF ARAB/HIJAIYAH dari kiri,kemdian dipisah dengan HURUF CINA DARI TENGAH lengkaplah sudah peradaban.
    sekarang ZAMANnya SILEME GABUS KAMBANGE WATU ITEM yaitu hilangnya PERADABAN JAMAN DULU YANG INGKAR dan JAYANYA ISLAM yang diajarkan oleh NABI MUHAMMAD SAW BAHKAN KETURUNANNYA PUN BANYAK TINGGAL DI JAWA sehingga indonesia islam terbesar diseluruh DUNIA.
    HA[hindu budha]NA[netherlan]CA[jepang]RA[republik]KA[]DA[darul islam]TA[jumenenge wanita/megawati]SA[]WA[]LA[susilo]PA[]DHA[dinemu/KORUPSI DIBERANTAS]
    TERUSNO DEWE YO KONCO SUWUN SENG AKEH……….
    WASSALAMUALAIKUM WR.WB.
  124. wuuuuuihhhhhhhhh…………………………………………
    berarti indonesia cool abi q bangga jd warga ind ……………………………………..
  125. Insya Alloh, akan tiba masanya kembali, manusia-manusia dari Sundaland(khususnya Indonesia), menaklukkan seluruh dunia dan akan memimpin dunia ini menjadi satu pusat pemerintahan(di Baitul Maqdis). Kepemimpinannya akan meliputi seluruh dunia.
  126. aku setuju banget ama pendpat bahwa indonesia adalah atlantis.karena daratan yang pernah tenggelam hanya ada di indonesia baik indonesia barat dengan paparan sunda maupun indonesia timur dengan paparan sahul. aku jadi inget cerita waktu kecil dimana alm ayah aku cerita bahwa tanah jawa dulu adlah pulau tak berpenghuni.kemudian ada salah satu keturunan nabi nuh yang datang dan mendiami pulau jawa dan kemudian mendirikan kerajaan pertama di pulau jawa yaitu kerajaan sumedang larang yang terletak di sumedang saat ini.dimana saat ini kerjaan tersebut juga menjadi misteri karena peninggalannya banyak yang belum ditemukan.
  127. Sudah seharusx kita bangga sbg bangsa Indonesia
  128. kalau pun benar indonesia adalah atlantis yang hilang,kita harus mengambil hikmanya. . .semua bangsa yang hancur bahkan lenyap karena kedurhakaan nya kepada Alloh swt,jangan sampai kehancuran jga melanda bangsa indonesia,di negeri ini sudah banyak pemimpin yang durhaka…
  129. keturunan atlantis
    Anak asli atlantis satu-satunya telah lahir di Jawa Barat badannya bercahaya bisa bicara hikmah bisa membuat keajaiban (senjata saoshiyant)
  130. pantes aja Indonesia jadi negara yang penuh kontroversi di dunia internasional..karna memang sudah menjadi pusat peradaban dari jaman dulunya..
  131. bila sdh di temukan, apa manusia akan lebih beriman?
  132. Q.S 14/24= Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg baik seperti pohon yg baik, akarnya kuat, dan cabangnya (menjulang) kelangit.
    Q.S14/25= (pohon) itu menghasilkan buahnya pd setiap waktu dngan seizin Tuhannya. dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.
    Q.S24/35= Allah (pemberi) cahaya kpd langit dan bumi. perumpamaan cahaya-Nya, seperti lubang yg tidak tembus, yg di dlmnya ada pelita besar. pelita itu di dlm tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yg berkilauan, yg di nyalakan dngan minyak dr pohon yg di berkahi, (yaitu) pohon ZAITUN yg tumbuh tidak di TIMUR dan tidak pula di BARAT, jd dmana TENGAH2, ASIA(INDONESIA). yg minyaknya (saja) hampir2 menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis lapis), dan Allah memberi petunjuk kpd Cahaya-Nya bagi orng yg dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan2 bagi manusia. dan Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.
  133. memang benar tuch, atlantis adalah indonesia.
    jaman dulu kan canggih jd GATOT KACA bisa terbang menggunakan BAJU BESI yang tidak lain adalah MESIN TERBANG.
  134. kevin jonathan sindunatha
    kloe indoesia btul* atlantis aku sangat bangga sekali,,,,,,,
    dan apakah benar indonesia adalah ahli waris atlatis ????
    kloe itu benar aku yaki indonesia akan majj ,,,,,,,
  135. hhmmmmmmmm………
    telah diriwayatkan dalam semua kitab……. semua relief,….. semua ajaran…
    ada rahasia di balik rahasia….. itupun hanya peng”kode”an yang bisa di maknai oleh semua karakter manusia…… boleh saja kalian beranggapan seperti siapa saja…. tetapi kalian belum mengetahui apa yang kuketahui… begitu pula sebaliknya…… jika anda merasa bodoh maka anda pasti akan menyangkalnya….. begitu pula sebaliknya……. fakta mengenai orang modern yang panjang mencapai 10 meter di china…. adalah hal biasa bagiku…. karena seseorang yang mencapai ketinggian 7 meter pun ada di negara kita….. fakta mengenai hidup lebih dari usia 300 tahun pun saya juga tidak heran…. karena saya pun tahu sampai sekarang masih ada orang yang berumur lebih dari 300an tahun dan masih hidup layaknya orang tua biasa yang masih suka mengembara….. semakin heran anda, akan membawa pemikiran pribadi pada keterbatasan cara pandang dan cara pikir seseorang…… karena tiada hal yang tidak mungkin…… taukah anda akan candi yang lebih besar dari borobudur yang baru saja di temukan? antara ada dan tiada…. antara nyata dan ghaib…. antara keyakinan dan realitas logika…… satukan dalam jalur keabsahan……
  136. bangga terhadap anggapan bahwa Indonesia dulu adalah atlantis, itu boleh-boleh saja. Tapi, akan lebih bermanfaat lagi jika kita sebagai generasi muda mulai berjuang mengembalikan kejayaan yang dulu pernah diraih oleh nenek moyang kita lalu menempatkan Indonesia di tempat yang paling mulia. menurutku, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki semua kesalahan. singkirkan semua perbedaan dan galang persatuan demi nusantara tercinta. bukankah hidup damai adalah cita-cita semua orang?
  137. saya bersyukur terlahir dalam keluarga muslim.ISLAM.soal keyakinan negara kita yang tercinta ini yg kata sejarahwan konon dulunya benua atlantis saya percaya di satu masa ALLAH akan bukakan tabir rahasiaNYa.
    jadi pendapat saya setiap manusia indonesia masa yg akan datang(2otahun lagi)ber akhlak mulia,sesuai ajaran rasulullah sehingga akan lahir benua atlantis abad akhir zaman sebelum kiamat qubro datang. AMIIIIIN YA ROBBAL A’LAMIN
    • cerita bohong ini semua…………ga ada itu negri atlantis,,itu cuma dongeng saja…jangan terpedaya oleh hal-hal yang berbau mitos seperti itu,,lebih baik berbicara sesuatu yang sudah terlihat didepan mata kita semua yaitu carut marutnya bangsa indonesia ini, itu yang paling penting….jangankan ingin mengungkap tentang atlantis tentang keberadaan kerajaan pakuan yang di pimpin oleh prabu siliwangi saja sampai sekarang masih menjadi sebuah misteri….jangan terlena oleh atlantis….itu semua cuma hayalan seseorang yang berharap mempunyai negri seperti itu..tapi apa yang terjadi???negri itu hancur oleh KETAMAKAN…..bangsa kita sekarang sedang mengalami berbagai cobaan dari allah swt, lebih baik memperbaiki diri dari pada membicarakan pepesan kosong…..ambil maknanya saja dari cerita atlantis itu……..INGAT GAN….ADA RAHASIA DI BALIK RAHASIA
  138. Pingback: Indonesia is The rel Atlantis | Trimawiasa
  139. peradaban atlantis memang maju… tapi sebatas batu
    bisa dibilang zaman keemasan batu… pemanfaatan akan batu sangatlah besar… bahkan tekhnologi dari batu sampai pada puncaknya…
    sampai2 beberapa batu yang memiliki energi khusus disembah dan dipuja melebihi Tuhan. Hasilnya ancur semua… iLmuan2 pemegang kunci tekhnologi pada lewat…
    yang tersisa pun hanya masyarakat biasa yang hanya sekedar tahu dan tidak bisa memulihkan teknologi itu… sama halnya kita sekarang, kita tahu lampu, mobil, dan teknologi lainnya lah, tapi ketika bencana besar datang. apa kita bisa buat lampu?? yang ada cm obor,,:p
    sekarang era baru… zaman logam/besi dengan teknologi yang baru…
    belajarlah dari sejarah.. jangan jadi konsumen saja, harus bisa jadi produsen… dan yang terpenting secanggih papapun itu.. tidak ada yang bisa melebihi kekuasaan Allah SWT
  140. thx to penulis artikel ini. sangat menarik, buat nambah-nambah wawasan. buat sy , biarkan rahasia ini kita baca , nikmati namun biarkanlah kebenarannya muncul ke permukaan dgn sendirinya. yg pasti, kita ga boleh sok tau, tamak, merasa paling bener, dan tetap open mind. karena prinsipnya, betapa hebat dan jelasnya kebenaran itu – baik kebenaran secara ilmiah maupun secara dogmatis (agama) – ada di pelupuk mata kita, kalau kitanya keras kepala dan “buta” ..tetep aja kita ga bisa menikmati yg namanya kebenaran …
  141. biar kan lah orang mau beranggapan apa
    tetap harus sabar dan tawakal
  142. memang benar indonesia adalah atlantis…..
    sebetulnya itu sudah di ketahui dan di teliti oleh negara barat sejak jaman dulu….
    buktinya indonesia melimpah di segala bidang…tapi bangsa indonesia sendiri tahu baru” ini…..negara barat yang telah mengetahuinya ingin membuat negara indonesia tidak bisa maju….segala sektor di bidang tanaman dan pertambangan di kuasai oleh negara barat…..
    ambil contoh saja freepot yang ada di kawasan indonesia bagian timur….semua di kuasai oleh barat…..
    jika bangsa indonesia mau mencari dan berusaha…tambang binyak bumi yang ada di libya itu belum ada apa”nya di bandingkan di indonesia….
    tapi dasar orang indonesia sendiri sudah pada males jadi negara” lain yang berebutan ingin mencari dan menguasai minyak di indonesia…..
    sebenarnya..indonesia bisa mnjadi negara maju…..tapi semua itu sulit untuk di lakukan karena semua itu sudah di rancang oleh negara” barat supaya indonesia tidak bisa menjadi negara maju….tapi hanya negara berkembang saja…
    kalau tentang indonesia atlantik atau bukan….sudah ada panemuan” yang membuktikan bahwa sudah ada peradaban manusia yang maju sebelum di jamannya….misalnya alat” keramik yang di temukan di dasar laut indonesia(khususnya p.jawa),koin logam yang di jaman nenek moyang kita belum ada itu sudah ada dan ada buktinya…
    dan menurut saya (boleh percaya atua tidak)…sebenarnya atlantik itu tidak brada persis di dasar p.jawa….tetapi berada terbalik di bawah p.jawa…..
  143. Apapun uraian mengenai peradaban Atlantis di atas hendaknya jangan ditelan mentah mentah begitupun jangan ditolak mentah mentah,krn semua kemungkinan2 tersebut bisa saja terbukti kebenarannya kelak,jika menggunakan IPTEK,jadi bukan berdasar cerita2 tanpa bukti2 ilmiahnya.Tp yg terpenting dari itu semua adalah kedekatan kita kpd Allah swt,Tuhan YME & Tingkah laku kita sehari2 yg ahlaqul karimah/berahlak baik,sehingga kelak akan melahirkan generasi2 penerus utk mengungkap kejayaan Nusantara masa silam,agar menjadi Pemimpin Peradaban & Kebudayaan Dunia.Indonesia sangat PANTAS & LAYAK menjadi PEMIMPIN DUNIA,krn kita punya semua sumber daya untuk itu,dengan syarat dipimpin oleh Pemimpin yg ADIL,yg mencintai Rakyatnya,yg memiliki pengetahuan ketuhanan yg tinggi,sehingga bisa mengayomi seluruh agama,suku,golongan.Semua Ilmu pengetahuan Hakikatnya adalah dari Allah swt,manusia hanya diberitahu sedikit ilmu2-Nya melalui akalnya yg terbatas dan juga ilham menggunakan HATI SANUBARI utk mengungkap rahasia2 yg ada di semesta.Insan yg dekat dgn Pencipta Semesta adalah manusia2 yg LUAR BIASA kemampuannya.Memberikan keberkahan buat seluruh semesta,menjadi rahmatan lil alamin.Tanpa itu maka yg terjadi adalah sebaliknya,menimbulkan KEHANCURAN buat sesama,krn hanya mementingkan pribadi dan kelompoknya.Semua cerita2 orang2 besar jaman dahulu yg memberikan sumbangsih utk peradaban dan kebudayaan dunia adalah pribadi2 yg telah LULUS menjadi manusia sempurna,hingga hikmah2,ilmu2,pengetahuan2 rumit tentang Tuhan,semesta seisinya menjadi mudah dipahami oleh kita sebagai manusia awam sekarang.Tantangan terbesar masyarakat Indonesia adalah menjadi pribadi2 yg sangat luar biasa tadi,agar kejayaan Nusantara masa silam bisa kembali menjadi kenyataan di masa sekarang dan yg akan datang.Belajar…Belajar dan…Belajar…Jgn lupa dekat dengan sang Penguasa Ilmu,Allah swt hingga kelak pada saatnya akan DIBUKA khasanah Ilmu Pengetahuan yg akan memberikan pemahaman kpd kita betapa Kemaha Kuasaan Allah,Kemaha Besaran Allah…kita tdk ada artinya..seperti setitik air di tengah samudera,setitik pasir di tengah gurun…
  144. waw…. terma kasii iLmunyaa
  145. Dalam suatu cerita yang saya baca, Atlantis meskipun maju dalam teknologi tapi hancur karena ketamakan bangsanya. Nah, di Indonesia juga seperti itu. Banyak korupsi, banyak berjudi, banyak mencuri, tak takut Ilahi.
  146. Budhi Subroto
    Saya jadi tersanjung sebagai warga negara dan penduduk NKRI
  147. gak penting indonesia jadi atlantis atau bukan, yang penting rakyat makmur, pemerintah adil, hukum dipatuhi, negara dihormati dan dihargai negara lain.
    hidup INDONESIA
    SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!!
  148. assalamualaikum w w.sekiranya kerajaan atlantis bermula pada zaman iskandar zulkarnein.saya lebih percaya cyrus the great itu yang disebut di dalam al qur an /iskandar zulkarnen,apa pendapat anda
  149. assalamualaikum w w,apa juga bentuk kemajuan di dalam alam ini sudah termaktub di alam ghib kehadiran/kemusnahanya,dan usaha anda bagai mana apa ada kemajuan seperti yang anda inginkan.ikut yang di redahi allah subhanahuwa taala selamanya amin,
  150. assalamualaikum w w,saya pada suatu masa dahulu ada wali allah memberitahukan pada saya cara cara menghalau nyamuk dari rumah ,selepas saya amal kan apa yang di ajar kan pada saya,saya diberi tau nabi sulaiman yang menolong menghalau nyamuk dari rumah saya,apa pendapat anda adakah anda se orang yang ber iman,
  151. warih nan bajawek,umanaek batarimo,sabarih bapantang hilang,satapak bapantang lupo,kok hilang nan sabarih cari guru tampaik batanyo ,kok lupo nan satapak cari tunggua panabanganyo,alam takambang jadikan guru,tuhan manjadikan alam seluruhnyo mako tuhan juo nan manjadi gurunyo,asanyo seluruh penduduk sumatra asalnyo minang kabau ,kecuali aceh,
  152. assalamualaikum w w,konsep ilmu pengetahuan,di sebabkan yang mula mula allah taala jadikan ,ialah nur muhammad s a w,maka sekalian ruh ruh ,kursy dan arsy serta surga dan neraka juga allah taala jadikan dari nur muhammad s a w,bahkan empat unsur alam pun allah taala jadikan dari nur muhammad,angin,air,api,tanah,sewaktu allah subhanahuataala menyampaikan seluruh ilmu pengetahuan kepada junjungan kita nabi muhammad s aw,nabi khidir alaihissalam ada berdiri berdekatan dengan nabi muhammad s a w, itu sebabnya nabi khidir di gelar orang yang ber ilmu dari kalangan penduduk langit dan bumi,dimana nabi musa pun disuruh belajar dengan nabi khidir alaihissalam,apa pendapat anda
  153. assalamualaikum w w,konsep ilmu pengetahuan,sekiranya air laut dijadikan, tinta/ink/dawat.niscaya kering air lautan,sebelum habis kalimat tuhan meskipun ,didatangkan tujuh lautan yang sama sepertinya,tidak akan habis kalimat tuhan selama lamanya, apa pendapat anda , adakah anda se orang yang ber iman,
  154. Tidak ada yang lebih benar selain Allah SWT. Jika, setiap orang merasa paling benar dengan dalil-dalil yang diyakininya, bagaimana bisa menemukan kebenaran yang sejati ???….. Inilah wajah Indonesia yang akhirnya terperangkap dalam pusaran ke Aku-an, sehingga tidak dapat melangkah ke depan maupun ke belakang, walau sejenak untuk memahami sebuah kesejatian. Kebenaran hanya dapat ditemukan dalam kejernihan hati dan fikiran. Sadarlah atas keterbatasan kita sebagai manusia agar kita tidak terjebak dalam kebanggaan yang membabi-buta yang justru menjauhkan kita dari kebenaran. Semoga teman-teman dapat mengolah setiap informasi yang ada dalam sebuah diskusi yang berpijak pada semangat menemukan kebenaran bukan ke Aku-an…..